O6

111 15 0
                                    

' all we do is think about the feelings that we hide '


i love him.

and i couldn't tell him.

if it's not love, maybe

i'm just adore him.

a lot.


kim doyeon, 

ia benar-benar meyakinkan dirinya kalau ia benar-benar suka kang daniel, pria jutek yang sekarang menjadi begitu menyebalkan.

ia benar-benar menyukai kang daniel kan?

bukan karena pria itu tampan, 

kaya,

mudah dibohongi - karena - buta.

atau karena mau membiarkan doyeon bekerja sebagai pelayannya.


bukan, tapi karena pria itu, semakin lama menunjukkan sisi manis yang membuat doyeon semakin mengagumi ketampanannya, semakin mengagumi sifat menyebalkannya yang terkadang membuat doyeon ingin mencium pria itu.


' jangan memandangku terus' kang daniel, pria itu berkata sambil tersenyum. doyeon gelagapan.


ia ketahuan?


' kau gila, ha ha. kenapa aku menatapmu? ' doyeon berbicara dengan nada yang cukup tinggi, sedangkan kang daniel hanya tertawa lagi, ' yasudah,ha ha '


' yang penting jangan terlalu lama menatapku, nanti kau suka padaku '

doyeon memutar bola matanya, ia tersenyum kecut sambil meremas ujung kemeja putihnya.

kau terlambat kang daniel. 

harusnya kau melarang sejak awal, kenapa ketika doyeon benar-benar menyukai kang daniel, kau baru mengatakan hal ini, huh?


' kau pede sekali, haha '

' aku pede, karena aku tampan ' kang daniel tersenyum untuk keseribu kalinya di hari ini. dan doyeon tidak pernah menyesal untuk menonton pria ini tersenyum. tidak, bahkan sampai mati sekalipun.

' kau tidak setampan dia'

' siapa?'

' kau penasaran ya?'

' tidak'

' yasudah'

'siapa dia'

'apasih?'


doyeon suka sekali ketika pria didepannya ini menampilkan ekspresi penasarannya. rasanya lucu, pria yang suka sekali menjatuhkan piring makanan, tidak menjawab perkataan pelayannya dan suka sekali berbuat seenaknya itu menampilakan ekspresi ingin tahu.


' kau cemburu ya?' doyeon bertanya sambil tersenyum menggoda. kang daniel menggeleng dan menampilkan ekspresi juteknya, ' aku? kenapa harus aku?'

' siapa tahu, sih' doyeon tersenyum,

apakah doyeon gila? mana mungkin kang daniel cemburu,

astaga, hayalan babumu sudah saatnya dimusnahkan, kim doyeon.



sore itu, daniel mengajak doyeon pergi kepantai. daniel bilang, ia rindu angin pantai. dan doyeon, yang tidak lebih dari seorang pelayan dari kang daniel yang beruntung karena boleh memanggilnya tanpa sebutan tuan-pun hanya mengangguk patuh. kemana saja, asal daniel yang minta, doyeon setuju.

jalanan menuju pantai cukup jauh. maklum rumah, yanglebih tepat kau sebut istana milik seorang kang daniel itu berada di tengah kota, jadi butuh waktu yang lumayan.

doyeon tertidur di sebelah kang daniel, kepalanya bersandar pada jendela mobil. kim doyeon, gadis itu sesekali mengaduh karena kepalanya menggaduk keca jendela ketika jalanan sedikit bergeronjal - namun, tak lama ia akan kembali tertidur.

dan kang daniel, walau matanya terpejam, ia tidak pernah tidur. bayangkan, bagaimana ia bisa tidur jika gadis yang tidur disampingnya terdengar menggemaskan ketika mengaduh kesakitan, huh?

kang daniel pria itu tersenyum tipis sambil menarik tangan gadis yang tiba-tiba membuka matanya. ' kau harus senang, karena aku rela meminjamkan bahuku untukmu'

doyeon tersenyum malu, bagimana tidak?

pria ini begitu baik, astaga doyeon bisa mati kalau begini.


kang daniel,pria itu dengan gerakan super duper gentle memegang dengan lembut kepala gadis itu dan meletakkan di bahunya. ' tidurlah yang nyaman. jangan mengaduh kesakitan, agar aku  bisa tidur juga '

doyeon mengangkat kepalanya, dan menatap pria itu, ' apakah aku membuatmu tidak bisa tidur, huh?'

pria itu mendengus dan mendorong kembali kepala gadis itu, bersandar di bahunya. ' kau berisik'

' kau cerewet '


kang daniel tersenyum, apa ia secerewet ini, huh?

BLIND ━  doyeon x danielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang