Maaf kalau ada typo dan jangan komen pendek pliss, akuh masih sakit soalnya ^^
---
Syabila memeluk erat gulingnya dan pikirannya melayang entah kemana.
Mily yang melihat itu mengehela nafasnya " lo mikirn Ray ya bil?"
Syabila hanya mengangguk
"Lo marah sama dia?"
Syabila mengangguk lagi.
"Lo kecewa sama dia ?"
Syabila lagi lagi hanya mengangguk.
"Lo percaya gitu sama foto itu ?"
Kali ini Syabila terdiam. Dia yak tau harus mengangguk atau menggeleng.
"Hati lo pasti ga percaya sama foto itu. Gue yakin hati lo pasti masih mempercayai Ray."
Syabila tidak menjawab pertanyaan dari Mily, dia lebih memilih untuk menenggelamkakn kepalanya dibantal kemudian memejamkan matanya.
"Bil, jawab gue!" Mily membuka bantal Syabila " gue tau ya lo belum tidur!"
Syabila membuka matanya" besok kita harus ke lapangan Mily. Kita butuh istirahat jadi plis jangan mikirin ini dulu oke. Kita omongin ini nanti aja." Ucap Syabila sambil kembali memejamkan matanya.
"Tapi bil...
"Stop! Tidur sekarang, ini perintah!"
Mily berdecak kesal "CK! Lo tuh ini bukan jam kerja ya.! Ucap Mily sambil mengambil posisi tiduran disamping Syabila.
"Udah diem. Bawel!
"Hah, bodo deh. Mimpi buruk lo ntar!" Ucap Mily benar benar kesal.
Syabila yang memunggungi Mily kembali membuka matanya. Perasaannya sangat tidak karuan saat ini. Sebenarnya bisa saja Syabila berangkat ke Jogja besok pagi tapi Syabila sengaja mengambil penerbangan malam ini, itu semua untuk menghindari Ray. Entah perbuatannya ini benar atau tidak yang pasti Syabila masih belum siap jika harus berhadapan dengan Ray hari ini juga.
Syabilapun sengaja menghindari uminya. Karena Syabila tau pasti apa yang akan uminya bicarakan dengannya, pasti tentang Ray.
Kayanya aku harus tambah beberapa hari lagi di Jogja. Aku masih belum ingin bertemu Ray. Batin Syabila.
---
Mily mengikuti langkah cepat Syabila sambil tertatih tatih karena sepatu hak 11 cm nya "bisa pelan ga sih bu ?"
"Siapa suruh! Udah tau jadwal kita ke lapangan, eh kamu malah pake sepatu kaya mau ke mall aja." Ucap Syabila sambil yerus tetap berjalan.
"Iya kali aja gue cuman nunggu didepan gitu." Mily tersenyum malu malu
Syabila tidak menanggapi kata kata Mily, dia terus saja berjalan tanpa menunggu Mily yang susah payah mengejarnya.
Memang urusan mereka sekarang sudah selesai dan waktu juga sudah menunjukkan pukul empat sore. Waktunya kembali ke hotel, mandi kemudian mengistirahatkan tubuh sejenak, sebelum mereka kembali besok atau mungkin lusa.
Langkah Syabila terhenti saat dia menatap sosok yang sangat dia kenal berada didepan mobilnya.
"Ray" ucapnya pelan tapi masih bisa didengar oleh Mily yang juga ikut berhenti dibelakang Syabila.
Ray berpaling tepat saat mata mereka bertemu. Cukup lama mata itu saling menatap sampai akhirnya Syabila memutusnya lalu beristighfar. Jagalah pandanganku Ya Allah.
Ray menhampiri Syabila dan secepat kilat Syabila juga berbalik ingin menghindar dari Ray tapi dia terdiam saat langkahnya dicekal oleh Mily.
"Mau kemana lo? Menghindar? "
Syabila hanya dia tak menganggapi Mily.
"Selesaikan dengan bicara, menghindar tidak akan menyelesaikan masalah kan. Lagi pula dia sangat gentle berani menghampiri lo sampe sini." Ucap Mily
Syabila kembali berbalik. Dia bertekad ingin mendengar langsung dari Ray. Tidak adil jika dia hanya mendengar versi dari berita gosip itu.
Ray tersenyum melihat Syabila yang kembali berbalik ke arahnya.
Pesan Mily sebelum Syabila menghampiri Ray adalah " jangan dibanting anak orang" ucapnya sambil terkekeh.
---
Disini sekarang mereka, disebuah kafe yang dekat dengan hotel tempat Syabila menginap.
"Tau darimana kalau aku ada disini?"
Pertanyaan Syabila terkesan sangat dingin karena tidak ada panggilan mas untuk Ray dan Ray menyadari itu berarti Syabika sedang marah padanya.
"Dari abi kamu." Jawab Ray
Syabila mengagukkan kepalanya.
"Saya kesini mau menjelaskan semuanya sama kamu Syabila. Saya mau kamu mendengarkan cerita saya."
"Oke, aku akan mendengarkan sampai selesai." Jawab Syabila
Ray mengehela nafasnya " jadi waktu itu....
Syabila mengeluarkan ekspresi terkejutnya tapi mulutnya tetap diam sambil menunggu cerita Ray selesai.
"Jadi seperti itu kejadiannya. Saya tidak berharap kamu mau percaya sama saya. Buat saya kamu sudah mau mendengarkan penjelasan dari saya saja sudah sangat bersyukur. Makasih Syabila." Ray yang tak melihat respon apapun dari Syabila segera berdiri. Dia memilih untuk membiarkan Syabila berfikir sendiri.
"Tunggu, Syabila percaya sama mas" ucap Syabila tiba tiba
Ray langsung berbalik dan melihat seutas senyum dibibir Syabila dan apa tadi dia bilang, mas ?
"Kamu mau memaafkan mas dan percaya sama mas ? Tanya Ray bahagia
Syabila terkekeh lalu mengangguk.
"Terimakasih Syabila, mas ga nyangka kamu bakalan percaya sama mas lagi." Ray kembali duduk, rasanya jika tidak mengingat status mereka yang bukan muhrim, mungkin saat ini Syabila sudah dipeluknya erat.
"Syabila minta maaf karena ga ngabarin mas dan maaf ponsel Syabila tertinggal dikamar sejak kemarin." Syabila tersenyum kikuk
"Owh, pantas mas dan umi nelpon tapi kamu ga angkat." Ucap Ray dengan raut wajah penuh kelegaan.
Syabila hanya menunduk malu. Dalam hatinya dia meruntukki kecerobohannya tapi ini ada untungnya juga kan. Akhirnya Ray ke Jogja buat nyusulin dia. Lagi pula hati Syabila masih percaya Ray 100% . Soal
marahnya itu hanya karena perasaan panas karena cemburu.Tenang sudah perasaan Ray. Tidak ada lagi beban yang menghantam kepalanya.
"Minggu depan mas jadi melamar Syabila kan?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Syabila.
Ray terkekeh "pasti" jawab Ray
Syabila menutup mulutnya, kenapa sih dari sekian banyak pertanyaan malah itu yang keluar dari mulut Syabila. Plak
******
Hayooo kira kira gimana saat mereka kembali dari jogja nanti?
Apa yang akan Ray katakan saat konfrensi pers nanti ?
Kira kira apa yang akan Laura lakukan jika tau rencananya udah gagal?
Rencana baru atau mundur ?
Jangan lupa Vote dan Komen nya yaa...
Salam dari akuh yang masih sakit dan berjuang nulis sambil tiduran..^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar HALALnya Syabila (SELESAI) SUDAH TERBIT
Spiritualité(#1 in spiritual 10/10/17) *sekuel dari Kekasih Halalku* * PERINGATAN! cerita sudah TIDAK LENGKAP karena Sudah Terbit* Syabila El-Barack adalah putri sulung dari pasangan Furqon El-Barack dan Siti Aisyah. Di umurnya yang menginjak 23 tahun Syabila...