Chapter 20

2.1K 234 95
                                    


Happy Reading

.

.

.

.

.

Sesaat setelah Jungkook menjatuhkan ponsel Jimin, tubuhnya yang hampir limbung, di tahan oleh Jimin. Lelaki yang resmi menjadi kekasihnya itu berusaha mengambil ponselnya untuk mematikan panggilan tersebut.

Setelah berhasil, Jimin membantu Jungkook untuk duduk di sofa ruang tamunya.
"Istirahat dulu sayang, aku akan membelikanmu obat". Jungkook menggelengkan kepalanya. Ia justru memeluk pinggang Jimin dan meletakkan kepalanya di hampir perpotongan leher lelaki itu.

"Tetap bersamaku sayang. Please. Aku sangat membutuhkanmu sekarang". Jimin sedikit memutar kepalanya untuk mencium pipi Jungkook. Ia mengusap terus-menerus kepala lelaki itu.

"Ne sayang, aku tak akan kemanapun. Aku akan ada di sini menemanimu. Ayo ku antar kau beristirahat". Perlahan Jungkook menarik kepalanya dari Jimin. Ia melepaskan pelukannya dari Jimin.

"Aku tak mau istirahat di kamar. Masih penuh dengan bau pesta semalam. Pasti tidak enak". Jimin tersenyum sekilas, sambil mencubit ringan hidung Jungkook.

"Arrasseo, aku akan mengganti seprainya. Tunggu sebentar ne?". Jungkook menggelengkan kepalanya.

"Disini saja sayang. Berbaring lah dulu. Aku mau pinjam lenganmu untuk tidur". Ucap Jungkook dengan bunny eyes nya. Jimin tak bisa menyembunyikan betapa gemasnya dia pada kekasihnya itu. Ia mengusak rambut Jungkook hingga menyebabkan si empunya hanya mengerucutkan bibirnya.

Jimin mengambil bantal sofa dan mulai membaringkan dirinya di atas sofa dengan posisi miring. Tangannya mulai terjulur untuk menjadi bantal kepala, kekasihnya. Jungkook yang melihat Jimin siap dengan posisinya, ikut membaringkan tubuhnya dengan posisi miring. Berbantalkan lengan Jimin, Jungkook mulai mendekatkan wajahnya ke dada kekasihnya.

Tangan kanan Jimin yang menjadi bantal kekasihnya, sengaja ia tekuk untuk mengusap sesekali rambut Jungkook. Sementara tangan kirinya melingkar ketubuh Jungkook. Ia mulai menepuk-nepuk pelan punggung sang kekasih untuk mengantar sang kekasih pada tidurnya.

Sesekali Jimin mencium dahi Jungkook untuk mengantarkan si manis pada mimpi indahnya. Tapi, bukannya tertidur, Jungkook justru kembali terisak di dada Jimin. Tangan kanannya yang memeluk tubuh Jimin meremas baju belakang lelaki itu.

"Hiks.. Aku rindu eomma sayang. Aku ingin melihat wajahnya". Jimin mencium dahi Jungkook lagi, kali ini lebih lama. Tangannya mulai mengusap punggung Jungkook terus-menerus.

"Aku tahu. Tapi, sembuhkan dulu hatimu untuk sekarang sayang. Jangan paksakan jika kau belum siap. Dan sementara waktu ini aku akan membantu eomma mu untuk menjagamu. Kau mengizinkannya kan sayang?". Ucap Jimin setelah ia melepas ciuman di dahi Jungkook.

Jungkook mengangguk di dada Jimin. "Terimakasih sayang. Saranghae Park Jimin sunbae" Bisik Jungkook pelan sebelum ia menutup matanya.

"Nado saranghae Jung Jungkook". Balas Jimin sambil terus menepuk perlahan punggung Jungkook, dan perlahan Jimin ikut memejamkan matanya.

If You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang