ㅡ heartbeat, can you please stop working out of ma control?
ㅡㅡ✨ㅡㅡ
Minhyun merapikan bukunya, bel pulang sudah berbunyi sedari tadi. Tapi kata pulang cepat tak pernah ada di kamusnya. Kadang ia menyesal mencalonkan diri sebagai ketua osis, hanya untuk mendapatkan label 'hebat' dari orang disekitarnya.
"Hyun, udah ke bu Nana kan?!" Suara berat itu, anggota keamanan sekolah. Kang Dongho.
"Hm?" Yang dipanggil hanya menoleh malas. "Lo aja ya yang data anak kelas X."
"Se sekolahan cuma lo, jonghyun sama minki doang yang berani sama gue, kurang garang apa coba gue ke lo?" Rangkul Dongho asal ke bahu Minhyun.
"Lo sama kecoa aja takutnya ngalahin kecewa lo ditinggal si doi." Minhyun menoleh malas sambil mengangkat sebelah alisnya, mengejek.
"Fak, laknat lo!" Jawab Dongho asal, lupa benar jika yang ada disebelahnya adalah sang penegak kedisiplinan yang memang sudah menempel sedari tadi, Kim Jonghyun.
"Point 10. Dua kata kotor, masih berseragam, di lingkungan sekolah." Senyum mengejek tersirat diwajah Jonghyun sembari menulis kesalahan Dongho pda sebuah buku, entah buku apa, sejenis death note mungkin.
"Gue lupa ada malaikat pencabut nyawa. Lagian kan biar kesannya gue garang."
Minhyun tak menghiraukan celoteh keduanya yang masih memperdebatkan soal kebebasan bersuara, entahlah, dua mahluk itu memang sedikit kurang waras. Ia terus saja berjalan meneruskan langkahnya menuju kelas X.IA.3. Tempat dimana Kyulkyung menimba ilmu.
"Dek?" Panggil Minhyun setelah menemukan Kyulkyung yang masih berkutat dengan setumpuk buku entah apa namanya dengan kacamata bundar besar. Jangan bayangkan dia terlihat cupu, karena gadis itu benar benar mempesona.
Saat ditanya kenapa belom pulang Kyulkyung cuma cengar cengir. Sudah bisa dipastikan, kalau gadis itu lupa waktu. Minhyun hanya bisa memutar bola matanya. Senyum manis itu kembali terukir di wajah Kyulkyung. Kembali berhasil meruntuhkan kerja jantung seorang cold city guy Hwang Minhyun.
"Kak, aku mau ke gramed dulu tapi, soalnya Campbell di sekolah ternyata masih jilid lama, mau beli yang baru." Keluh Kyulkyung sembari merapikan tasnya dibantu oleh Minhyun.
Minhyun kadang tak habis fikir, kenapa Kyulkyung begitu maniaknya dengan buku, wajar jika itu buku novel karena seusianya memang sedang marak maraknya baca novel. Tapi ini justru buku pelajaran yang tebalnya naudzubillah. Tapi untunglah Kyulkyung bukan tipe penyendiri dan tertutup, untuk ukuran seorang kutu buku ia termasuk memiliki sangat banyak teman.
"Hyun! Lo balik sama Kyul? Gue nebeng siapa dong? Masa dongho? Yakali!" Gerutu Jonghyun yang entah muncul darimana diikuti Dongho yang masih misuh akibat point yang diberikan Jonghyun padanya.
"Biar kalian makin akrab gih." Jawab Minhyun cuek, lalu membantu Kyulkyung memakai tasnya. Tak sengaja tangan Minhyun menyentuh leher Kyulkyung dan lagi lagi, jantungnya tak mau dikendalikan. Ayolah! Masa iya dia harus terkena serangan jantung sekarang? Ia bahkan belum sempat mengucapkan perpisahan pada ikan peliharaannya.
Kyulkyung berjalan mendahului Minhyun ke tempat parkir. Melewati Dongho dan Jonghyun yang tiada hentinya mendebatkan tentang kebebasan dan demokrasi. Diikuti dengan Minhyun yang mengekor di belakang Kyulkyung.
"Fak, dek! You always know how to ruin my heartbeat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LET HER GO ㅡ Minhyun x Kyulkyung
Kurzgeschichtenㄴ only know you love her when you let her go, and you let her go; ㅡ passenger ㄱ kisah seorang Hwang Minhyun dan segenap kasih sayangnya pada Joo Kyulkyung. "..... but sometimes; we have to let go." ㅡ minhyun. ⓒ2017 bbywind. [ some chapter are priva...