Apakah ini akan menjadi perpisahan kita?
Katakan, bahwa itu tak akan terjadi!
Kumohon!
.
.
.
Lelaki itu –pangeran Jangjun menatap lurus ke depan, serius memandang sketsa wajah gadis di tangannya, "Jadi kau tak mendapat apapun mengapa gadis ini dicari?"
Kasim Nam menggeleng, "Tidak pa- maksudku tuan!" kasim Nam berdehem sebentar, "Tapi, bagaimana bisa pangeran mengenal dayang itu? Maksudku bagaimana bisa Anda mengetahui namanya?"
Pangeran Jangjun menghela napas, "Dia... gadis yang membuatku menjadi tak waras."
"Memangnya kapan Yang Mulia waras?" gumam kasim Nam kecil namun masih di dengar Jangjun, ia mendelik kesal, "Maafkan saya!"
Pangeran menyandarkan punggungnya pada tiang yang berada di kedai kecil itu, ia menghela napas tak mengerti lalu menolehkan kepalanya. Hingga tiba-tiba saja matanya menangkap sosok yang berjalan hendak melintasinya dengan jarak kurang dari dua meter.
"Mata itu?"
Pangeran menegapkan tubuhnya lalu menatap punggung orang itu dengan kening mengernyit.
__The Wind for Dandelion Chapter 6 "Two Heart"__
"Nona, dimana Anda akan membelinya?" Sujeong mengedarkan pandangannya melihat keadaan di sekitarnya, ia merasa berada di sudut pasar yang cukup sepi.
"Tak jauh lagi!" ujarnya dan masih terus berjalan, "Di sana!" ucap Jiyeon pada akhirnya, Sujeong mengikuti arah pandang Jiyeon dan seketika itu matanya membulat.
"Nona?" Sujeong menoleh lalu menggeleng, "Nona tak berencana untuk menyerahkanku pada mereka 'kan?"
Jiyeon tersenyum lembut sejenak namun wajahnya berubah datar di detik selanjutnya, "Sayangnya, itu yang kurencanakan."
Sujeong melangkah mundur namun tubuhnya ditahan seseorang, ia mendongak dan semakin membulatkan matanya saat mengetahui orang yang menahan tubuhnya adalah seorang penjaga istana. Dalam satu sentakan lelaki itu menarik penutup wajah Sujeong.
"LEPASKAN!"
Jiyeon melangkah mendekati dayang Lee yang telah berdiri di sana tersenyum telah mendapatkan buruannya, "Aku sudah memberikannya sesuai dengan keinginanmu, sekarang..." Jiyeon mengulurkan tangannya, "Ingat, kau harus membuat lelaki yang kumaksud memilih antaraku dan gadis itu."
"Sebenarnya saya benci melakukan opera seperti ini, tapi sebagai balas jasa atas kebaikanmu. Akan saya lakukan!" dayang Lee menoleh ke dua lelaki di belakangnya, "Ikat dia!"
Kedua lelaki itu bergerak mendekati Jiyeon.
"HENTIKAN!"
Suara itu membuat semua orang di sana menoleh, siluet dua lelaki berjalan mendekati mereka. Semakin dekat hingga Sujeong dan dayang Lee membulatkan mata mereka terkejut.
"Yang Mulia Pangeran?" ujar dayang Lee lalu bersimpuh hormat diikuti oleh semua orang di sana.
"Apa yang kalian lakukan saat ini?" tanyanya dengan pandangan menusuk, ia lalu mengalihkan tatapannya pada Sujeong, "Lepaskan dia!"
Lelaki itu segera melepaskan Sujeong, pangeran kemudian menatap dayang Lee, "Apa kesalahan gadis ini, sehingga kau memperlakukannya seperti ini... bahkan," pangeran memperlihatkan selembaran sketsa Sujeong, "Menyebarkan sketsa wajahnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wind for Dandelion ✅
Fanfiction[HISTORICAL FANFICTION] Kami hanya manusia yang mampu menggoreskan kisah dalam kertas takdir yang telah disediakan oleh Tuhan. Kami bukanlah dewa yang memilih takdir untuk kami jalankan. "Aku telah memilihmu untuk menetap dalam bilik hatiku, maka te...