[BOOK#2] [THE SEQUEL] King of My Heart

[REVISED] 49 - #I Love You, Lee Taeyong [TIFF]

⚠️🔞WARNING:
PARENTAL GUIDANCE SUGGESTED!
Chapter ini bermuatan konten dewasa. Harap bijak dalam membaca dan memberikan komentar. Tidak diperuntukan bagi pembaca di bawah umur 17 (tujuh belas) tahun!

• • •

[THE SEQUEL] King of My Heart
[REVISED] 49 - #I Love You, Lee Taeyong [TIFF]

• • •

Entah kenapa, rasanya rotasi perputaran bumi semakin cepat. Itu bahkan bisa dirasakan oleh Tiffany sendiri. Sudah tiga hari, Tiffany melihat Taeyong terdiam. Terpaku lemas. Bahkan untuk makanpun, tidak sama sekali. Terlihat, tubuh laki-laki itu yang semakin kurus. Jelas sudah Tiffany merasa kasihan pada laki-laki itu. Sejak Taeyong menceritakan semua kejadian yang menimpanya, Tiffany rasa ia tak akan bisa meninggalkan laki-laki itu begitu saja. Ia tahu, jika ia memilih untuk meninggalkan Taeyong dalam keadaan seperti ini, laki-laki itu justru akan semakin frustasi. Dan Tiffany tidak ingin itu terjadi pada Taeyong. Meski terlihat dingin, keji, suka berlaku seenaknya, dan keras kepala, tetapi Taeyong juga mempunyai sisi lembut. Hanya terkadang, Tiffany yang terus menolaknya hingga membuat laki-laki itu menjadi geram sendiri.

Beberapa saat kemudian, Tiffany melihat ponsel Taeyong bergetar. Laki-laki itu sedang terduduk di sofa, sambil melamun memikirkan sesuatu hal yang tidak Tiffany ketahui.

"Yeoboseyo?"

"Tuan Lee, MCA International Group. telah memutuskan untuk menarik semua saham yang beredar, dan mengembalikan uang investor sebesar delapan puluh persen.

"Berita permohonan maaf kepada para investor akan tersebar mulai siang ini di setiap televisi dan di surat kabar. Meskipun tidak seratus persen, tapi setidaknya anda memegang delapan puluh persen, dan itu lebih dari cukup untuk satu perusahaan yang mengganti uang investor."

"Ne. Terima kasih..." Lirih Taeyong.

Dari enam perusahaan yang Taeyong investasikan uangnya, hanya satu dari mereka yang mengembalikan uangnya. Dan meskipun itu digolongkan menjadi kabar baik, tetapi tetap saja Taeyong masih frustasi. Delapan puluh persen uang yang kembali, belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan Tiffany. Ditambah lagi, ia masih harus membayar kredit tiga mobilnya. Dan yang sudah pasti, delapan puluh persen uang itu tak akan cukup. Ditambah dengan cicilan hutang lainnya, seperti peralatan rumah serba mahal, yang dibeli Taeyong sewaktu itu.

Ting—

Keduanya menengok bersama-sama ke arah pintu rumah, ketika tahu seseorang menekan bel rumah mereka. Lantas, Taeyong mulai melangkah ke arah pintu demi membukakan pintu. Dari layar intercom, Taeyong sudah tahu siapa orang-orang yang menggunakan rompi hijau serta topi menutupi kepala mereka.

"Lee Taeyong-ssi?"

"Ne. Kalian sudah datang? Kalian bisa langsung mengerjakan tugas kalian." Kata Taeyong tersenyum ramah.

Tersenyum ramah bukan berarti itu tanda senang. Tapi sedih. Namun, Taeyong berusaha menyembunyikan perasaan itu semua. Air matanya mulai menggenang di bawah mata laki-laki itu. Menunggu untuk siap dijatuhkan.

Melihat dua orang asing yang masuk ke dalam rumah suaminya, Tiffany kebingungan. Pasalnya, kedua orang itu mengangkut beberapa peralatan rumah tangga dan beberapa perabotan rumah yang lain.

"Hei! Kalian ingin melakukan apa, dengan barang-barang itu?!" Seru Tiffany, dengan menatap dua orang asing itu dengan tatapan tajam.

Dua orang yang tadinya akan mengangkat salah satu meja hiasan di sebelah televisi, langsung berhenti ketika Tiffany melayangkan protes.