Saat menjelang makan malam, aku meminta memutuskan untuk pulang, dan menyuruh Joo Ha-ni, asistenku sekaligus Barista ku yang menjaga cafe karena, cafe itu buka sampai jam 12 malam. seyi sudah pulang saat makan siang bersama So Hyun,
Dan rasa gerogiku menjalar keubun-ubun, karena, aku mau tak mau harus bertemu dengan keluarga Myungsoo, ibu, ayah dan kakak perempuannya. Itu membuatku limbung, tapi aku menahannya. Semoga tuhan membantuku.
Saat aku ingin menunggu taxi ditrotoar, ponselku berdering, dan aku mengangkat alisku karena yang menelepon ku adalah suami tercintaku. Haha.
"Halo?"
"Haloooo, i miss u... Bagaimana harimu?"
I miss u too, tapi aku tak ingin membalas nya. "baik, kau?"
Jeda lama sebelum ia melanjutkannya ".......sempurna, kau dimana?"
"di depan cafe, menunggu taxi."
"kurasa taxi nya sudah datang."
Berbaringan itu, sebuah Volvo berhenti tepat didepanku, dan sejurus dengan itu, pintu mobil pun terbuka, dan sang maha karya Tuhan, keluar dari mobilnya. Suami ku, dia ada didepanku, tersenyum menghampiriku.
"Hai," serunya saat tepat didepanku, dangat dekat denganku.
"hai..." balasku, dengan tentu saja kegugupan, "Mengapa kau kesini?"
Dia semakin mendekat hingga dadaku dekat dengannya, dia menegang tanganku, lalu melepaskannya, menatapku dengan intens, "karena istriku tidak bisa menyetir, So hyun... Bilang," nafasnya berada diwajahku, dan kurasa aku harus menjauh, jadi aku mundur dua langkah.
"Oh.. Ayo, kita jemput seyi."
Dia diam dan menatapku, dan aku pun masih menatapnya.
"ayo." dia menyerah, dan beralih ke pintu mobil dia membuka pintu penumpang depan, dan memutari mobil untuk kesisinya. Dan saat aku memakai sabuk pengaman, dia mendekatkan badannya kepadaku.
Otomatis aku memundurkan badanku, dan menempelkan bahuku pada pintu "Ada apa?"
"Tidak ada..." dia menjaukan kembali padanya badannya, dan itu membuatku lega.
Tapi, saat melihat dia cemberut, aku merasa dia marah. Ah Aku bingung padanya. Saat aku ingin mengabaikannya, aku tetap saja tidak bisa. Jadi aku mencari perhatiannya lagi.
"Heii, kau kesal?" aku memeluk lengannya, dan dia menengok kearahku, yeah, senyum kecil muncul dibibirnya, Lalu memeluk tubuhku.
"Tidak, tidak..."
Oh, begitu yah!
Saat aku masih tak habis fikir dengan emosinya yang gampang berubah, aku teringat sesuatu. "apa kau menyukaiku sedari SMA?"
Dia mendongak menatapku, dan matanya berkilat bingung dan terkejut. "dari mana kau tahu?"
"So hyun."
Dia berdecak, tapi tidak menarik dirinya, kurasa dia nyaman dalam pelukanku, "Iya, aku menyukaimu."
"tapi aku tidak tahu kau satu SMA dengan ku?"
"bukan, aku tidak satu SMA denganmu. Tapi kakakmu."
"Hah?"
"Iya, kami satu kelas juga, tapi tidak berteman, dan aku selalu melihatmu diarea sekolah, bersama seo joon, dan dari sana aku tertarik padamu."
Oh... Memang sekolah ku dan Seo joon tidak terlalu jauh, jadi kami sering bertemu ditaman dekat sekolahnya, itu karena kristal ingin bertemu dengan Seo joon—Kristal menyukainya— jadi aku ikut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Cupcakes
Narrativa generaleBagaimana jika suatu hari, semua dalam dirimu berubah saat kau bangun dari tidurmu, semua nya! Bahkan status mu?. jiyeon tak pernah nyangka, disuatu malam, semuanya sudah berubah, dia tak tahu bagaimana dan untuk apa semua itu terjadi. (BERLANGSUNG)...