Huhu, komen di chap kemarin dikit. Aku sedih😭😭
♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥
"Si Jabrik udah bangun," kata Seruni setelah selesai mandi dan melihat Deana bangun tanpa menangis.
Ia sedikit senang karena anak bayinya yang sudah menginjak enam bulan beberapa hari yang lalu itu jarang menangis kalau bangun tidur. Biasanya, bayi itu akan memukul-mukul Ibunya untuk memberi tau ia sudah bangun.
Deana tersenyum melihat Ibunya yang menghampirinya. Masih dalam posisi tidurnya, ia mengangkat tangas ke atas, kode untuk minta digendong.
Sedangkan di samping bayi itu, ada Rangga yang masih tertidur pulas. Ia terlalu lelah karena baru tidur jam dua pagi. Karena, bayi kecilnya semenjak umur empat bulan harus tidur sambil mimi susu dan didongengi. Kalau tidak, ia akan menangis.
Rangga pernah berpikir bayinya sudah tertidur lalu ia menghentikan dongengnya, namun tiba-tiba anaknya itu menangis lagi.
Jadi, bapak satu anak itu terus berceloteh lah sampai jam dua. Sedangkan istrinya sudah ketiduran walaupun dalam keadaan masih menyusui.
Seruni membawa Deana ke dalam gendongannya, memberikan ASI karena melihat mulut anaknya yang sudah mangap-mangap.
Wajah Deana yang begitu persis dengan Rangga membuat Seruni setiap kali memberikan ASI dan ditatap oleh anaknya merasa seperti ditatap suaminya. Bahkan, dari bentuk mata dan warna mata-pun persis dengan suaminya.
Selama enam bulan terakhir, dunia pasangan suami istri ini terasa jungkir balik.
Tidak ada malam-malam penuh kemesraan seperti yang mereka lalui sebelum Deana tidur di tengah-tengah mereka. Tidak ada malam-malam penuh kemanjaan seperti dulu. Yang ada hanya malam menguras tenaga dan menguras emosi.
Deana yang terbangun tengah malam. Deana yang ngompol. Deana yang sudah mimi susu tapi malam ketawa-ketawa. Dan Deana-deana lain yang pastinya menganggu tidur kedua orang tuanya.
Bahkan, kantong mata suami istri ini sudah mengalahkan kantong mata mantan presiden itu.
Seruni mengguncang bahu Rangga pelan, membangunkannya. Sudah hampir jam sepuluh pagi. Bahkan, tadi suaminya tidak ikut sarapan dengannya dan Hesty juga Nadi.
"Mas, bangun."
Rangga yang merasa tidurnya terganggu langsung menggeliat tak nyaman. Mengeluarkan gugaman-gumaman kecil sebelum akhirnya membuka mata.
Melihat istrinya yang sedang menyusui anaknya membuat Rangga memejamkan matanya sebentar. Menarik nafas pelan baru memberikan sapaan pada dua perempuan tercintanya.
"Uluh-uluh, Deana lagi mimi," katanya dengan menatap istrinya. "Jadi pengen ikutan mimi deh."
Seruni berdecak. Dalam hati ia memberikan suaminya umpatan. Bisa-bisanya berpikiran seperti itu saat bangun tidur. Padahal, ia berharap disapa 'selamat pagi cantik' oleh suaminya itu.
"Mas mandi gih, kita fitting baju jadi kan?" tanya Seruni sambil mengelus wajah suaminya. Tanpa lupa memamerkan senyum manisnya. "Tadi aku udah siapin air juga buat Mas."
Rangga memasang wajah pasrahnya, ditambah senyum bebek miliknya. Istrinya sudah tertular virus adiknya, si Muna.
Fitting baju yang dimaksud itu untuk acara resepsi mereka yang akan diadakan satu bulan lagi. Kenapa lama sekali dari jarak pernikahan mereka?
Jadi, awalnya mereka berniat untuk membuat resepsi kecil-kecilan saja. Menyulap taman belakang rumah Rangga menjadi tempat resepsi. Niatnya hanya untuk mengundang keluarga dan beberapa rekan kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRS [1] : Night Accident ✅
RomantizmIni tidak seperti dongeng Cinderella yang menghadiri pesta dansa, sepatunya tertinggal dan Pangeran mencarinya. Ini bukan tentang Belle yang dikurung dalam istana Pangeran Buruk Rupa lalu mereka berdansa dan saling mencintai. Ini tak serumit itu. In...