"Bun, Kak Azka belum bangun ya, bun?" tanya gadis kecil dengan rambut dikuncir dua pada Kirana yang sedang sibuk dengan adonan kuenya.
"Nara, jangan gangguin bunda! Bunda lagi bikin kue tu." ucap pria kecil di sampingnya.
"Adek apaan sih, sopan dikit dong sama kakak, kakak kan duluan lahir dari Adek!" rengut Inara di samping sambil memajukan bibir mungil nya.
"Cuma beberapa menit juga." sahut zakaria.Inara Hayulla Wijaya Dan Zakaria Abima Wijaya, buah cintanya dan Trisbian yang lahir 7 tahun yang lalu. Selama pernikahannya dan Trisbian, Trisbian tidak pernah membuat menangis ataupun kecewa. Trisbian selalu membanjirinya dan anak-anak nya dengan kasih sayang yang berlimpah. Trisbian selalu meluangkan waktu untuk dirinya dan anak-anak nya.
Inara Hayulla Wijaya atau sering di panggil Nara oleh keluarga dan sahabatnya , anak yang sangat manja dengan Azka dan ayahnya. Pernah sekali waktu dulu, ketika Azka mengikuti kegiatan Pramuka berkemah tapi Inara tidak menyetujui hal tersebut, Inara sangat takut jika nantinya Kakak kesayanganya itu tersesat di hutan dan dimakan hewan buas. Inara bersikeras melarang Kakak nya itu tapi tidak di dengarkan oleh sang Kakak hingga akhirnya Inara demam dan terus memanggil nama Azka.
Zakaria Abima Wijaya atau sering di panggil Zac oleh keluarga dan sahabatnya walaupun sering di panggil Ria oleh Nara, anak yang selalu stay cool didepan saudaranya dan bertingkah manja di depan bundanya. Zac selalu memarahi Ayahnya, Azka, ataupun Nara jika terlalu memonopoli bundanya, Zac bahkan selalu merengek ingin di temenin tidur bersama Bundanya. Zac juga selalu memarahi Ayahnya jika selalu mengurung bundanya dikamar mereka dan tidak mengizinkan Zac untuk tidur ataupun masuk dikamarnya, inti bundanya itu cuma punya Zac, Nara dan Azka tidak punya bunda. Begitulah pemikiran Zac.
"Bunda hari ini Zac nakal banget bun." Nara mulai mengadu kepada bundanya.
"Emang Zac melakukan apa di sekolah?" tanya bundanya sambil menutup Oven lalu ikutan duduk di kursi meja makan.
"Zac membuat teman Nara menangis,bun." curhat Nara.
"Zac nggak buat dia nangis bun, dia aja yang terlalu cenggeng." bantah Zac.
"Kenapa Zac membuat dia menangis?" tanya Kirana menatap lekat pada Zac. Zac hanya menundukkan kepalanya, takut di marahi oleh bundanya itu."Dia tanya pada Zac apakah Zac manusia, Zac marah lalu bilang pada kalau hidung terinjak cicak makanya tenggelam lalu dia menangis. Zac kan sebel di tanya kayak gitu emangnya Zac keluarga batu gitu di tanyain begitu." jelas Zac panjang lebar. Kirana yang mendengarkan cerita anaknya hanya terkekeh geli. Ternyata sifat anaknya yang satu ini adalah duplikat dirinya.
"Zac nggak boleh gitu, besok minta maaf sama temannya Nara. Oke?" Kirana mencubit gemas hidung mancung Zac.
"Oke, bun... Wekkk..." Zac memeletkan lidahnya kearah Nara. Nara yang di ejek Zac hanya mendengus kesal."Wahhh,,,,pagi-pagi udah ngajakin perang ni. Pagi Bun." Azka mengecup pipi bundanya lalu duduk di depan kedua adik kembarnya.
"Ini sudah siang Kak! Kakak aja yang tidurnya kayak kebo." ucap Zac.
"Mentang-mentang hari ini sekolah kakak diliburkan kakak jadi kebo deh."ucap Zac.
"Iiisss,apaan sih Zac! Kakak Azka tidur itu tidur ala pangeran nggak kayak kamu, tidur masih ileran. Banjir tu ranjang."serang Nara balik.Azka dan Nara bertos kemenangan melihat Zac yang hanya menekuk wajahnya dengan kesal.
"Ayah pulang." Nara yang mendengarkan suara ayahnya langsung turun dari kursinya lalu berlari menghampiri sang ayah.
"Pas ayahnya pulang bundanya ngilang, dasar anak itu!" Kirana hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putri kecilnya itu.
"Bunda ngak sepenuhnya hilang kok, bunda, ayah, kakak azka selalu disini." ucap Zac menunjuk ke dadanya.
"Uuuhhh,,manisnya adek Zac ini." Azka mencubit pipi Zac dengan gemas hingga Zac meringis alay dan dengan terpaksa Azka melepaskan cubitannya."Tapi lebih manis kak Chacha, kan?" goda Zac sambil mengelus pipinya.
"Apaan sih masih kecil udah ngomongin soal cinta-cintaan. Awas kalau ketahuan pacaran!! Kakak gundulin kamu." Azka yang mulanya termakan godaan Zac kini malah mengancam Zac.
"Yeeee,,, yang mau pacaran siapa? Zac belum nemuin yang kayak bunda, kak." ucap Zac.
"Kakak juga belum nemuin yang kayak bunda."
"Lahhh, kak Chacha di kemanain?" tanya Zac heran."Sudah! Kalian berdua ngomongnya cintaan mulu. Galau bunda dengarnya." ucap Kirana.
"Obrolannya sepertinya menarik, iya ngak Nara." Trisbian berjalan menuju Kirana dan anak-anaknya sambil mengendong Nara lalu mendudukkannya.
"Galau kenapa bun? Cinta ayah kurang? Belum cukup bunda ngak bisa bangun pagi karna cinta ayah, hemm?" tanya Trisbian
"Ayah gila!!" ucap Kirana menutupi semburat merah di wajahnya.
"Dan lihatlah hasil perbuatan kegilaan kita." goda Trisbian.
"Ayah jangan ngomongin masalah itu dong sini! Masih ada yang di bawah umur ni." rengut Azka sedangkan Nara dan Zac hanya memasang wajah bingungnya.Akhirnya mereka makan dengan sedikit gurauaan yang di tujukan pada Zac sedangkan Zac hanya mendelik kesal dan meminta bantuannya pada bundanya.
****
"Zaaaccc, buku matematika kakak kamu kemanain?" teriak Nara dengan suara melengkingnya.
"Hah? Coba cari di kolong ranjang Zac siapa tau nyasar kesitu." ucap Zac yang masih berbaring di antara ayah dan bundanya. Sekarang mereka berada di ruang santai sedangkan Azka duduk dikarpet berbulu.
"Ayah!! Nggak usah meluk bunda gitu." Zac melepaskan rangkulan Trisbian dari Kirana. Trisbian hanya mendengus melihat sikap protektif anaknya itu sedangkan Kirana dan Azka hanya tertawa kecil."Tertawa aja terus!! Dulu waktu ada Kaka Ayah di nomor duain sekarang di tigain bahkan di empatin." kesal Trisbian karena Kirana menertawakannya.
"Lohhh,,kok Kaka di bawa segala sih?" tanya Azka yang tidak ingin di salahkan.
"Emangnya kamu nggak ingat, heh? Ayah Kaka ingin bunda, ayah Kaka mau makan sama bunda, ayah pengem tidur sama bunda. Apa perlu ayah sebutin satu-satu." Trisbian menirukan gaya bicara Azka ketika kecil."Ayah lucu. Hahahaha."ucap Zac sambil tertawa.
Trisbian memberi kode kepada Azka dan Azka sangat mengerti maksud kode yang di berikan sang ayah.
"Rasakannn!!!" Trisbian dan Azka mulai menyerang Zac dengan cara menggelitiki Zac bersama. Zac hanya menggeliat badannya dan meminta bantuan kepada sang bunda. Bundanya turut menbantu Zac dengan menggelitiki Azka dan Trisbian.
"Wahhh,main kok ngak ngajak-ngajak Nara sih!!! SERANGGG!!!!" Nara mulai ikut bergabung dan menyerang orang tua dan saudaranya.Sebenarnya apa itu kebahagiaan?
Kebahagiaan itu dimana kita di kelilingi orang-orang yang menyayangi kita tanpa ada alasan lain di balik senyuman mereka.END
kali ini nggak ada part lagi. Sekarang janji aku udah ngak ada lagi.
Makasi udah selama ini mau baca ceritanya aku.
Sampai jumpa di cerita selanjutnya.
Anyeong👐👐👐Xoxo....
Kecup basah
Thia
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Anakku (TAMAT)
Short Storykirana ramadhania perempuan berusia 23 tahun yang berusaha mempertahankan anaknya Rank #307 /08-10-2017 (shortstory) #251 /11-10-2017(ShortStory) #181/12-10-2017(ShortStory) #144/15-10-2017(ShortStory) #58/21-10-2017(ShortStory) #33/24-10-2017(Short...