1
Selamat membaca...***
Vonis yang dokter berikan membuat duniaku hancur seketika. Didalam kamar yang gelap aku hanya mampu menangis dan menangis.
Sepulang dari dokter tadi, aku langsung masuk kamar dan menguncinya. Teringat dokter tadi menjelaskan semuanya."Jadi bagaimana dok hasilnya?" Aku benar-benar penasaran. Hendi menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan. Tangannya sedari tadi menggenggam erat tanganku, seolah memberikan kekuatan.
Sambil menghela nafas panjang dokter William berkata, "Ibu Hani, hasil PA menunjukkan Ibu terkena Kanker Ganas stadium 3. Ibu harus melakukan kemoterapi 6 kali setiap 3 minggu sekali."
"Ibu Hani, kenapa saya katakan Kanker Ganas, karena Tumor yang kemarin kita ambil dan kami teliti adalah Invasive Lobular Carcinoma yang artinya sifatnya ganas dan sudah menyebar, tapi Ibu jangan kuatir, dengan terapi yang kami berikan dan penanganan yang cepat kami yakin dapat menyembuhkan Ibu. Banyak pasien yang berhasil dan sembuh asal Ibu Hani percaya, yakin, dan semangat menjalani terapi ini. Jangan lupa pola makan dan hidup juga harus dijaga. Hindari makanan dan minuman berpengawet ya bu dan perbanyak mengkonsumsi buah dan sayur. Dan saya akan beritahu ibu Hani, kalau efek dari kemoterapi yang ibu jalani, ibu akan mengalami mual muntah hebat, rambut rontok, terjadi penurunan nafsu makan, tapi ibu harus lawan semuanya dengan semangat, saya yakin ibu bisa melewatinya..." tutup dokter William.
Aku hanya mampu menatap kosong ke arah dokternya. Tak bisa mencerna apa yang dokter katakan. Bagiku itulah akhir dari perjalanan hidupku. Hancur....
***
Seperti biasa, pagi yang heboh dengan ketiga anakku tidak membuat suasana hatiku menjadi baik. Dan sebisa mungkin tak kutampakkan kesedihanku didepan anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menualah Bersamaku
Short StoryIni adalah bagian dari kisah nyata. Tidak utuh memang, karena proses sedang berjalan