12

139 15 0
                                    

Max’s pov.

Dia tidak ada di sini.

Yang kulihat hanyalah bangkai-bangkai zombie bertebaran.

Siapa yang melakukan ini?.

Mungkinkah Naia yang membantai semua zombie-zombie ini?.

Tetapi menggunakan apa? Seingatku ia tidak membawa pistolnya.

Pertanyaan-pertanyaan dalam benakku pun akhirnya terjawab saat aku melihat sebuah tongkat bisbol patah yang berlumuran darah, tergeletak di dekat semak-semak.

Aku kembali mencarinya di sepanjang jalan.

Saat aku melihat sebuah rumah yang di pekarangannya juga bertebaran bangkai zombie, aku berpikir mungkin Naia sedang berlindung di dalam rumah itu.

Jadi kuputuskan untuk berjalan menuju rumah itu dan melihat apakah dia ada di dalam.

Terkunci.

Pintu rumah ini terkunci.

Apa Naia menguncinya dari dalam?.

TOK! TOK! TOK!.

Pintu yang ku ketuk tetap tidak terbuka.

Dia tidak di dalam.

Aku memutuskan untuk kembali ke jalanan dan kembali mencarinya.

Saat ini bayangan-bayangan buruk kembali berdatangan memenuhi benakku.

Langkahku terhenti saat aku melihat sebuah anak panah yang menancap ke kepala bangkai zombie di beranda.

“Anak panah?” kataku.

Aku memutar-mutar anak panah di tanganku untuk mecari tanda atau apapun yang bisa menunjukkan siapakah pemilik anak panah tersebut.

“Properti milik Shendy?” aku membaca tulisan yang ditulis dengan spidol hitam di atas selembar kertas kecil kemudian di tempelkan menggunakan selotip di ujung anak panah.

“Siapa Shendy?” tanyaku pada diriku sendiri.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mulai next chapter, ceritanya kembali aku buat agak panjang 😁 maaf maaf kalau jadi membingungkan para readers 😅🙏
Jangan lupa vote 😉

3012Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang