Tujuh

262 5 3
                                    

Setelah selesai mandi giliran Trixie yang mandi.

Apa benar Damar sudah dijodohkan sama wanita lain? Tanya Vina dalam hati.

"Vin, kenapa ngelamun aja? Nanti kesambet loh.." Ucap Trixie mengagetkan Vina yang sedang melamun.

"Eh, enggak kok"

"Eh, ayo kita turun pasti semua udah nungguin kita,"

Vina dan Trixie pun turun ke lantai bawah menuju ruang makan. Disana sudah ada papa, mama dan kakak-kakak Vina.

"Ehm.. Trixie kamu mau gak om ambil hak asuh sebagai anak om?" Ujar papa Vina.

"Ehmm, aku mau sih om. Tapi papi sama mami gimana?"

"Aku sudah menghubungi mereka, mereka bilang dia mau karena mereka sudah tidak menganggapmu sebagai anak mereka."

Sendok yang dipegang Trixie terjatuh dari lantai.

"Apa? Sekarang papi sama mami udah nggak nganggap aku sebagai anaknya?" Ucap Trixie menangis.

"Kenapa bisa om? Padahal mereka yang besarin aku, mami yang lahirin aku dan papi yang selalu menghiburku. Tapi kenapa mereka sekarang udah gak nganggap aku sebagai anaknya sendiri?" Isak Trixie.

"Udahlah Trix, jangan urusin orang tuamu lagi. Kan sekarang kamu udah jadi adek aku iya kan pa?" Ujar kak Nabila lalu merangkul pundak Trixie.

"Iya. Jarang-jarang punya adek bule..." ujar kak Rizki.

Vina yang melihat para kakaknya dan orang tuanya yang sangat senang karena Trixie telah menjadi anggota baru keluarga mereka.

"Pa, ma, kak aku ke kamar dulu ya. Mau ngambil handphone yang ketinggalan di kamar."

"Hmm.." ucap papa, mama dan para kakaknya Vina.

Vina naik ke kamar dan mengunci kamarnya.

Kenapa sekarang papa sama mama cuek sama aku. Apalagi kak Rizki sama kak Nabila. Kenapa? Kak Alvin, kak Alvin kemana sih? Udah hampir sebulan kak Alvin pergi dari rumah, aku pengen ketemu sama kak Alvin.
Batin Vina dalam hati.

Kak Alvin, kakak Vina pergi dari rumah karena ia telah melakukan kesalahan kecil pada mama. Padahal hanya masalah kecil sampai-sampai papa mengusir kak Alvin.

Tok.. Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu mengagetkan Vina yang sedang merenung memandangi foto kakak kesayangannya, kak Alvin. Vina pun langsung menghapus air matanya. Dan membukakan pintu kamarnya.

"Kok pintunya dikunci sih Vin? Enggan biasanya kamu kunci kamar sebelum kamu mau tidur" ucap Trixie curiga.

"Enggak pa-pa kok. Cuma tadi aku lagi nulis diary jadi aku kunci deh.. hehehe" ujar Vina bohong.

"Hayo.. nulis apa? Kok main rahasia-rahasian segala,"

"Enggak kok. Dari pada kita basa-basi didepan pintu mending kita ngerjain pr yang tadi dikasih sama kak Tonny, dosen kimia."

Vina dan Trixie pun mengerjakan pr yang tadi diberikan kak Tonny.

"Oh,iya Vin, tadi dikantin kampus ada gosip baru loh.." ucap Trixie memulai percakapan.

"Gosip apa? Ah enggak ah.. aku tuh gak suka sama yang namanya gosip"

"Tapi ini tentang kamu."

"Hah.. tentang aku. Emangnya aku digosipin apa?"

"Kalau kak Tonny itu suka sama kamu"

"Apa? Serius?"

"Iya, serius!"

"Ah.. enggak. Pasti itu gosip bohong. Mana mungkin kak Tonny suka sama aku, aku kan cuma cewek yang enggak terkenal dikalangan laki-laki."

"Tapi serius. Kak Tonny itu suka sama kamu. Masak kamu gak suka sih sama kak Tonny? Padahal kak Tonny itu ganteng, pinter, tinggi. Pokonya banyak deh.."

"Kamu suka ya sama kak Tonny? Kalau kamu suka sama kak Tonny mending kamu pacarin aja deh.." ucap Vina kesal.

"Ya, enggaklah Vin, kamu tahu kan kalau aku suka sama Damar."

Vina hanya cemberut melihat sahabatnya yang selalu mengejeknya tentang masalah cowok.

"Ah.. udah aku mau tidur. Ngantuk, good night." Ucap Vina lalu berbaring ke tempat tidur.

"Ih, Vina kamu kok gitu sih.."

Trixie pun hanya memasang wajah memelas dan ikut berbaring disamping Vina dan memejamkan mata.

Keesokan harinya...

"Trixie ayo bangun, kamu mau mandi gak? Ini aku dah mandi loh" ucap Vina setelah keluar dari kamar mandi.

"Iya-iya. Emang ini jam berapa?"

"Yah, sebenernya masih pagi. Ini udah jam 05.30," ucap Vina sambil cengengsan.

"Ya ampun Vina, ini masih pagi kan kita berangkat kuliahnya jam 08.00"

"Iya-iya. Aku tau kok."

Akhirnya Trixie mengalah, ia mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi.

Tiba-tiba ada pesan WA masuk dihandphone Vina.

Damar : Halo Vina, selamat pagi! 😊
Vina     : Selamat pagi juga Mar, ada apa kok tiba-tiba WA aku pagi-pagi?
Damar : Enggak ada apa-apa kok 😊.
Cuma mau ngucapin selamat pagi, emang gak boleh ya?
Vina     : Boleh kok .oh, yadah. Aku mau sarapan dulu ya. Nanti ngobrolnya di kampus aja.
Damar : Ok 👍👍.

Trixie keluar dari kamar mandi dan melihat Vina senyum-senyum sendiri sambil memeluk handphonenya.

"Ciee...ciee... senyum-senyum sendiri. Dapat chat dari siapa emangnya?" Kata Trixie dengan kata-katanya yang manis.

"Eh.. enggak kok.." ucap Vina tersipu malu dengan pipinya yang merah merona.

"Ehmm..ehmm.."

"Ih, apaan sih Trix, udah mendingan kamu ganti baju dulu. Aku mau ke lantai bawah dulu nyusul sarapan papa sama mama."

Vina pun keluar kamar dan menuju lantai bawah tempat ruang makan.

"Ma, pa, kak Rizki, kak Nabila. Kalian dimana? Kok sepi sih?" Ucap Vina.

"Ma, pa, kak Rizki, kak Nabila." Ucap Vina setengah berteriak.

Apa mama sama papa masih di kamar? Ehmm.. mendingan aku ke kamarnya papa sama mama deh. Batin Vina dalam hati.

Vina pun menuju ke kamar orang tuanya.

Tok..tok..tok..

"Pa, ma, ini Vina." Ucap Vina. Tidak ada jawaban Vina pun langsung membuka pintu kamar.

Kok enggak dikunci? Biasanya kan kamarnya dikunci.. batin Vina dalam hati.

Saat memasuki kamar Vina membuka korden kamar yang masih tertutup belum dibuka oleh mamanya. Dan..

BERSAMBUNG. . .


Cinta SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang