Graduation Day

238 40 3
                                    

Aku membuka buku catatan bersampul coklat di hadapanku secara tergesa.
Jika saja kertas ini tipis pasti sudah robek dari tadi.

Sebelah tanganku mengambil selembar kertas kosong dan sebuah pena.
Tanganku mulai menulis apa yang diperintahkan oleh otakku.

Untuk kepersekian detik aku tidak bisa mengalihkan mataku dari hasil tulisan di hadapanku.
Tangan kananku tergerak ke atas untuk memijat-mijat pelan keningku.

Aku tidak mengerti apapun.
Kenapa mimpi itu seolah terfokus ditanggal 12 Oktober tahun lalu?

Kembali aku menatap tulisan-tulisan itu.
12 Oktober...
12...

Aku mengacak-acak rambutku frustasi! Persetan!

Baiklah mari akhiri ini! Aku lelah, aku sudah muak.
Yang lalu biarlah berlalu.

Pikiran di otakku saat ini telah menanggalkan segala pemikiran tentang angka 12.

Kini aku menyadari sesuatu...

Tentang kenapa aku disebut anak haram.

•••

Matanya mulai berkaca-kaca, buliran air menggenang di sudutnya—membesar lantas jatuh mengalir dengan mulus di pipinya.
Bahunya berguncang kecil. Ia terisak.

"I-ibu..."

Aku memiliki ibu kandung.

Terdengar suara pintu kamarnya yang di buka, lalu Jung Ho mendongakkan kepalanya. "Waktunya makan siang nona!" Ia menambahkan nada humor dalam kalimatnya.

Jang Mi terperanjat dan buru-buru menutup bukunya—tidak lupa menghapus air matanya juga.

"Baiklah, aku akan turun sebentar lagi." Ujar Jang Mi setelah menetralisir suaranya.

Ia berdeham kecil lalu mengusap lelah wajahnya, setelah mendengar suara pintu yang di tutup ia langsung beranjak menuju meja riasnya.

Wajahnya sembab.

Sementara itu di luar sana kristal-kristal salju turun dengan lebatnya. Menutupi pohon-pohon berdaun jarang itu dengan selimut es.

Aku tidak peduli lagi dengan masa lalu itu!
Aku tidak ingin mengingatnya!
Aku akan melupakan semuanya.

|•••|

Beberapa bulan kemudian...

"Chukahae!" (Congratulation)
Jang Mi mengulurkan tangannya kepada Jung Ho. Rambut lurus hitam gadis itu telah berubah, ia mencat coklat dan meng-curly bagian bawah rambutnya—senada dengan warna rambut Jung Ho sendiri, bedanya ia mencat coklat terang rambutnya.

Jung Ho berjalan melewatinya, "Aku akan menerimanya jika aku berada di posisi pertama."

"Cih, dasar!" Jang Mi menarik kembali uluran tangannya dengan sebal.

"Ini namamu kenapa bisa ada di urutan empat? Mengalahkan anak-anak kelas A?" Alisnya bertaut sambil menunjuk papan pengumuman dengan telunjuknya.

"Aku memang jenius, asal kau tahu saja!" Jang Mi mengalihkan pandangannya—menatap sosok di balik punggung Jung Ho,

"Whoah! Halmeoni juga datang!" (Nenek)

Jung Ho tampak terkejut dan berbalik—benar saja, neneknya juga turut datang.
Ia menduga hanya kakeknya saja yang akan datang hari ini—pasalnya neneknya itu tidak dalam kondisi yang cukup baik hari ini.

Ya. Hari ini adalah hari kelulusan para siswa SMA tingkat akhir.
Saat ini di sekolah tengah dipenuhi oleh orang tua maupun wali dari para siswa.
Blits kamera berkedip-kedip membabi buta saat seorang siswa—sekaligus artis dari salah satu boygrup terkenal—melangkah keluar dari kelasnya.

Save Me ; JJK  [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang