Bakat terpendam

18 7 0
                                    

Langit masih mendung. Mungkin akan turun hujan. Namun halaman belakang ini sudah basah.
Sepertinya sudah hujan. Bodoh nya lagi aku masih memikirkan hal hujan yang tidak penting.

"permisi, apa aku memiliki bakat?"
Aku bertanya kepada nya.

"Ya, tentu saja! Menurut ku mungkin kau akan jadi yang terkuat," jawab nya dengan semangat.

Namun aura yang kurasakan dari dirinya benar-benar tidak nyaman.

"Dan..aku akan menguji mu," tambah nya. Ia melangkah menuju ku.

Aku ingin berlari dari sini tetapi lutut ku sudah lemas. Ingin berteriak memanggil bantuan tetapi mulut ku tidak bisa membuka.
Tubuh ku sudah tidak bisa bergerak.
Air keringat sudah membasahi dahi ku.

Ia berlari menuju ku dengan tangan kanan nya diselimuti oleh air dari genangan di halaman belakang sekolah ini.

Lalu ia melompat tinggi dan meninju ke arah ku.
Aku berhasil menghindari serangan nya ke kiri, dan jantung ku berdebar tidak karuan.

"Ayo lah! Kenapa kau menghindar? Seharusnya kau masih menangkis serangan ku." Laki-laki itu menengok kearah ku.

Aku tidak menanggapi secara langsung.

Sial! Orang gila! Hari ini ia mau merekrut ku dan hari ini juga ia ingin membunuh ku! Pikir ku.

Setelah itu dia menyerang aku lagi dengan air yang dikendalikan nya.
Aku tidak berhasil menghindar dan kepala ku terjatuh keras akibat terdorong oleh air nya.

Baju ku basah kuyup dan aku memegang pelipis ku yang sakit.
Aku melihat darah yang sudah bercampur air di tangan ku.

Aneh nya setelah itu aku tidak merasa kesakitan lagi maupun rasa takut dan tegang.

"Uh, apa itu sakit?" Ledek nya. Air yang dikendalikan menjadi jarum es yang besar dan menyatu dengan tangan nya.

Dia langsung berlari ke arah ku tanpa memberikan kesempatan istirahat.

Dan beruntung nya aku bisa melihat arah gerakan nya karena dia berlari dengan sangat lambat.

Dia menghunuskan jarum es itu kearah ku.


†††



Christian's POV

Maafkan aku jack, aku harus menguji mu dulu, batin ku.

Ketika aku menghunuskan jarum es yang kubuat dia menghindari dengan mudah.
Lalu aku menyikut kepala nya, dan ia menangkis nya dengan mudah.

Langit-langit yang mendung mengeluarkan hujan yang sudah tidak bisa dibendung.

Aku mengambil langkah mundur yang jauh.
Sedangkan Jack tetap di posisi nya.
"Apa yang dilakukan nya?" Gumam ku tetapi tidak terdengar oleh nya

Aku melepaskan jarum es besar di tangan kanan ku.
Setelah itu aku mengangkat tangan kanan ku tinggi.
Dan air disekitar ku berhenti lagi dan air hujan itu berkumpul menjadi satu dan membentuk tombak es yang panjang.

Aku berjalan menuju dan menebas Jack. Jack menghindari nya lagi dengan menunduk, ia langsung melangkah ke depan.
Aku melihat pelipis nya berdarah, tetapi wajah nya tidak menunjukan rasa takut dan sakit.

Ia mengangkat tangan kanan dan tangan kiri nya di bawah untuk menjaga keseimbangan.
Setelah itu air di tangan kanan atas berhenti dan berkumpul juga menjadi tongkat es sama seperti ku.

Guardian Of LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang