Part 10

273 31 1
                                    

CMC 10

"Apa Tante? Cantik udah berangkat sekolah?" Alam mengulang kata- kata Tante Shilla-Mamanya Cantik- ketika seperti biasa Alam hendak menjemput Cantik untuk pergi sekolah bersama.

Dan alasan yang Cantik katakan pada Mamanya adalah karena ia piket kelas yang tentu saja bohong. Cantik satu jadwal piket kelas dengan Alam di hari senin dan hari ini adalah hari kamis. Alam hanya menyimpulkan bahwa Cantik sedang tidak ingin bertemu dengannya karena kata katanya semalam.

Alam berpamitan pada Shilla sebelum meninggalkan halaman rumah Cantik dan segera menuju ke sekolah.

Sebenarnya, Alam juga terkejut dengan pengakuannya semalam yang terlalu tiba tiba, ia yakin Cantik pun merasa begitu. Lalu mereka berdua akan canggung seperti dua orang yang baru saja berkenalan.

"Liat Cantik, nggak?" begitu Alam tiba di kelas, ia bertanya keberadaan Cantik pada Alisa teman sekelasnya karena tidak melihat Cantik di kelas.

"Cantik? Nggak liat tuh, biasanya juga bareng lo," ucap Alisa.

Alam mendengus, ia mengitari setiap tempat di sekolah untuk mencari Cantik dan Alam tidak dapat menemukan Cantik di mana pun. Ia memukul udara kosong dan menghela nafas berat. Seharusnya Alam sudah tau hal ini akan terjadi karena pengakuannya, namun Alam masih saja tidak siap. Ia benar benar tidak siap jika Cantik menjauhinya.

Saat bel masuk berdering dan Alam kembali ke kelas, Cantik disana, duduk di bangkunya seperti biasa sambil membolak balikkan halaman bukunya.

"Lo dari mana?" tanya Alam begitu ia menghampiri Cantik.

"Nggak dari mana mana," jawab Cantik mencoba menghindar dari tatapan Alam.

Alam tidak peduli, ia menarik tangan Cantik keluar kelas padahal ia sudah tau bel masuk sudah berbunyi.

"Alam tangan gue! Sebentar lagi Pak Jono masuk!" ucap Cantik setelah cekalan tangan Alam terlepas dari tangannya.

"Bisa nggak, lo bersikap biasa aja dan lupain tentang pembicaraan kemarin?" tanya Alam, wajahnya memerah karena kesal.

Cantik menghela nafas, "gue mau masuk kelas," ucapnya, benar benar menghindari percakapan dengan Alam.

"Nggak! Lo harus bilang kalau lo nggak akan menghindar,"

Cantik menggeleng, "gue mau masuk kelas," ucapnya lagi, kali ini nada suaranya bergetar yang membuat Alam mundur beberapa langkah.

Alam mengacak rambutnya kasar dan memukul dinding dengan keras yang membuat Cantik tersentak ditempatnya. "Lo benar benar buat gue gila," ucap Alam yang terdengar seperti bisikan parau.

Cantik sudah melangkahkan kakinya saat Alam berucap. "Berhenti menghindari gue, karena alasan gue jatuh cinta sama lo."

--

Di luar hujan deras, seolah mendukung suasana hati Cantik yang sedang galau berat. Ia memandang layar monitor laptopnya dan mendengus pelan, Cantik menemukan foto lamanya bersama Alam ketika mereka duduk di bangku Sekolah Dasar. Alam yang dulunya cungkring dan berwajah polos mengingatkan Cantik masa masa ia selalu ingin melindungi cowok itu.

Cantik jadi bertanya-tanya sendiri sejak kapan Alam menjadi lebih tinggi darinya atau sejak kapan pandangan Alam berubah terhadapnya?

Meskipun Cantik memikirkannya, untuk pertanyaan terakhir, Cantik sama sekali tidak dapat menemukan jawabannya.

"Nggak! Gue bilang makan dulu baru pergi!"

"Yah, Alam! Lo janjinya jam 3,"

"Emangnya gue tau lo belum makan siang?"

Call Me CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang