Yunmi melangkah menyusuri lorong tempat dimana ia akan membersihkan diri dan mengganti pakaiannya sehabis melakukan operasi. Ya, hari ini ada banyak jadwal operasi yang harus di tanganinya.
Setelah selesai membersihkan dirinya, yunmi kembali menuju ruangannya. Wanita itu mengambil jas putih kebanggaannya lalu mengenakannya kembali.
Yunmi menghempaskan tubuhnya di atas kursi. Hari ini terasa terlalu panjang baginya. Setelah beberapa saat wanita itu larut dalam diam lelahnya, yunmi kembali mengangkat wajahnya. Di raihnya ponsel miliknya yang entah sejak kapan tidak tersentuh olehnya.
Delapan belas panggilan tidak terjawab dan dua notif pesan chat. Segera yunmi membuka ponselnya untuk mengetahui siapa yang berusaha menghubunginya.
"Jongdae" gumam yunmi saat hanya nama jongdaelah yang tertera di history panggilannya.
'Yunmi-ya, siang ini ayo makan bersama'
'Aku akan menjemputmu'
Yunmi membaca dua pesan yang baru saja ia buka itu. Selesai membacanya refleks yunmi menilik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Wanita itu menghela nafasnya gusar. Jam makan siang bahkan sudah lewat.
Buru-buru yunmi menekan kontak jongdae berusaha menghubungi pemuda itu menanyakan keberadaannya juga untuk meminta maaf.
Tutttt...
Tut....
"Yun-"
"Jongdae-ya, maafkan aku, aku tidak tahu kau menghubungiku, ponselku ku tinggalkan sedari pagi. Aku baru saja-"
"Heiii-ya, yeobo" potong jongdae saat di sadarinya wanita itu berada dalam suasana hati merasa bersalah padanya.
Yunmi terdiam. Nafasnya tersengkal di dalam kerongkongannya setelah melontarkan kalimat panjang yang tidak sempat ia selesaikan itu.
"Maafkan aku" suara yunmi lemah.
"Ya, mengapa harus meminta maaf. Sekarang sebaiknya kau pergi ke taman belakang rumah sakit karena seorang pemuda tampan menunggumu di sana" lanjut jongdae dengan suara renyahnya.
Langkah demi langkah ringan yunmi ayunkan untuk segera tiba di taman tempat di mana jongdae telah menunggunya. Yunmi menghentikan langkahnya saat punggung dengan kemeja berwarna biru muda itu tertangkap oleh kedua matanya.
Sesaat yunmi menatap punggung tegak itu dengan tatapan sejuta makna. Yunmi melangkah pelan menghampiri dan sang pemilik punggung menoleh dengan senyum khasnya saat langkah gadis itu semakin memperpendek jarak di antara keduanya.
"Eoh, kau sudah di sini" suara jongdae dengan senyum lebarnya menuntun yunmi untuk ikut duduk di sisinya.
Yunmi tidak lagi dapat bersuara. Gadis itu hanya terdiam merekamnya dengan saksama saat dengan begitu telaten jongdae membuka kotak demi kotak makanan yang ia bawa.
"Aku tidak sempat memasak jadi- aku hanya membelinya. Ku harap ini akan sesuai dengan seleramu" suara jongdae sembari membuka kotak makan siang dengan hiasan begitu indah itu.
"Aku bahkan tidak tega untuk memakannya" jawab yunmi tanpa mengalihkan tatapannya dari kotak makanan yang di bawa jongdae.
"-tapi aku lebih tidak tega jika istriku tidak dapat makan hanya karena merasa hidangan ini terlalu cantik" kata jongdae. Di todongkannya sumpit berisi makanan yang sebelumnya ia ambil.
Mau tidak mau yunmi membuka mulutnya, menerima makanan yang jongdae sodorkan kepadanya lalu mengunyahnya pelan. "Kau bahkan jauh lebih cantik dari sekedar tampilan makanan ini" suara jongdae di sela aktifitas mengunyah istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush On You
FanfictionTanpa ada angin dan tanpa ada hujan ia bilang ia ingin melamarku ?