"Ku buka kembali galeri album foto kita dulu,aku bolak balik tanpa merasa bosan,melihat begitu indah cerita di balik sebuah foto,sambil aku mengobrol sendiri dan tersenyum setiap mengingat cerita di dalamnya.
Andai sebuah foto itu dapat di putar layaknya sebuah film layar 3D yang bisa kapan saja menghayal memainkan seolah-olah begitu nyata di hadapan,haha ... Sudah pasti aku tanpa bosan memainkannya setiap hari,bahkan setiap jam tanpa berhenti.
Tapi sayang ya itu adalah sebuah foto lembaran kertas yang bisa kapan saja hilang,yang bisa kapan saja robek,dan atau juga bisa kapan saja terbakar.Apa boleh buat hanya lewat album foto kita yang aku simpan saat ini,sebagai salah satu kenangan dari kamu.Eh ralat bukan dari kamu tepatnya,tapi aku yang membuat album itu penuh dengan kenangan aku dan kamu.kamu ? Haha .. Mana peduli hal seperti itu.Mungkin jika aku kasih kamu album itu juga nanti bakal kamu buang kan iya heem..
Kamu memang nggak pernah peduli hal-hal yang aku buat secara sederhana,kamu juga nanti bakal bilang aku "alay" ngapain si cetak foto kita yang gaada gunanya gitu ihh nggak banget deh.Hal yang membuatmu risi adalah hal yang membuatku begitu sangat-sangat berharga,bahkan sebutir serpihan pasir.Tentangmu,tentang kita dan tentang cerita kita yang hanya sebatas pertemanan.
Terima kasih sudah mengisi album fotoku yang dulunya kosong sekarang terisi dengan fotomu dengan aku yang akan aku simpan selalu,semoga suatu saat nanti kamu bisa tau,bisa mengerti mengapa aku membuat fotomu dengan ku dalam sebuah album,entah takdir atau memang kebetulan,semoga suatu saat nanti ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeritan Tak Bersuara
RandomAku dan kamu adalah sebuah pembatas yang disebut "Teman"