#08 - Bad Mood

284 40 22
                                    

"Mama masak apa?"

Mama Mori terlonjak kaget di depan kompor gasnya. Menoleh ke belakang, wanita paruh baya itu bersuara, "Kamu nih Chi, ngagetin Mama aja," ucapnya.

Chichi ketawa, "Mau Chichi bantuin nggak, Ma? Tapi sebenarnya Chichi ada tugas sih," ucap cewek itu tiba-tiba lemas. Mukanya juga nggak seceria biasanya, meskipun masih bisa ketawa.

Mama Mori manggut-manggut, "Kapan ya Mama masak dibantuin sama anak cewek Mama?" gumamnya sendirian.

Chichi langsung bergelayutan di lengan Mamanya. "Mama ih, bukannya Chichi nggak mau bantuin Mama masak. Tapi Chichi emang lagi ngerjain tugas, Ma," ucapnya manja.

Mama Mori cuma ketawa. Sudah maklum sama anak bungsunya itu. "Iya, iya, Mama tau kok. Yaudah selesain dulu sana tugasnya, trus turun makan malam bentar lagi," ucap wanita paruh baya itu.

"He'eh. Papa pulang telat lagi ya, Ma?" tanya Chichi lalu berjalan ke arah kulkas. Membuka freezer mencari sesuatu.

"Iya, Chi. Papa kamu lagi sibuk sampai dua hari ke depan katanya," jawab Mama Mori lalu kembali sibuk di depan kompor.

Chichi nggak nyimak jawaban Mamanya. Soalnya dia lagi sibuk nyari keberadaan makanannya. "Mama tau es lilin yang Chichi taruh sini, nggak?" tanya Chichi langsung noleh ke arah Mamanya berdiri.

"Nggak tau, Chi. Mama nggak lihat ada es lilin dari tadi," jawab Mama Mori tanpa menoleh.

Muka Chichi mendadak mendung, kaya lagi sebel gitu. "Trus kemana dong? Ih, siapa sih yang ngambil?!" omelnya sendiri. Sumpah, dari tadi sebenarnya dia lagi kesel.

"Jangan-jangan kamu sendiri tapi lupa, hayooo."

"Nggak, Ma. Chichi belom makan es-nya. Tadi habis beli tuh langsung Chichi taruh di sini, sengaja mau Chichi makan pas malem," Chichi masih ngeyel.

"Kenapa sih kenapa? Rame banget deh perasaan, pada ngobrolin apaan sih?" celetuk Hiro tiba-tiba nongol di dapur, ikut nimbrung dengan adik dan Mamanya.

Chichi yang lagi kesel tiba-tiba mandangin wajah Hiro, seolah sedang menerawang. "Ki, kamu kan yang makan es lilin-nya?!" tuduh Chichi tanpa basa-basi.

"Hah?!"

"Udah deh ngaku aja. Kamu kan yang makan?!"

Hiro hanya mengangkat bahu, "Iya. Emang kenapa?" jawabnya enteng. Sama sekali tak merasa bersalah. Mama Mori yang mendengarnya hanya bisa geleng-geleng kepala.

Dengan bersungut-sungut kesal, Chichi mengomel, "Tuh kan bener! Nyebelin banget sih kamu, Ki! Kenapa dimakan, sih?! Itu kan punya Chichi."

"Yaelah, itu kan cuma es lilin, Chi. Beli di minimarket kan bisa ntar." Lagi-lagi Hiro menanggapinya dengan santai. Sementara si Chichi udah panas ubun-ubunnya. Emang dasarnya cewek itu lagi bad mood sejak tadi, ditambah kaya gini.

"Seenggaknya bilang dulu kek sebelum ngambil gitu aja," ketus Chichi. Marah.

"Terserah gue dong. Lagian itu tadi kan pake uang gue juga belinya." E-eh, malah nyolot si Hiro.

Chichi bener-bener sebel mendengar jawaban kakaknya itu. Kemudian tanpa aba-aba dia menginjak kaki Hiro. Setelahnya dia langsung pergi begitu saja dari dapur. Tak dipedulikannya teriakan Hiro yang meraung kesakitan. Bodo amat! Siapa suruh nyari gara-gara.

"Woyyy!! Kampret, Chichi! Sakit woyy!" teriak Hiro lalu mengangkat kakinya. Dielus-elus dengan tangannya sendiri di tempat yang tadi diinjak Chichi.

The Superhiro FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang