1. Hujan dan Gakuran

67 4 14
                                    

Kamu tau apa persamaan hujan dan cinta?
Keduanya bisa jatuh tanpa kita duga, di mana saja, kapan saja, dan menimpa siapa saja.

Seperti pagi ini, di perjalanan menuju kantor, bulir-bulir air hujan tiba-tiba saja jatuh dari langit. Sialnya aku lupa kalau mantelku masih dijemur, belum ku lipat dan dimasukkan kembali ke dalam bagasi motor. Mau berhenti berteduh tidak mungkin, mesin absen tidak akan peduli pagi ini hujan atau tidak. Kamu terlambat, denda lima puluh ribu. Dan aku pun memilih untuk menembus tirai hujan, kantor sudah tidak jauh lagi.

Sampai kantor baju dan celanaku basah sana sini. Tidak merata karena aku hanya beberapa menit dalam hujan yang tak seberapa deras. Tapi tetap saja basah.

Mbak Lena, staff senior kantorku bengong melihatku," Tidak pakai mantel?"

"Tidak mbak" jawabku sambil bergegas ke mesin absen fingger print.
Sengaja aku menghindari percakapan dengan mbak Lena. Orangnya jutek banget. Setiap kali bicara lama dengannya ujung-ujungnya pasti kena marah. Pernah map berisi pekerjaanku dilempar ke mejaku sambil bicara ketus, nyaris teriak,"Kerja yang betul !!!"

Tanpa clue apa pun dari dia dimana kesalahannya,  aku harus periksa seluruh perkerjaanku. Dan ternyata aku hanya menemukan satu kesalahanku: ada satu kolom yang belum ku contreng. Ku coba periksa berulang- ulang ya hanya satu itu salahku. Waduh, ngalah-ngalahin dosen skripsi saja.

Entah kenapa dia begitu galak pada karyawan pria yang sepantaran dengan dia, atau yang lebih muda. Padahal dia bisa begitu lembut pada semua karyawan wanita dan hormat pada karyawan yang usianya lebih tua. Bahkan aku pernah melihat dia mencium tangan pak Mamad, karyawan berusia lanjut yang hanya seorang OB.

Pilihanku cuma satu, stay away from trouble. Tidak usah dekat-dekat, bicara seperlunya saja. Dan aku sangat bersyukur sekarang ada program internal office chat, jadi aku bisa kirim pesan saja ke dia via komputer, tidak harus telpon atau pergi ke ruangannya. Pekerjaan juga bisa dikirim soft copy ke komputernya. Kecuali harus menyerahkan dokumen fisik, baru aku datang ke ruangannya.

Usai fingger print aku pun langsung berlalu ke ruanganku, tanpa membuat komunikasi apa pun dengannya. Hujan sudah cukup memberiku masalah, jangan tambah lagi.

Sampai di mejaku, aku langsung membongkar isi tas ku. Alhamdulillah, hanya bagian luarnya yang basah. Kamera, laptop, handphone dan gadget lainnya tetap kering, jadi aman.

15 menit, mbak Lena muncul di ruanganku. Dia meletakkan sebuah tas plastik di mejaku,"Nih pakai. Jangan pakai bajumu yang basah. Nanti kamu sakit. Mudah mudahan cukup ukurannya"

Semua seperti slow motion di mataku. Ada rasa tidak percaya. Sampai mbak Lena pergi aku masih bengong, lupa mengucapkan terimakasih. Kalau saja tidak ada yang menegurku, aku pasti masih bengong kayak orang bego.

Ternyata mbak lena membawakan sebuah handuk kecil untuk mengeringkan badanku. Kaos bertuliskan "I love Seoul" sebuah celana panjang yang ajaibnya, pas betul ku pakai. Dan sebuah jas yang juga pas di badan. Bentuknya persis jas seragam cowok sekolah di korea - jepang. Biasa disebut gakuran.
Aku senyum-senyum sendiri memandang bayanganku di cermin, mengenakan jas Gakuran. Kelihatannya seperti anak sekolah korea sedang memakai seragamnya. Apalagi setelah rambutku ku sisir kelimis dan kacamata ku pakai. Kya !!! Ini aku mau kerja atau mau cosplay sih?

Keluar dari kamar mandi tempat aku ganti baju, aku berpapasan dengan cewek-cewek SMK yang sedang magang di kantorku. Kata mereka,"Cakep pak Gakurannya. Kayak di drama korea"

Aku cuma ketawa,"ini lagi cosplay"
"Kya ...!!!" Teriak cewek-cewek itu.
Aku tinggalkan mereka di lorong, dan berpapasan dengan mbak Lena.

"Syukurlah cocok ukurannya. Ini minum hot chocolate, biar badan mu ndak dingin," katanya sambil menyodorkan segelas coklat panas.
Dan tiba-tiba semua kembali seperti slow motion,"mbak, ini so sweet sekali"

Mbak Lena segera berbalik, tapi dalam pandangan slow motion ku lihat pipi nya memerah. Ya Allah apa yang terjadi? Kenapa dia tiba-tiba begitu manis?

Menjelang jam makan siang, aku coba chat dia melalui komputer. "Mbak, mau makan siang di mana?"

Lama tidak ada jawaban. Aku hampir meninggalkan komputerku ketika kulihat ada tanda dia sedang menulis jawaban. Perasaanku terasa membuncah menanti text darinya.

"Hanya karena aku membawakan baju kering dan handuk, ditambah segelas coklat panas, bukan berarti aku ingin kencan dengan mu"

Ya Rob .... Maksudnya apa sih ini? Ini cuma ajakan makan siang!

Lanjutin ga ya?
Tapi tolong kasih kritik saran dulu ya, biar makin ok. Kripik pedas nya kunanti.

Gakuran StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang