Keluarga Hyuuga sudah kembali ke rumah mereka dan menemukan dua sejoli sedang duduk di sofa menonton televisi. Dengan posisi Naruto memangku Hinata dan meletakkan kepala pirangnya di bahu wanitanya itu.
"Tadaima! "
Seruan keras Hanabi menghancurkan momen Naruhina. Naruto yang mendengarnya terkaget dan otomatis mendorong Hinata dari pangkuannya hingga terjungkal ke depan. Untung saja ada Neji yang menangkap adiknya itu. Sehingga Hinata terselamatkan dari kerasnya berciuman dengan lantai.
Hanabi yang melihat itu sontak berteriak. "Ya tuhan Nee-sama!" Dengan tergopoh-gopoh menghampiri asal suara Hiashi dan Hikari tiba diruang televisi memandang apa yang terjadi. "Ada apa ini?". Tanya sang kepala Keluarga. "Tidak ada apa-apa Tou-sama",Jawab Hinata yang sudah memperbaiki posisinya.
Mata Hiashi memperhatikan Hinata lalu berpindah ke Naruto. "Kau kenapa Naruto? Kau terlihat kelelahan", Tanya Hiashi yang melihat Naruto berwajah pucat dan sesekali memijat pinggangnya. Semua orang menahan tawa mendengar pertanyaan dari Hiashi. Tentu saja mereka tahu Naruto lelah karena apa. Naruto sibuk berkebun di ladang subur. Khu khu khu
"Saya baik-baik saja Otou-sama! ", Jawab Naruto dengan senyum paksa. Dia menahan nyeri dipinggangnya. Salahkan saja birahinya yang tak terbendung sehingga dia bersemangat sekali berkebun bersama Hinata di setiap sudut rumah dan kesempatan yang ada.
'Dasar mesum rasakan sakit kan pinggangmu' batin Hinata antara sebal dan senang
"Ada apa dengan pinggangmu? Kau habis melakukan apa dengan Hinata?", Tanya Hiashi kepada Naruto.
Para Hyuuga bersemu merah mendengar pertanyaan tersirat Hiashi. Sedang yang ditanya Hanya berkeringat dan mencari jawaban yang sekiranya pas. "Tentu saja Berkebun Otou-sama! " Naruto menyengir kikuk.
"Hn, semoga ladangnya subur dan Berkebunmu cepat panen ya!" Jawab Hiashi dan berjalan berlalu meninggalkan Naruto yang membeku. 'Sial apa ayah mertuanya tahu' batin Naruto bergejolak antara malu dan takut. Bagaimana jika keluarga Hyuuga mengetahui bahwa Hinata sudah tidak murni lagi. Apa dia akan mati sebelum menikah. Naruto menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sementara yang lain hanya terkikik melihat tingkah Naruto yang lucu. Naruto sudah berubah. Tak ada lagi wajah bak jalan hidup author yang datar. Dan wajah dingin miliknya sudah hilqng entah kemana. Naruto sudah bisa menunjukkan berbagai ekspresi walau itu hanya didepan keluarga saja. Tapi itu sudah kemajuan kan.
"Baiklah kami tunggu Panenmu ya~". Seru Neji dan Hanabi kompak lalu meninggalkan ruangan. Hikari hanya tersenyum lalu menepuk bahu Naruto dan melemparkan senyum misterus sebelum mengikuti langkah Hanabi dan Neji meninggalkan Ruangan. Sementara dua orang yang ditinggalkan merona merah.
Hinata yang pertama tersadar langsung menarik Naruto duduk kembali. "Apa benar pinggangmu sakit?". Pertanyaan Hinata membuat Naruto menatapnya. "Ya dan semua ini salahmu?". Jawab Naruto pura-pura merajuk.
Hinata hanya menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Apa yang aku lakukan?" Tanya Hinata memiringkan sedikit kepalanya sambil meletakkan jari telunjuk dipelipis seolah berfikir.
'Kawai..'
Naruto hampir saja mimisan melihat pose Hinata. Sabar Naruto junior kau bisa melanjutkanya nanti setelah pinggangku mendingan' otak mesum Naruto mengambil alih.
"Karena ke seksianmu itu sehingga aku selalu memasukimu tanpa bisa berhenti, Membuat pinggangku sakit!", Rajuk Naruto.
Sambil memijit pinggang Naruto, Hinata berkata, "Siapa suruh kau sangat mesum. Tapi hey! kemana sosok Menma suzuki si aktor JAV yang terkenal itu. Apa gara-gara sudah pensiun jadi Loyo begini?. Perkataan Remeh Hinata meluncur mulus menuju Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIYU NO HENTAI
FanficSeorang perempuan aneh menghampiriku mengatakan ingin aku menjadi suaminya. Aku rasa dia sudah gila. Dia terus mengikuti ku seperti lalat. Hingga sedikit demi sedikit dia menghancurkan sifat dinginku dan membuatku mencintai dirinya. Disclaimer : M.K...