2. Gakuran dan Coklat

51 2 14
                                    

Kadang rasa kehilangan itu tidak hanya muncul untuk barang yang pernah kita miliki, tapi juga untuk barang yang ingin kita miliki.

Ada rasa galau saat aku mengambil Gakuran dari loundy. Seperti perasaan akan kehilangan. Kehilangan gakuran itu karena aku akan segera mengembalikannya ke mbak Lena.

Aku masih ingat waktu aku pakai baju itu sebagai ganti baju ku yang basah. Semua teman kantor bilang aku keliatan ganteng dan keren. Cewek-cewek SMK yang lagi magang ditempat ku malah sempat ngajak foto bareng.

Hari itu sepulang kerja, aku sempat mampir ke mall dengan masih memakai gakuran. Aku tau banyak cewek-cewek yg melirik ke aku dan bisik2 dengan temannya.

Intinya aku merasa jadi ganteng memakai gakuran itu. Dan sekarang aku harus mengembalikan gakuran itu ke pemiliknya, bersama aura ganteng yang diberikannya. Beraaa...aaat.

Bagaimana pun juga, aku harus mengembalikan pakaian itu. Meski aku masih ingin memakainya lagi.  Walau pun aku masih ingin menyimpannya lebih lama.

Sampai sekarang aku masih belum tau, kenapa mbak Lena tiba-tiba bersikap manis kepadaku. Dan herannya lagi kenapa pakaian yang dipinjamkan kepada ku bisa pas ukurannya. Sebenarnya itu pakaian siapa? Kenapa mbak Lena menyimpannya di Kantor? Dan kenapa Gakuran?

Ah kenapa aku jadi kepo gini? Aku hanya harus mengembalikan pakaian itu, tidak usah pikir macam-macam, apalagi sampai menanyakannya. Stay away from trouble.

Kukuatkan hatiku untuk mengetuk pintu ruangannya dan masuk. Mbak Lena nampak sibuk di depan komputer. Mudah-mudahan tidak dijuteki.

"Mbak, ini pakaiannya saya kembalikan"

"Oh ya. Taruh saja di meja." Jawabnya datar. Tanpa emosi. Tanpa menoleh sama sekali. Tetap focus pada layar monitor.

Udah, gitu aja? Dilihat saja tidak? Dingin banget sih. Pantes saja jomblo terus. Tapi kok dia keliatan cantik ya?

"Ada apalagi Dik?"

Ups ... Ternyata penyakit bengong ku kambuh barusan.

"Eh, tidak mbak. Saya balik dulu ke ruangan" jawab ku sambil beringsut keluar dari ruangannya. Syukurlah, setidaknya kali ini aku tidak jadi korban juteknya lagi.

Di luar ruangannya, aku bertemu pak Mamad.  Rupanya mau masuk ke ruangan mbak Lena.

"Mengembalikan baju mas?"

"Eh iya. Kok pak Mamad tau?"

"Ya tau lah, lha waktu sampeyan kehujanan kan mbak Lena yang minjemin baju. Sudah bilang terimakasih belum?

Jleb ... Pak Mamad ini paranormal atau apa sih? Pertanyaannya mengena betul.

"Aduh Pak, belum. Lha orangnya dingin begitu. Hujan es saja kalah pak dinginnya," jawabku entah malu atau mengeluh.

"Jadi laki harus berani mas," kata pak Mamad lagi." Ngomong-ngomong mau nitip beli makan siang tidak?"

"Oh ya Pak. Lontong balap yang biasanya ya pak. Kalau pak Mamad mau boleh lah sekalian beli satu pakai ini," kataku sambil menyodorkan selembar uang ratusan ribu.

"Beres mas, terimakasih ya," kata pak Mamad sambil meninggalkanku.

Istirahat makan siang masih sekitar satu jam lagi. Seperti biasanya pak Mamad sudah keliling kantor, menawari satu persatu staff di ruangan, barang kali ada yang mau titip beli makan siang. Namanya juga OB, ceperan dari situ lumayan lah.

Aku pun kembali ke ruanganku, larut dengan pekerjaan. Bahkan ketika jam istirahat aku lanjut ... lanjut buka wattpad maksudnya wkwkwkwk

Tiba-tiba dilayar muncul kotak percakapan dari mbak Lena. Lewat program internal office chat.

"Coklatnya sudah aku terima ya. Mau bilang terimakasih saja kok pakai kirim coklat segala. Kan tinggal ngomong atau kirim pesan ke sini"

Lho ... Siapa yang kasih coklat? Belum sempat ku tanyakan, pak Mamad masuk membawa semangkok lontong balap.

"Ini mas makan siangnya. Tadi saya jadi ikut beli ya. Trus saya juga belikan coklat buat mbak Lena. Ini sisa uang nya."

"Lho jadi Bapak yang belikan coklat untuk mbak Lena pakai uang saya?" Tanyaku spontan kaget.

"Iya Mas, biar tua begini saya juga suka ikut baca novel yang dipinjam anak saya di perpustakaan," jawab pak Mamad sambil senyum-senyum.

"Maksud pak Mamad apa?"

"Saya cuma bantu Mas mengucapkan terimakasih. Sudah ya mas, yang lain nunggu makan siang nya," jawabnya sambil berlalu.

Masya Allah, pak Mamad tidak paham apa artinya kalau ada cowok kirim coklat ke cewek. Dia cuma ikut-ikut cerita di novel. Pasti teenlit itu.

Buru-buru aku kembali ke komputer untuk menjelaskan kesalah pahaman ini ke mbak Lena via chat. Tapi di layar sudah ada text dari mbak Lena lagi.

"Ternyata kamu juga so sweet"

Trus gambar Mr.Dot yang pipinya merah.

Ya Allah .... Bagai mana ini?

.
.
.

Kritik dan sarannya ya ...
Kalau bagus jangan lupa di rating

Gakuran StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang