"Eh boleh kenalan gak? Kelas berapa? Gue Yoga, murid baru di sini. Bisa anterin ke ruang guru gak?" Tanya seseorang sambil mengulurkan tangan untuk mengajaku berjabat tangan. Aku meliriknya dengan tanpa ekspresi. Aku melihat sekitar untuk memanggil temanku. Akhirnya aku memanggil Firman. KM di kelasku. Untung saja dia ada.
"Firmaan" panggilku
"Ya? Ada apa?" Tanyanya singkat
"Ini katanya murid baru minta tolong ditemenin ke ruang guru" ucapku sambil meninggalkan mereka berdua.
"Jutek amat" ujarnya dengan keras. Aku tetal berjalan tanpa menghiraukannya. Aku tersenyum terhadap teman-temanku yang berpapasan denganku saat aku menuju kelas.
"Assalamu'alaikum" ucapku agak keras. "Wa'alaikumsalaam" jawab teman-temanku serentak.
Aku menuju bangku ku.
Ternyata Dinda sudah duduk di kursinya dengan anteng sambil memainkan ponselnya. Dinda teman sebangku ku.
"Eh mel, tumben agak siang" tanya dinda
"Iya nih. Tadi bangun kesiangan. Keenakan libur kali ya hehe" jawabku.
"Uh dasar kamu. Emang libur dua hampir sebulan kurang apa? Aku udah nunggu kamu padahal. Jadi gak bisa jajan dulu kan sekarang" ujar dinda agak manyun
"Hehe. Kan aku bilang keenakan din. Eh kalo soal jajan sih ayoo hehe" cengirku
"Tapi kan bentar lagi bel" jawab dinda
"Gapapa deh ayoo" kataku
Kamipun ke kantin. Sepulang dari kantin, kami langsung menuju ke kelas dengan menenteng kresek berisi makanan. Untung saja pak Dian belum datang. Beliau guru bahasa Indonesia. Biasanya beliau selalu tepat saat jam pelajaran dimulai. Bahkan 5 menit sebelum jam pelajaran, biasanya pak Dian sudah ada di dalam kelas.
Kami langsung masuk dan menyimpan makanan kami.
Oh ya namaku Amelia Putri. Teman-teman memanggilku Amel. Aku bersekolah di salah satu SMA negeri di salah satu kota yang ada di negara Indonesia tercinta ini. Aku kelas 3 dan beberapa bulan kemudian aku akan menghadapi UN. Ah ya karena UN akan datang, aku harus lebih giat belajar. Berhubung giatku dalam belajar tergantung ada atau tidaknya makanan, jadi aku dan dinda pergi ke kantin dulu untuk bekal kami 'nyemen' di kelas. Kalian tau nyemen? Nyemen itu adalah kata untuk kegiatan makan secara sembunyi2 saat pelajaran dimulai.
Pak Dian pun datang, lalu ada deorang murid mengekorinya. Tanpa ku lihat orang itu, aku menyiapkan keperluan untuk pelajaran pagi ini dari dalam tasku.
"Ayo perkenalan dulu" ucap pak Dian.
"Nama saya Yoga, hobi pacaran, dan cita-cita ingin masuk surga" katanya sambil cengengesan
"Hahaha" tawa anak-anak terdengar.
Aku lirik orang itu kemudian aku membuka buka buku ku kembali.
"Ah orang yang tadi ternyata" keluhku dalam hati."Wah sepertinya kalian akan dapat teman baru yang asyik. Ada lagi yang ingin kamu sampaikan?" Tanya pak Dian
"Tidak ada pak" ujarnya sopan
"Anak-anak, ada yang ingin kalian tanyakan?" Tanya pak Dian kepada kami.
Kintan mengacungkan tangan dengan senyum centilnya.
"Status?" Tanya Kintan.
Kelas makin ramai dengan beberapa teriakan dan tertawaan teman-temanku.
"Untuk saat ini jomblo, baru putus pagi tadi, karena mantan saya tidak ikut pindah, dan jujur saja saya gak bisa LDRan" ucapnya dengan cengengesan pula.
Teman-temanku tertawa termasuk Dinda.
"Kebiasaan deh kamu suka banget nyibukkin diri, ikutan ketawa ke" ucap dinda padaku
"Garing tau gak" ucapku sambilmembolak balikkan halaman kertas
"Sudah-sudah. Kamu bisa duduk di sana" tunjuk pak Dian terhadap bangku belakangku. Di bangku tersebut memang ada Rizki yang duduk sendiri.
Toga melewatiku dan duduk dibelakangku. Tepat dibelakangku.Saat pelajaran berlangsung, dan kami sedang menulis tugas yang diberikan Pak Dian, ada yang mencolek tanganku dari belakang. Aku kaget dan sebal. Rizki orangnya pendiam dan gak pernah colek-colek padaku. Saat aku melihat ke belakang, aku melihat Rizki dan Yoga sedang menulis. Aku kesal. Tapi kubiarkan. Selang lima menit, ada yang mencolekku lagi. Aku langsung menoleh ke belakang dengan tatapan sangar dan ku lihat Yoga pura-pura memainkan ponselnya.
"Rizki, siapa yang colek aku?" Tanyaku agak marah
"Hah? Gak tau, aku kan dari tadi nulis" jawabnya dengan terus menulis
"Ish" kataku sambil membalikkan badan lagi
"Kenapa sih?" Tanya Dinda
"Ada yang colek aku dari tadi, kesel banget deh" kataku
"Si yoga kali" bisik dinda
"Tau ah males" kataku
"Suka sama kamu kali" bisiknya lagi
"Ih apaan sih, kenal juga enggak" kataku
"Makanya kenalan dong" tiba tiba Yoga bersuara. Dia berjalan ke pinggirku dan mengulurkan tangannya lagi.
Aku meliriknya sekilas dan kembali menulis.
"Wah sekali jutek tetep jutek ya" katanya kembali ke tempat duduknya.
"Ah kamu sih, diem makanya" ucapku pada dinda
"Aku kira dia gak bakal denger hehe. Sori mel" jawabnya
"Udah ah nulis lagi" kataku
"Sambil ngemil lebih cepet kayanya" ujar dinda
"Duh bener, sampe lupa kalo kita udah nimbun makanan" kataku sambil mengeluarkan kresek berisi makanan. Aku membukanya dan mengeluarkan sebuah snack dan susu. Aku membukanya kemudian memakannya. Dinda juga begitu. Beberapa teman kami menghampiri kami dan meminta makanan kami. Itu sudah biasa.
"Wah wah. Gue bilangin pak Dian ya" ucap Yoga
"Daripada ngelaporin ke pak Dian, mending ikut makan nih" kata Etan
"Hahaha bercanda kali. Eh ini orang jutek-jutek bandel juga ya" kata yoga
"Diem lo, nanti pundung lagi dia. Gak akan bagi-bagi makanan lagi deh" ujar renal
"Bisa pada diem gak sih? Kalo berisik terus gue masukin lagi nih makanan" ucap dinda
"Biasa aja dong din" ucap Fatma
Aku tidak mempedulikannya. Aku tetap menulis. Kulihat yoga keluar kelas bersama rizki.
Selang beberapa menit, Yoga dan rizki kembali dengan sebuah kresek di masing-masing tangannya.
"Nih buat kamu" kata yoga menaruh kresek itu di atas bangku ku.
Aku mengembalikan kresek berisi beberapa snack tersebut tanpa berkata apa-apa.
"Lo gak mau ya? Yaudah deh gue makan aja sendiri" katanya
Aku heran kenapa dia selalu menggangguku. Itu membuatku makin kesal. Aku tidak bisa langsung akrab dengan teman baru apalagi jika itu laki-laki.Tak terasa bel istirahat pun berbunyi. Aku dan Dinda segera ke kantin. Saat kami kembali ke kelas, aku tidak sengaja mendengar obrolan geng Kintan.
"Duh ganteng ya beneran" kata kintan
"Iya nih. Humoris lagi" kata fanya
"Tapi ko dia kaya yang suka sama si amel" kata Rena
"Eh tuh si amelnya aja yang kegenitan. So jual mahal lagi" kata kintan
Aku hanya mendelikan mataku terhadap mereka. Lalu mereka keluar kelas. Aku gak tau kenapa mereka sepertinya tidak suka padaku dari dulu. Padahal aku tidak pernah berbuat apa-apa padanya. Setiap mereka membicarakanku, aku selalu saja diam. Tanpa mempedulikan mereka.Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
KaKaDeDe (Kutikung Kau Dengan Do'a) (COMPLETED)
General FictionTahap revisi Ini adalah beberapa halaman ceritaku dengannya, Yoga Putra. Murid baru berandalan yang menyatakan cinta padaku di hari pertama aku dengannya bertemu. Aku Amelia Putri tak pernah tertarik dengan pacaran sehingga aku selalu mengabaikan s...