DELAPAN

14.1K 771 25
                                    

Setelah deru suara Jeep Derick terdengar menjauh, Maggie baru keluar dari kamarnya. Ia sengaja berdiam diri di kamar setelah mengganti gaunnya dengan pakaian rumah yang lebih nyaman. Ia menunggu Derick pergi. Ia tidak mau melihat pria itu lagi. Ia merasa sakit hati telah di bohongi. Ia sangat membenci Derick sekaligus sangat mencintai Derick. Bahkan perasaan cintanya terhadap Derick sangat kuat melebihi cintanya terhadap Paul dulu. Namun tindakan Derick yang telah membohonginya membuat gadis keras kepala itu tidak bisa menerima permintaan maaf dari pria yang sangat dicintainya itu.

Maggie berjalan menuju ke dapur. Ia tak dapat memungkiri aroma wangi maskulin pria itu  telah melekat di seluruh ruangan rumahnya. Mungkin akan hilang seiring waktu, batinnya. Merasa haus ia berjalan menuju dapur. Di ruangan ini aroma Derick terasa sangat kuat. Ia tak dapat membohongi diri, ia memang merasa kehilangan pria itu. Sialnya, ia sangat merindukan pria itu. Tapi dia telah membohongiku! Batinnya keras kepala. Sialan kau Derick, kenapa kau tega berbuat ini padaku. Jeritnya marah! Ia tidak menangis, tidak.! Ia bukan jenis perempuan cengeng dan melankolis, ketika hatinya tersakiti. Ketika berpisah dengan Paul dulu ia tidak menangis tapi ia merasa sangat marah karena kebodohannya, bisa mudah terkena rayuan manis penuh racun oleh Paul. Sekarang ia merasakan perasaan yang sama. Ia marah kepada Derick. Ia merasa tertipu oleh pria itu. Yang membuatnya sangat marah, ia begitu mencintai pria itu.

Aku akan menelepon Kelly, dia harus menjelaskan semuanya padaku. Gumamnya marah. Ia naik kembali ke kamarnya. Di raihnya ponsel yang tergeletak di nakas, di sentuhlah sebuah nama. Agak lama tersambung, kemudian terdengar suara menyapanya, "halo Maggie...ya ampun, sebulan lebih kita tak bersua, aku jadi kangen kau, London... semuanya...' suara Kelly terdengar ceria.

"Begitu..?" balas Maggie dingin.

Kelly terkejut mendengar nada  suara Maggie tidak seperti biasanya.
"Ada apa, Maggie? Mengapa kau terdengar seperti marah padaku..? Apa salahku...?"

"Kau masih tak merasa bersalah, Kelly? Teganya kalian membohongiku! Puas kalian sekarang mentertawakan aku! Tak kusangka, kau adalah sahabatku! Aku percaya padamu, Kelly!" Sembur Maggie marah.

Kelly makin kaget mendengarnya. Ini kemarahan Maggie yang paling besar terhadapnya. Maggie biasanya tak seperti ini. Mereka sering berbantahan tapi tidak sampai membuat keduanya bertengkar hebat. "Maggie, tenang...coba jelaskan, aku benar-benar tak mengerti..." Kelly mencoba melunakkan hati sahabatnya.

"Kau masih saja menyangkal,  Kelly! Bukankah kau dan Derick telah bersekongkol untuk membuatku malu dan kemudian kalian tertawa puas, dengan apa yang telah kalian lakukan terhadapku! Dasar pembohong!" Maggie terus memberondong Kelly dengan kemarahan.

Kelly mencoba tidak terpancing. Ia mengenal Maggie sejak mereka masih kecil. Sifat Kelly memang mudah sekali meledak, dia sebenarnya bukan pendendam. Namun sekali dia tersakiti jangan harap dapat pintu maaf darinya. Seperti Paul. Dan ini pasti berhubungan dengan Derick. Apakah Derick telah menyakiti hatinya?

"Baiklah Maggie, coba kau jelaskan, apa yang  membuat kau marah padaku, juga Derick....Ayolah, aku sahabatmu...kita sudah saling mengenal selama bertahun-tahun. Pernahkah aku mengkhianati dirimu? Kau sudah aku anggap seperti saudara perempuanku...aku sangat menyayangimu, Maggie..." Kelly berusaha membujuk sahabatnya agar tenang.

Dan berhasil, sekarang hati Maggie agak melunak, walau masih tersisa perasaan dongkol dan marah pada Derick.

"Derick telah berbohong padaku, dan aku yakin kau tahu itu...tapi, kau tak mengatakannya padaku..." kata Maggie masih agak kesal.

"Memang apa yang telah Derick perbuat padamu? Dan apa  hubungannya denganku?" tanya Kelly heran.

"Ternyata, dia adalah seorang CEO dan pemilik Summer Spa London dan jaringannya yang tersebar di seluruh dunia. Aku yakin kau pasti tahu, karena dia itu Bosmu...!!!" ucap Maggie tajam. Kemudian Maggie menceritakan semua kejadian di restoran tanpa ada yang di tutup-tutupi. "Coba saja kalau tadi tak bertemu Alex dan istrinya, semua kebohongannya tidak akan terkuak!'

Big is BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang