Kan kutunjukan

10 0 0
                                    

     Angin malam berhembus dengan menyemburkan kedinginan tak terbatas. Tetapi tak membuat semangatku patah akan mengejar kekasihku. Mila.
"Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya, menahan rasa ingin jumpa. Percayalah padaku aku pun rindu kamu, ku akan pulang, melepas semua kerinduan yang terpendam" dendangan lagu yang mengalun disudut kamar Mila.
"Ini Dimas jadi kesini apa enggak, sih? " keluh Mila.
     Tak menunggu lama, suara yang selalu nyaring ditelinga Mila membuat hatinya bergetar getar. "MILAA!! WOOYY!! MILAA!! AYUK CEPETAN, TELAT NANTI!! " sontak membuat Mila berlari lari yang membuat mamanya keheranan.
"Si Dimas ya la? Kebiasaan ya temen kamu itu"
"Hehehehe, iya ma. Kebiasaan dari kecil sih, yaudah. Mila keluar dulu ya mah."
"Iya sayang, pulang jangan malem malem ya, hati-hati di jalan"
"Siap bos!"

   Dalam hati Dimas, "Duh deg-deg an banget, mana si Mila mau tampil cantik lagi. Gue harus bisa ngendaliin pipi gue, biar gak gampang merah" Dimas adalah teman, sohib, saudara, dan lainnya bagi Mila. Tapi tak ada yang namanya teman dekat cowok sama cewek yang satu diantaranya gak ada yang memendam perasaan, itu yang dirasain Dimas.
"Dimaassss!! "
"Ayok, buruan! Nanti telat, elo pake make up berapa jam sih?"
"Ngomel mulu sih, cuman sejam tau!"
"Masak sih?"
"Iyalah, mana mungkin gue boong"
"Bodo!"
"Anjirr, malesin tau!"
"Udah-udah sini, duduk gausa banyak cincong"
    Perlahan tapi pasti Gue ngerasain bahagia bisa bareng ama lu. Mila.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Miracle Never stop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang