HAHH ???!!

706 66 19
                                    

Yuki menghela napas bosan saat menatap sekelilingnya. Keadaan masih belum berubah. Kelasnya masih di dominasi pemandangan muka-muka kusut dan tak semangat dari teman-temannya. Bahkan Kevin yang duduk di sebelahnya malah sudah tertidur damai dengan air liur menetes dari mulutnya yang terbuka.Yuki mengernyit jijik melihat gaya tidur Kevin. Fix Kevin gak ada charming-charmingnya sedikitpun jadi cowo. Masih untung juga dia gak ngorok, kalo iya Yuki bakal menendang Kevin jauh-jauh dari sisinya.

Tentu.Yuki sangat-sangat memaklumi tingkah kawan-kawannya. Well, memang siapa yang mampu memasang wajah cerah ceria mendengarkan pak adi yang masih asyik mendongeng, di saat jam-jam rawan ngantuk serta lapar begini. Mapel sejarah pula. Jadi seperti di nyanyikan lagu nina bobo.

Yuki mulai menguap. Masih ada waktu setengah jam sebelum bel pulang berbunyi. Apa dia seharusnya mengikuti jejak Kevin untuk tidur saja yah? Tapi dia antara teman-temannya -serta dirinya sendiri- yang absurd, sudut matanya menangkap seseorang yang khusyuk menyimak celotehan pak adi. Sekali kali dia menundukkan kepalanya, tampak serius mencatat apa yang diucapkan pak adi mengenai zaman penjajahan belanda.

STEFAN.

Bagaimana bisa otaknya masih bisa berfungsi dengan baik pada jam setengah 2 siang begini? Sedangkan Yuki, setelah istirahat pertama saja otaknya sudah tidak bisa di ajak kerja sama lagi. Sebenarnya terbuat dari apa otaknya Stefan itu? Yang pasti bukan dari agar-agar. Yuki tertawa sendiri dengan pemikiran konyolnya . Yang benar saja.

" YUKI JOHORIII..." seruan keras pak adi mengagetkan Yuki dan Kevin yg tidur nyenyak di sampingnya. Yuki mendengus sebal. Apa pak adi tidak bisa memanggil namanya dengan suara normal? Kupingnya yang masih baik-baik saja bisa-bisa langsung rusak karena teriakan keras pak adi. Dan, namanya bukan Yuki Johori, apa pak adi juga tidak bisa memanggil namanya dengan benar?

"kenapa tadi, kamu senyum-senyum??!!! Apa ada yang lucu dari belanda saat menjajah indonesia??!"

"enggak kok pak"kata Yuki pelan meringis malu. Bagaimana Yuki tidak malu, saat ini Yuki menjadi pusat perhatian. Teman-teman yg tadinya masa bodo dengan kehadiran pak adi yang mendongeng belanda kenapa kini mendadak tertarik menyimak pak adi yang -sepertinya- berujung dengan tindakan pelecehan pada harga dirinya ?

"lalu kenapa kamu ketawa-ketiwi begitu. Dari tadi kamu tidak memperhatikan saya mengajar?! Iya??! Kamu itu ya......"

Lalu dimulailah pidato yang panjang dan lebar itu. Seriusan deh. Masih mending mendekam di gudang belakang sekolah daripada mendengar ceramah membosankan pak adi. Yuki sudah langganaan mendapat ceramah dari pak adi. Jadi dia sudah hapal tabiat pak adi yang ujung-ujungnya menyebut Yuki sebagai pengkhianat negaralah atau kalo tidak, pak adi akan mengatakan Yuki bukan warga negara yang baik karena tak mennyukai pelajaran sejarah indonesia.

Gah. Yang benar saja.

Malas memperpanjang masalah, jadi yang Yuki bisa lakukan hanya tersenyum, sangat lebar. Yuki yakin kalau ia tersenyum, sedikit lebih lama dan lebih lebar lagi, tulang pipinya akan retak. Bodo amat. Anggap aja sedang berhadapan dengan Justin Bieber.

"nggak usah senyum-senyum begitu. Mau senyum selebar apapun sampai bibir kamu robek, atauu dower, kamu tetap saya hukum"

Perkataan pedas dan sadis pak adi langsung membuat seisi kelas tertawa. Yuki menatap pak adi kemudian beralih menatap sengit pada Kevin, yang ikut-ikutan tertawa bahkan tawa Kevin paling keras dan terdengar paling mengejek. Dasar kevin, si kutu kupret tak pernah setia kawan!!. Matanya kemudian menemukan Stefan yang sepertinya berusaha keras menahan tawanya .

Eh. Masa?

Yuki memfokuskan pandangannya pada pak adi yang masih melotot dihadapannya. Gah. Percuma aja, Yuki mengeluarkan jurus senyum mautnya. Nggak ngaruh sedikitpun buat pak adi.

HAHH ???!! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang