SEBENARNYA Kay ingin sekali menanyai hal yang diucapkan Ghia tadi, namun ia takut jika pertanyaannya malah hanya menyinggung perasaan Alan.
Apa ini juga ada hubungannya dengan pembicaraan Key dan Alan waktu itu? Alan juga tak mau memberitahukan hal tersebut kepada Key.
"Itu Kak Ito." Ucap Alan sambil menunjuk orang yang di sebut.
"Ehh--yaudah gue ngomong sama Kak Ito dulu." Jawab Kay sedikit kaget karena tadi ia melamun.Sementara Kay bicara dengan Ito, Alan memikirkan perkataan Ghia tadi. Bagaimana jika Ghia benar-benar senekat itu untuk membocorkan rahasia Alan selama ini?
Ia takut dan tak mau setelahnya Kay malah menjauh karena tak bisa menerimanya.
Ancaman Ghia sepertinya memang serius. Mengingat bahwa Ghia orangnya sangat nekat melakukan apapun yang ia inginkan.
Tak sadar ia melamun memikirkan hal tersebut, Kay sedari tadi sudah berdiri di depannya.
"Eh sorry gue nggak liat lo ada di sini. Yaudah kalau gitu balik bareng gue aja sekaligus." Tawar Alan.
"Nggak usah gue bisa balik sendiri."
"Tapi kaki lo masih sakit."
"Nggak usah, Lan."
"Gue nggak mau lo kenapa-kenapa."
Suatu kalimat singkat yang dapat membuat Kay bahagia.
Detak jantung Kay kembali terpacu. Kenapa Alan harus selalu membuat detak jantungnya semakin cepat.
Kenapa Alan harus seperhatian ini dengan dirinya?
Alan tersenyum pada Kay sambil memegang bahu kanan Kay. "Pulang sama gue ya. Key udah balik, jadi sama gue aja."
Alhasil Kay hanya bisa mengangguk dan mengikuti langkah Alan.
Setelah Alan menghidupkan motor ninjanya, Kay langsung naik di jok penumpang. Kali ini ia menutupi wajahnya dengan jaket yang ia pakai sambil menunduk. Ia tak mau Ghia melihat dirinya bersama Alan.
***
Baru saja pukul 8 pagi, namun Key sudah membangunkan Kay dari tidurnya. Secara ini adalah hari Minggu, dimana Kay selalu bangun siang.
"Ngapain sih ah gue lagi enak-enak tidur juga!" Protes Kay yang kembali menarik selimutnya.
Lantas Key langsung menarik selimut Kay dan mengguncangkan kembarannya itu agar bangun.
"Temenin gue." Pinta Key.
Kay berdecak. "Sendiri aja gue masih ngantuk."
'Duh, gimana lagi sih cara ngebujuk dia?!' batin Key kesal.
Akhirnya karena sudah kesal, Key menyiram wajah Kay dengan air. Sontak Kay langsung bangun dan tambah mengomel.
"Ah elah--" Belum selesai Kay bicara namun Key sudah menarik Kay menuju kamar mandi.
"Cepetan mandi." Perintah Key.
Setelah itu Kay langsung menutup pintu kamar mandinya. Beberapa menit kemudian, Kay sudah rapih dan siap untuk pergi--walau ia juga belum tahu akan di ajak Key kemana.
Key hanya bilang. "Udah ikut aja pasti lo seneng."
Mereka berdua melangkah keluar rumah lalu malah berbelok haluan ke rumah Alan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AntiSocial
Fiksi RemajaAku suka kamu, kamu suka dia, dia pacarmu, aku hanya tetanggamu. Kisah gadis yang baru saja pindah dari Bandung ke Jakarta dan memiliki tetangga yang akhirnya gadis itu sukai. Kayla tak pernah berani menyapa lelaki itu sejak ia menyadari bahwa ia me...