Kado Terburuk Di Ulang Tahunku (02 November 2013)

222 6 0
                                    

(02 November 2013)

“Dreettt..Drett..Drett..Drettt”, suara getar Handphone yang terletak disamping kepalaku . aku pun terbangun dan menyempatkan membuka Handphone-ku. Ketika aku membukanya, ternyata ada sms dari Romy sahabat kecilku yg mengucapkan ulang tahun ke aku. Dan ternyata aku baru ingat kalau ternyata dihari itu aku berulang tahun. Lalu, aku melanjutkan tidur kembali, karena disaat itu aku sangat lelah sekali.

“Kringg...Kringgg...”, bunyi alarm dari Handphone-ku yg terdengar dengan kencang. Tepat pukul 05.00 WIB aku terbangun. Setelah bangun, aku langsung merapikan tempat tidur dan menyegerakan untuk melaksanakan sholat Subuh. Selepas sholat Subuh, aku langsung mengambil alat peralatan mandi dan segera untuk mandi.

Tepat pukul 6 pagi, aku langsung segera menuju ke meja makan untuk makan bersama keluarga. Disaat aku duduk, orangtua ku langsung memberi ucapan untuk aku. Aku sangat senang sekali. Disela-sela makan, aku pun tiba” berpikir aneh, aku berpikir kenapa sahabatku yg paling deket yang bernama Ivan Riftiano tidak mengucapkan ya? Biasanya dia nggak pernah kudet. Dan tiba” aku tidak sengaja menjatuhkan sendok. Aku khawatir ada apa-apa, tapi aku tetap optimis aja. Lalu setelah itu aku langsung menuju ke sekolah, karna pukul 06.30 sekolahku sudah masuk.

Setelah tiba di sekolah, aku disambut oleh para GDS (Gerakan Disiplin Sekolah) dan guru-guru yang berjajar didepan. "Selamat pagi", ucap para GDS dengan lemah lembut. Lalu aku berjalan menuju kelasku, yaitu kelas 8B yang berada paling ujung belakang. Setibanya aku di kelas, aku disambut oleh teman-temanku dengan wajah ceria. Lalu, teman-temanku juga ikut mengucapkan ulang tahun ke aku.

“Tettttt..Tettt...Tettt...”, suara bel sekolah yang berbunyi 3x yaitu petanda bahwa sudah masuk. Sambil menunggu guru datang, aku dan teman-temanku menyempatkan bermain alat musik, nge-game, berbincang-bincang, dll. Lalu, tiba-tiba Putri dan Fanggy teman tim daur ulangku memanggil aku untuk mengikuti demo, karena ada juri Adipura yang akan mengunjungi sekolahku. Aku disuruh untuk berganti baju. Setelah itu, aku disegerakan untuk menuju ke Aula. Selepas acara selesai, sahabat karibku Rania memanggil aku untuk mengajak ke kantin. Disaat perjalanan ke kantin aku pun juga berbincang-bincang dengan Rania. Setiba di kantin, kami membeli banyak makanan, mungkin kami terlalu lapar dan haus. Tiba-tiba, Handphone-ku bergetar lagi. Seperti tanda ada telfon. Aku pun mengeceknya dan ternyata benar ada telfon dari teman ku yang bernama Dani. Dia juga teman karibnya si Ivan Riftiano.  Berhubung aku masih berada di kantin, dan di kantin juga banyak guru, aku berlari menuju ke kamar mandi perempuan.

“Hallo, Assalamu’alaikum?”, ucapku dengan nada getar.

“Wa’alaikumsallam, ini bener Nadia bukan?”

“Iya benar, masak kamu lupa? Hehehe. Ada apa Dan kok pagi-pagi gini sudah telfon aku?”

“Begini Nad, aku Cuma ingin menyampaikan kabar buruk ke kamu.”

“Kabar buruk? Maksud kamu?”, jantungku ikut berdetak kencang.

“Jadi gini, tapi kamu jangan kaget dulu ya. Sebenarnya aku tidak mau mengungkapkan ini semua terlebih dahulu, tapi mau gimana lagi, sebaiknya kamu harus tau semuanya. Kabar buruknya itu...........”

“Apa Dan? Jangan basa-basi kenapa? Aku juga keburu masuk ini!”, suara saya dengan panik.

“Kabar buruknya itu Ivan meninggal dunia karena tabrakan di jalan dhoho tadi pagi”, suara yang disampaikan teman saya dengan santai.

“Innalillahi wa’inalillahi roji’un. Kamu sungguhan? Kamu tidak bercanda? Aku nggak suka kalo kamu bercandaan kayak gini!”, suara saya dengan menantang.

“Beneran Nad, ini juga nggak bercandaan. Kalau tidak percaya telfon aja temenku atau temen dekat Ivan.”, suara Dani yang sangat benar-benar sungguhan.

Lalu, aku mematikan telefonnya tanpa salam atau apapun dan aku pun berlari menuju kelas untuk bertemu Yhura, karna dia teman dekat Ivan dari SD. Ketika aku sampai di kelas dengan wajah lelah dan pucat, tiba-tiba Yhura teman sekelas ku menanyakan aku ada apa yang terjadi. Lalu, air mata ku keluar, karena aku takut jika itu beneran terjadi. Aku menceritakan ke Yhura sambil menangis. Lalu, aku bingung dan resah sendiri. Air mata ku yang keluar semakin banyak ini, menemaniku dalam kebingungan. Yhura mencari info untuk mengenai ini semua. Dan ternyata semua itu benar. Teman SD Ivan yang lain juga diberi tau kalau Ivan benar-benar sudah meninggal dunia. Aku  semakin menangis histeris didalam kelas, aku tidak tau harus melalukan apa. Yang aku bisa kerjakan hanya nangis..nangis..dan menangis. Temanku Via, Ella, Dessy mencoba untuk menenangkanku. Tetapi aku terus-terusan menangis karena aku benar-benar tidak tahu harus terjadi kabar seperti ini. Aku sangat belum rela ditinggal oleh sahabat dekatku yang bernama Ivan Riftiano. Karena dia anak yang penuh ceria hidupnya, dan teman dia sangat banyak. 30 menit kemudian aku mencoba untuk diam, dan berhenti nangis. Akhirnya secara perlahan-lahan aku mencoba mengendalikan diriku sendiri. Dan akhirnya berhasil. Disaat perjalanan pulang, aku pun menangis kembali. Karena aku ingat dengan pesannya bahwa dihari ulang tahunku, dia akan memberi suprise seperti membawakan brownies, keju, kado, dll. Dan ternyata semua itu hanya bisa aku bayangkan lewat angan-angan saja. Dan mungkin ini kado terburuk seumur hidupku. Aku akan berjanji, suatu saat ketika dewasa nanti, aku akan sering bermain mengunjungi tempat peristirahatannya yang terakhir dan tidak akan pernah melupakan kenangan-kenangan yang indah saat ku alami bersamanya. KU AKAN MERINDUKANMU SOBAATT!!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kado Terburuk Di Ulang Tahunku (02 November 2013)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang