Chapter XIII

39K 1.3K 118
                                    

Tatiana menengadahkan kepalanya. Membiarkan air shower membasahi wajahnya. Menghilangkan bekas bekas air mata dan keringatnya.

Tatiana kembali menyabuni seluruh tubuh untuk yang kesekian kalinya, berusaha menghilangkan rasa tangan tangan kotor mereka yang berkeliaran ditubuhnya.

Dia hampir diperkosa, pikiran itu menakutinya. Tatiana memang bukan orang suci, dia memang sering melakukan hubungan sex dengan orang yang baru dikenalnya tapi bukan dengan pemaksaan seperti ini.

Perutnya kembali mual setiap bayangan mereka yang menggerayangi tubuhnya muncul lagi. Tatiana menunduk membiarkan air mendinginkan kepalanya. Menenangkan.

Knock, Knock.

Tatiana terkesiap saat mendengar suara pintu diketok. Pintu kamar mandi terbuka sedikit memperlihatkan celah kecil.

"Aku hanya ingin memberikan ini."

Lengan Taylor terulur masuk dari celah dengan sebuah keranjang diatasnya terdapat T-Shirt dan handuk.

"Aku letakkan disini."

Taylor menaruh keranjang itu didekat pintu dan kemudian menutupnya. Tatiana mematikan shower dan keluar menuju keranjang tersebut dengan keadaan telanjang.

Air menitik dari rambut panjangnya, membasahi lantai kamar mandi yang besar penuh dengan kemewahan.

Setelah mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Tatiana memakai T-Shirt longgar berwarna abu abu gelap milik Taylor.

Tatiana bisa mencium aroma wangi Taylor menyelubungi tubuhnya. Tatiana mendesah saat merasakan jantungnya mulai tidak bisa bekerja sama dengan pikirannya setiap Taylor muncul dibenaknya.

Tatiana sedikit merasa takut awalnya saat melihat amukan Taylor. Dia memukul dan memburu secara membabi buta tak sadar lagi siapa lawan ataupun kawan.

Tetapi kata kata yang diucapkannya saat menenangkan Tatiana sepanjang perjalanan kerumah Taylor atau lebih tepatnya istana untuk ukuran Tatiana, yang apartemennya hanya sebesar kamar mandi milik Taylor.

Kata kata yang lembut penuh kekhawatiran itu meluruhkan ketakutan Tatiana. Membuat Tatiana begitu membutuhkan Taylor untuk berada di sampingnya.

Egoiskah aku?

Tatiana yang selalu melarang dengan keras dirinya dan Taylor untuk saling berdekatan bahkan saling mengenal sekarang menginginkannya, membutuhkannya.

***

Troli makanan telah berada dikamar Taylor. Taylor dengan cepat membawakan kebutuhan Tatiana, ingin membuatnya nyaman dan aman.

Taylor membawa Tatiana kerumahnya karna rumahnyalah yang paling dekat dan pastinya memiliki fasilitas lengkap yang bisa membuat Tatiana nyaman.

Taylor yang mondar mandir menunggu Tatiana keluar dari kamar mandi kini hanya bisa tertegun.

Kerongkongannya serasa kering saat melihat penampilan Tatiana yang hanya di bungkus T-shirtnya dan dia tahu pasti didalam Tatiana tidak memakai apa apa.

Rambut panjangnya yang basah tergerai lemas. Kulit mulusnya terlihat bersinar dengan T-Shirt milik Taylor. Panjang T-Shirt yang hanya sampai setengah paha Tatiana mengekspos kaki jenjangnya.

Taylor membalikkan tubuhnya saat merasakan ereksinya yang mulai mengeras ketika teringat rasa akan kaki jenjang itu melingkar di pinggulnya saat dia memasuki tubuh Tatiana.

"A..a..ehem.. Aku menyiapkan makanan." Taylor berdeham berusaha menghilangkan serak disuaranya. Taylor berusaha sibuk dengan troli makanan sedangkan pikirannya mencoba memikirkan hal lain

Sang Nouveau [Dawson Tales]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang