Pagoda. Penghalang antara fana dan nyata.

25 1 9
                                    


Pagoda emas. Rahayu.

Kadang terasa ragu. Sial. Hatiku membeku ketika panah itu menembus jantungku. Rasanya ingin kubanting apa yang disebut cinta. Konyol. Aku tampak lawak bagai badut taman kota. Tiket konser itu habis terjual dalam hitungan detik saja. Padahal aku sudah menunggu depan layar untuk mengklik tombol utama. Namun hatiku bergejolak. Pikiranku buyar. Disisi lain tiket konser mahal itu bisa ku jadikan makan untuk anak anak yang selalu tersenyum menunggu di rumah kasih. Harusnya aku bersyukur, tapi sumpah serapah penyesalan itu datang lagi. Tangis. Hanya itu yang bisa kuperbuat. Sembari mengelus dada dan berbisik dalam diam "kamu bukan siapa siapa, urungkan niatmu dan berikan para malaikat kecil itu kasih sayang" untuk kesekian kalinya, uang yang ku kumpul urung untuk dipakai membeli tiket impianku.

Pagoda perak. Si mata elang, myung.

Tidak. Untuk kesekian kalinya konser ini hampa tanpa senyum manis malaikat di mimpiku. Aku bisa gila. Dan rasanya ingin kuluapkan tangis ditengah nada nada iringan musik yang kubawa.
Sial. Dalam mimpi aku dipertemukan oleh wanita yang memeluk erat tubuhku dengan tangis disetiap detiknya. Tidak hanya dia. Tangis ku ada diantaranya. Dia selalu mengucapkan salam perpisahan walaupun bibirnya tak pernah mengatakan sambutan selamat datang. Dia yang terus membuat mimpiku dihiasi isak tangis. Dia yang tak pernah kutemui

Pagoda berlian. Autor

Dua orang itu dipertemukan waktu untuk pertama kalinya disebuah musium tua. Sribaduga. Kedua mata itu bertatapan lama dalam diam. Tanpa sadar air mata jatuh dari si pemilik panggilan ice prince.

"Bagaimana bisa aku bertemu dengan tokoh mimpiku diwaktu yang tidak tepat?" Pecahan kaca. Nampak jelas mata myung tabisa menutupi kalap kesedihan yang mendera.

"Rasanya aku ingin mengubur mimpiku yang tak berguna. Tapi aku selalu kembali luluh." Rahayu menutup kedua matanya dan berlutut. Kakinya lemas. Kekuatan yang selama ini dia bendung rusak. Cinta. Siapa lagi tersangka selain cinta yang menjadi profokator.

"Kamu bermimpi hal yang sama kan? Kamu yang selalu mengusik mimpiku dengan air mata karna ucapan selamat tinggal" tangan myung mengepal kuat. Pertahanan myung tak jauh berbeda dengan rahayu. Ini mulai runtuh.

"Ya. Aku bermimpi bertemu dengan mu dengan perasaan berbunga. Aku bermimpi tentang pengucapan kata cinta dan kasih sayang mu padaku. Tapi itu mustahil." Sakit. Hati rahayu hancur mengatakan hal ini. Karna sedekat apa pun nadi kita, kita takan pernah bisa bersatu.

"Kenapa? Kenapa tidak bisa?"

" pertama. Kita berbeda. Keyakina kita berbeda. Kedua. Kau idol, tidak usah membela upik abu sepertiku. Oppa..." lagi. Hati myung tersayat perih akan kenyataan dihadapannya.

"Aku mencintaimu rahayu. Bahkan apa pun itu aku tetap mencintaimu" seketika rahayu mematung sempurna. Myung memeluk erat gadis itu dengan tanpa ampun. Sebesar itu hatinya berkata rasa. Sedalam itunperasaan yang dia hadapi.

"Carilah orang yang lebih baik dariku, aku bahkan tak pernah bisa menonton mu diatas panggung megah. Pengabdianku menjaga malaikat kecil adalah hal yang lebih penting" rahayu tak menolak pelukan itu. Tapi tangis buyar sudah bersamanya.

"Aku mencintaimu walau aku tau kita takan pernah bersatu. Karna kau tak pernah mengatakan selamat datang padaku" myung menatap dua mata gadis yang disayangi nya beberapa saat. Ini sakit. Mungkin tatapan ini adalah kesempatannya untuk pertama dan terakhir.

"Aku mencintaimu walau kau hanya ada dalam bayangan mimpiku. Izinkan aku pergi dan tolong jadilah yang terbaik bagi hidupmu." Pagoda emas. Gadis bernama rahayu itu pergi berlari menjauhi kenyataan pahit. Oke. Bangkit dan berjanji menjadi yang terbaik untuk segalanya. Rahayu berjalan tergar walau matanya tetap mengeluarkan butiran kesedihan

"Terima kasih kau pernah ada dalam mimpiku, terima kasih takdir pernah menemukanmu. Walaupun kita takan pernah bertemu, biarkan aku selalu memanggil namamu dalam setiap laguku. Pagoda emas yang berharga" lirih myung yang masih menunduk lesu dengan mata sembab disalah satu ruangan musium tersebut.

7tahun kemudian

Pagoda perak

Sebuah lagu kubawakan kembali mengingatkan ku pada mimpi terdahulu. Kukubur dalam nada agar aku tau bahwa pernah mencintaimu adalah anugrah yang sangat ku sukuri. Rahayu. Pagoda emas yang paling bersinar.

Pagoda emas

Lagi dan lagi. Radio itu memutar lagu yang sama selama beberapa tahun. Suka. Aku menyukainya. Karna mimpi aku dipertemukan dan pisahkan dengannya. Namun terkadang dengan mengingatnya, aku bisa terus semangat memberikan kasih sayangku pada malaikat kecil yang selalu tersenyum. Rumah kasih. Mereka lebih membutuhkanku.

Pagoda emas dan perak adalah kisah cinta yang berawal dari mimpi mereka yang dipertemukan oleh takdir. Namun kebutuhan dan keyakinan mereka berbanding terbalik satu sama lain. Suatu hari takdir mempermainkan mereka dan membuat mereka bertemu secara nyata di sebuah musium.

Ini adalah pertemuan dan perpisahan.

Mata elang. Myung

Dan rahayu

Emas dan perak memang dipertemukan tapi tak ditakdirkan untuk bersatu.

.......

TAMAT

Jadi gaes mohon maap bahasa baku dan penuh makna ini dibuat dalam waktu limit dan perasaan galau akut. :')

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

P A G O D A (1sht)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang