Miracle - Harry Styles

1.2K 84 25
                                    


"Styles, kumohon dengan sangat tolong berhenti. Rambutmu akan selesai dengan sempurna sedikit lagi!" teriakku frustasi kepada manusia keriting yang sedang berlari mengejar kucingku itu. Masalahnya, rambutnya akan berantakan lagi jika tidak segera diselesaikan dan akan memakan waktu yang lama untuk memperbaikinya.

"Paul, aku tidak sanggup dengan anakmu itu." keluhku pada Paul Higgins selaku bodyguard Harry beserta keempat temannya itu.

Paul terkekeh, "biasakan dirimu, Ken. Aku yakin kau akan senang dengan mereka jika sudah mengenal mereka lama." Ia bangkit dari kursinya setelah mengusap bahuku pelan dan keluar dengan menutup pintu.

Nice. Membiasakan diri katanya?

Lebih baik aku mengundurkan diri.

*

*

*

Hi. Aku adalah seorang penata rias artis yang cukup terkenal di London, namaku Kenny. Saat ini, aku bekerja bersama Modest! Management dan tugasku adalah bagian menata penampilan pria-pria dewasa gila yang tergabung dalam One Direction itu.

Sungguh, mereka menyusahkanku dan aku merasa sangat tersiksa. Percayalah, mereka semua gila. Terutama si keriting brengsek yang sekarang sudah ada di depan pintu memberikan cengiran kudanya kepadaku. Oh shit, lihat rambutnya. Kembali berantakan seperti semula.

"Oh, Harry! Kau ini bodoh, ya? Seharusnya kau tau alat make up itu tidaklah murah, dan sekarang kau memberantakinya bahkan menghapusnya? Aku tau kau orang kay—"

Harry membekap mulutku dengan tangan kanannya kemudian ia duduk di depan cermin. "Ken, lebih baik kau mulai ulang menata rambutku karena waktu tinggal setengah jam lagi dan aku harus sudah tampil."

Aku menepuk kedua pipinya pelan, "sekarang, diam. Jangan bergerak dan aku akan mengatasimu."

Harry tertawa pelan di tempatnya, "ah, kau tidak berubah dari dulu, Ken."

Aku memilah poni keriting Harry dan mengaturnya ke belakang, "dan tidak akan pernah berubah."

"Maksudmu tidak akan berhenti mencintaiku?"

Oh, sial. Ini mengingatkanku saat masa aku dan Harry menjadi sepasang kekasih dulu.

Dengan sengaja aku menarik keras rambut Harry dan menyisir bagian belakangnya. Duh, parfum ini kembali lagi masuk ke dalam hidungku setelah setahun tak berjumpa.

"Sakit, Ken!"

"Tidak sebanding dengan rasa sakitku waktu itu."

"Maaf kalau aku mengingatkanmu tentang itu, Ken."

"Hm." balasku acuh. "Oh Tuhan, kemanakah perginya make up yang sudah susah-susah kupoleskan pada wajahmu itu?"

Harry hanya menyunggingkan senyumnya yang membuatku menggeram. Tidak pernah berubah, ia tidak pernah tidak membuatku kesal dan jengkel.

TOK TOK

"Styles, kau sudah siap? Kita akan difoto dulu sekarang." ujar Niall dari balik pintu. Detik kemudian senyuman dibibirnya menyapaku.

Harry melompat dari kursi saat aku ingin memulai memoleskan bedak pada keningnya. "Bye bye, Ken!"

"Styles, aku belum selesai!" seruku pada Harry yang sudah tidak terlihat di ruangan ini. Sialan, dia yang berbuat, nanti aku yang kena marah karena tidak mendandaninya.

Aku memutuskan untuk menaruh alat kosemetik di tanganku ke atas meja dan membereskan ruangan ini sedikit. Tadi Niall dan Louis bermain perang yang cukup membuatku menggila dan stres karena ulah mereka. Lihatlah baju-baju dan sampah yang bertebaran di lantai.

One Shot [by request]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang