s e b e l a s

3.3K 755 34
                                    

jangan lupa voment yaaa


< 형 >  


Wooseok menggeram emosi sepersekian detik setelah ia membaca pesan dari kontak yang tidak ia kenali.


Aku tak pernah main-main dengan ucapanku, Jung Wooseok
Namun setelah kupikir, menghabisi nyawamu tak akan berarti apa-apa
Ternyata benar, lebih menyenangkan melihat kau menderita atas kematian anakmu
Agar kau juga merasakan apa yang keluarga kami rasakan


Ia menjambak rambutnya frustasi dan melinangkan air mata lebih deras hingga dadanya sesak. Ini semua salahnya hingga Guanlin jadi begini.


Minggu lalu, Wooseok memenangkan kasus yang ia tangani. Ia adalah pengacara yang disewa oleh seorang tersangka kasus pembunuhan. Wooseok mengetahui fakta bahwa client-nya itu memang telah membunuh korban. Namun dengan otak cerdik yang ia miliki, Wooseok berhasil membuat client tersebut divonis tidak bersalah. 


Wooseok bukannya tak punya hati melihat keluarga korban yang menggerung-gerung tak terima dan merasa ini semua tidak adil. Namun itulah apa yang seharusnya dilakukan seorang pengacara. Tidak peduli benar atau salah, membela client hingga titik darah penghabisan adalah pekerjaannya. 


Tapi ia tak pernah menyangka imbasnya akan sememilukan ini. Sungguh, Wooseok beribu-beribu kali lebih terima dirinya sendiri yang terluka daripada buah hati yang amat ia sayangi.


"Ayah, maafkan Seonho yang tidak bisa melindungi Hyung..." Seonho yang duduk di samping Wooseok berucap sambil sesenggukan. Wooseok berusaha menegarkan hatinya, ia lantas mendekap Seonho dengan sangat erat.

"Ini semua salah ayah, Nak..."


Wooseok menggigiti bibir seraya mengepalkan tangan. Tak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan sang anak yang tengah mendapat penanganan intensif. Guanlin mendapat tusukan tepat di bagian samping yang merupakan area rawan. Seakan pelakunya memang bukan kaum amatir dalam urusan seperti itu.


Sudah satu jam sejak pertolongan pertama di UGD dilangsungkan. Dokter pun akhirnya membuka pintu ruangan, hendak menemui wali dari pasien yang baru saja ia tangani.

"Bagaimana keadaan anak saya?!" desak Wooseok. Raut penuh harap tergurat jelas di wajahnya.

"Pendarahan pada abdomennya sudah bisa kami hentikan dan jaringan yang robek sudah tertangani. Namun pasien kehilangan banyak darah, harus segera dilakukan transfusi." 

"Kalau begitu mengapa tidak segera Anda lakukan?!" nada bicara Wooseok meninggi.

"Itulah yang hendak kami bicarakan. Anak Anda begolongan darah O negatif. Sementara populasi dunia hanya ada 15% yang memiliki rhesus darah negatif. Kami ingin bertanya, apakah ada saudara atau kerabat yang memiliki golongan darah sama?" 


Wooseok terdiam, segela kekalutan dalam hatinya sungguh membuat dirinya lupa tentang golongan darah langka yang dimiliki anaknya.

"Itu gen dari ibunya. Tapi dia sudah meninggal." Wooseok mengusap wajah pucatnya amat frustasi. Seketika ia teringat bahwa Seonho berkemungkinan memiliki gen yang sama dengan Guanlin, karena mereka adalah saudara kandung.

Hyung • Guanlin & Seonho [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang