1

5 0 0
                                    

          Wanita berkacamata dan berambut hitam legam sebahu itu terseyum begitu dia menginjakkan kembali kakinya di kota metropolitan di negara Tropis  dengan “seribu musim” ini. Terlebih Ayah,Ibu, dan dua adik perempuannya Tania dan Vania yang menjemputnya langsung di bandara, Jet Lag yang tadinya melanda hilang seketika melihat senyum lebar orang – orang yang di kasihinya. “aku rindu ibu sama ayah.” Kata wanita itu sambil memeluk erat kedua orang tuanya sedang kedua adiknya sibuk berebut siapa yang akan membawa koper sang kakak. “kirain kakak pulangnya tidak sendiri, iyakan van ?” Vania hanya mengamini pertanyaan Tania dengan anggukan, seakan mengerti apa yang di maksud Vania. Sedang wanita yang di tujukan pertanyaan itu hanya mengerling sambil berdecak kesal, bagaimana tidak baru saja dia sampai, kedua adiknya malah membahas topic yang paling “sensitive” menurutnya.
Walaupun dia tahu bahwa di usianya  yang sudah menginjak kepala tiga, dia merasa masih belum siap untuk membuka hatinya untuk orang lain selain “pria itu”. Pria yang nama dan wajahnya masih menjadi  nomor satu dihati dan fikirannya bahkan setelah dua belas tahun berlalu. Pria yang juga menjadi cinta pertamanya, walaupun sahabatnya mengatakan jika itu tidak lebih dari cinta monyet anak SMA, dia tidak pernah peduli bahkan jika itu cinta gorila atau kingkong baginya sama saja.

Flashback,
Dua belas tahun yang lalu di  SMA Nusantara.
“Nana sama juan dipanggil sama bu Nita ke ruang guru.” Teriak seorang siswa berbadan bongsor tidak sabar.  “jun, juanda ! kita di panggil bu Nita”. Kata siswi berkacamata, yang sekarang sedang mengguncang – guncang pelan pundak siswa laki-laki yang tengah tertidur pulas dengan posisi duduk. “bi, bisa tidak kamu saja yang ketemu bu Nita, aku ngantuk banget semalam aku tidak tidur lantaran, di tolak kak Nessi, dan parahnya aku ditolaknya lewat sms bi, sms..” siswi bernama Sabrina itu nyaris tidak bisa menahan tawanya mendengar celotehan penuh nada putus asa sahabat sekaligus ketua kelasnya barusan, ditambah lagi seisi kelas sekarang menjadi ramai membahas apa yang baru saja mereka dengar, yang satu dua jam lagi Sabrina yakin akan menjadi bahan gossip terpanas bukan hanya dikelas tapi seangkatan mereka, mengingat pamor juanda sebagai siswa terpandai sekaligus terpopuler disekolah. “ah, sudahlah aku malas meladeni orang aneh kayak kamu, salah sendiri. Anak kuliah mana yang mau pacaran sama bocah yang kencing aja belum lurus.” Sabrina meninggalkan juanda setelah puas meledeknya, sedang juanda hanya mencelos menyadari betapa “perhatian” sahabatnya itu.
“loh, sabrina, juanda mana ?” pertanyaan pertama yang dilontarkan bu Nita saat melihat hanya satu dari dua murid yang dia panggil yang datang. “maaf bu, tadi saya sudah ajak juanda tapi dia sepertinya lagi kurang enak badan. Kalau saya boleh tahu ada apa ya bu ?” sebenarnya apa yang dikatakan Sabrina tidak sepenuhnya bohong karena jika melihat kondisi juanda bukan hanya badannya yang sakit dan lelah karena kurang tidur tapi hatinya juga sakit karena baru saja ditolak. “begini sabrina, ini Dewangga dia siswa pindahan dari bandung, dia pindah karena ikut ayahnya yang pindah tugas ke Jakarta. Dan tujuan ibu memanggil kamu dan juanda kesini untuk membantu Dewanggga dibeberapa mata pelajaran mengingat kalian berdualah yang selalu menempati urutan satu dan dua setiap akhir semester.” Sabrina baru sadar jika ada seorang siswa laki – laki yang berdiri tidak jauh dari dirinya,  anak laki – laki berkulit sawo matang dengan tinggi sekitar 180 cm dengan mata yang sangat cemerlang dan lesung pipi yang terlihat sangat manis ketika dia tersenyum, bahkan sekarang Sabrina tidak bisa berkonsetrasi mendengarkan apapun yang dikatakan bu Nita. Binggo! Dialah  Dewangga Prasetya, laki – laki dengan senyum paling manis yang pernah dilihat Sabrina.

#note : cerita pertama yg bae publish, harap maklum kalo ada typo dn kesalahan pada tulisan..
🌸Menerima kritik dn masukan

💙baeblue😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

satu waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang