Sebuah awal dari hubungan adalah kepercayaan
tapi lebih penting lagi kebahagiaan.—///—
Setelah memandikan seyi, dan menandaninya—karena hari ini akan ku ajak dia ke Cafe—. Aku memasak. Dan sekarang Aku sedang menyendok nasi yang ku beri bumbu kacang merah dan jagung manis. Han Ahjumma sering memasaknya karena aku dan seo joon menyukainya, ah bicara soal park seo joo. Aku akan tanya pada kim myungsoo, bisakah aku bertemu keluargaku. Setidaknya aku mau tahu tampang si Kodok itu, kalau dia tidak tampan seperti angannya kalau ia dewasa. Aku akan mencaci sampai terpingkal-pingkal! Ha, ha!
Aku memasukan kendua mangkuk makan, dan satu mangkuk kecil untuk seyi, tadi saat aku sedang mengobrol dengan myungsoo aku menanyakan 'mengapanaku bisa punya anak, yang bahkan kami saling tak tegur sapa' dia awalnya ingin menjawab, tapi seyi terbangun dan ingin bermanja-manja dengan ku. Dan myungsoo hanya mengerang frustasi. Akibat stres memikirkan kejadian ini mungkin. Pertanyaan yang bodoh mungkin!
Seyi sedang duduk di meja pentri, sembari memakan jagung sisa nasi. Dia benar-benar suka jagung, sedangkan kim myungsoo sedang bersiap di kamar. Entah mengapa dia sangat lama.
"sayang, semua makanan nya sudah siap, mau makan?"
Kulihat seyi mengangguk setuju, dan menaruh mangkuk, lalu meregang kan tangan meminta turun. Aku menaruh sajian terakhir ke meja makan dan merapih kan beberapa yang lainnya sebelum menggendongnya. Dan dia sangat senang karena ku gendong. Saat aku ingin menaruhnya dikursi dia menggeleng, dan memeluk leherku.
"aku mau bersama eomma. Jangan turunkan aku," rengeknya, dan memandangku dengan minat, dan aku tak bisa menolak, aku menyetujuinya.
"asal kau makan yang banyak."
Dia bersorak gembira dan duduk di pangkuanku. Ku penuhi mangkuknya dan dia mulai melahap dengan semangat, aku menunda makanku menunggu myungsoo.
saat seyi sedang asyik makan, myungsoo menuruni tangga dan langsung berjalan keruang tamu, melihatku dan seyi, dia masih saja kaget melihat kami, dan aku mengedipkan mata padanya dan dia terkekeh.
"cantik!" desis nya saat menarik kursi disebelahku, dan duduk sembari menarik mangkuknya.
"siapa? —Aaaa...." aku membuka mulut agar seyi mengikutiku dan seyi mengikutiku dan melahap makanan dengan menggoyangkan kepala, dan aku mengikutinya. itu membuat Myungsoo terbahak. Aku hanya menahan senyum, "Makan!" aku menggalak, dan dia hanya tersenyum setengah.
"Ku kira, kau sangat menikmati menjadi ibu."
Dia berkata sembari melahap makanannya, dan aku tersenyum senang padanya, "Aku sayang padanya.. Iya kan sayang..." aku mencium pipi kim seyi dan seyi mencium pipiku kembali. Membuat raut wajah myungsoo sangat senang. Lalu berubah menjadi senyum jahil, dan aku memincikan mata, curiga.
"Kau sayang pada seyi, apa tidak padaku?"
Aku tersentak, dan melihat seyi memandangku dengan minat, "Eomma sayang appa, kan?" seruan seyi membuat wajahku memerah.
"Apa? eomma sayang Appa?" myungsoo bertanya dengan nada dibuat kaget, dan seyi mengangguk.
"kemarin eomma bilang, sayang aku dan appa, iya kan eomma?"
Mau tak mau aku mengangguk dan membuat seyi 'Aha'. begitu pula ayahnya. Huh! Mentang-mentang anakndan ayah!
"kalau begitu, appa juga mau di cium eomma!" myungsoo berseru semangat, sembari menyodorkan pipinya padaku, "Eomma sayang Appa kan?"
Sial, aku hampir mati karena jantungku menari kegirangan. Aku menelan lusah dan menunduk. "Eomma, apa minta cium... —Aaaa," seyi membuka mukut dan aku menyuapi nasi lagi. Seyi mengunyah dan menungguku mencium kim myungsoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Cupcakes
General FictionBagaimana jika suatu hari, semua dalam dirimu berubah saat kau bangun dari tidurmu, semua nya! Bahkan status mu?. jiyeon tak pernah nyangka, disuatu malam, semuanya sudah berubah, dia tak tahu bagaimana dan untuk apa semua itu terjadi. (BERLANGSUNG)...