3.Began

23 10 2
                                    

Anyone is easy to love
when there's nothing but sunshine .
But i'am asking to be loved when there's rain,
thunderstorms,
hurricans and tsunamis.
I want someone who will be there to enjoy the  rainbow  with me.
   - Piere Jeanty-
    _______________________

Hujan yang mengguyur Kota sejak pagi buta tadi terus membasahi jalanan
Aktivitas keseharian pun dimulai hari ini,tanpa ada yang menghiraukan hujan yang deras.

"Maaaaaa, aku berangkat" ujarnya langsung mencium pipi mama nya yang sedang sarapan.
"Sarap.-"
"Nanti aja disekolah" ia memotong perkataan mamanya langsung menuju teras mobil. Mama nya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya itu.
"Hati-hati bawa mobilnya" teriak mamanya yang berada dalam rumah.

Terdapat  mobil Maserati keluaran terbaru  berwarna merah  yang dibelikan Papa nya sebagai hadiah juara satu lomba gitar akustik.
Langsung ia tancap gas menuju sekolah.

Hujan pun mulai reda. Sesampai nya disekolah ia langsung memakirkan mobilnya dan langsung melesat ke arah kelasnya dilantai dua.

XI - IPA 1

Ia langsung masuk kelas nya dan segera mengabsen dirinya pada alat Fingerprint terlihat pada layar alat tersebut 'Nathan Izaak Ivanovski has been successed'

Laki-laki itu bernama Nathan Izaak Ivanovski terlihat dari namanya, ia keturunan Papa nya yang berasal dari Rusia. Paras tampan, tinggi dan bekulit  putih dan juga rambut yang berwarna Dirty Blonde  dan Mama nya yang darah sunda asli  menyuguhkan mahakarya ciptaanya-Nya

"Ma bro" panggil seseorang dari arah tempat duduk Nathan.
"Hmm?"
"Nanti lu ikut Festival Musik Nasional ya? ngewakilin sekolah kita" ujarnya.

Nathan tampak menghiraukan ajakan sahabat karib nya itu karena hampir tiap hari sahabatnya-Reno membujuknya.

"Nath, gua bilangin ya lu itu jago kalau udah megang gitar yang lu punya dan suara lu juga bagus"

"Terus kenapa harus gua? kan masih ada anak band, suara mereka juga bagus. Lha gua?"  ujar nathan

Reno menyeringai kecil "Kan gua udah bilang penampilan lu itu beda, we need something different, Nath. Basi kalau band terus, c'mon boy" ajak reno

Ia pun segera memasang Earphone nya ke dalam ponselnya dan memasang pada kedua lubang telinganya. Ia mencari lagu yang ia akan putar sambil menimbang ajakan sohibnya itu. Adam Levine - Lost Star ia memilih lagu itu, entah kenapa ia memutar lagu yang sedang ia dengarkan.

Ia pun menenggelamkan wajah nya dintara punggung telapak tangannya.

"Gua ikut, no. " Reno yang dipanggil "no" oleh Nathan . Ia langsung melihat wajahnya ke arah Nathan.

Dengan wajah yang berseri-seri Reno langsung memeluk sahabat karibnya-Nathan.

"Nath, gua nggak nyangka lu mau terima ajakan lu" ujar Reno sambil menggoyang-goyangkan pelukannya."Baru aja gua ngerencanain anak band kalau lu ga mau"

Plak..

Nathan menggeplak pala Reno. Yang digeplak malah cekikikan.

Dengan kesalnya "Lu tuh ya kalau ngajak temen lu tu konsisten, mendingan mati lu aja sana"

Jam pertama dan kedua berakhir. Bel istirahat berbunyi.

"Nath, kantin yok?" ajak Reno
"Bentaran, gua masih nyatet tuh rangkuman Biologi" ujar Nathan sambil menulis dengan cepat sampai tulisan nya yang semula rapih sampai miring-miring.
"Lu mah Nath, Phyton gua nanti kelaparan entar dia kurus kering" ujar Reno memelas kepada Nathan
"Ah si pea, ganggu gua aja" Nathan langsung menutup bukunya dengan kasar.

Diperjalanan menuju kantin tampak seorang wanita kebingungan mencari sesuatu.

"Uhuk, lagi nyari apa ya?" tanya Reno dengan gaya sok-soan.
"Hei" jawab wanita itu sambil meng'hai'-kan tangannya. "Ini aku mau nyari ruang kepala sekolah aku murid baru disini" ujarnya dengan senyum manisnya.
"Ruang kepala sekolah ? tinggal lurus terus belok kiri, makanya baca denah sekolah pas di koridor" jawab Nathan dengan tampang flat.
'Judes banget si' batin si wanita. Wanita itu menepuk jidat nya pelan"Oh iya hehe tadi ngga ngeliat"
Nathan mengakat sebelah alisnya "Alasan"

Nathan dan Reno langsung meninggalkan si wanita itu dan menuju kantin.

"Nathaaaaaaaaan, gila tuh cewe manis banget" ujar Reno yang sedang memberikan satu porsi bakso Mang Endang yang nendang rasanya.
"Pendek" ujar Nathan singkat
Reno pun menghiraukan perkataan sadis temannya itu. Ia langsung melahap bakso itu agar phyton nya tidak terkena gizi buruk.

"Oh ya Nath, gua barusan dapet chat dari Panitia festival katanya harus dua orang yang mewakilkan dari sekolah kita" Ujar Reno
"Terus?" tanya Nathan sesingkat-singkatnya
"Gua ga tau lagi" ujar Reno

Plak..

"Lu kalau ngomong yang bener aja , kalau lu ga tau apa yang harus lu bilang mendingan ga usah diomongin" ujar Nathan.
Reno pun hanya pasrah diperlakukan seperti itu.
"Oh ya-"
Nathan yang tampak kesal sedari tadi ia akan menyuapkan bakso nya  selalu terhenti karena Reno yang selalu ajak bicara "Lu tuh ya, gua pengen makan juga, nggak cuma lu doang Reno Saputro yang lapar. Noh makanan lu aja udah habis sedangkan gua baru aja mau makan lu malah ngebeo terus"
"Iya tuan Nathan, maafkan diriku ini" ujar Reno sambil bergaya ala budak meminta maaf pada tuannya.

Nathan pun melanjutkan sesi santap-menyantap yang tertunda tadi.

Kriing...Kriing...

Bel tanda waktu istirahat selesai berbunyi.

Nathan sudah berada di kelas nya, ia tampak bosan dengan pelajaran seni budaya dengan materi seni rupa.

'Ini pelajaran dari SMP sampai sekarang diulang terus kaga ada bosennya apa' batin Nathan kesal. Nathan melirik ke arah Reno 'Si Pea malah molor lagi' batinnya lagi.

Nathan teringat wanita yang ia temui saat akan ke kantin.
'Manis'
Satu kata itu meluncur dibenaknya.
Tapi, langsung ia gubris pikiran itu.

Nathan yang sudah amat bosan dikelas dengan pelajaran yang membosankan. Ia segera membangunkan Reno.

"No bangun, bangun ehh" ujar Natahan
"nggh"
"Bangun pea, ikut gua bolos. Bete banget sama ni pelajaran"
Mendengar kata 'bolos' di pelajaran yang membosankan membuat Reno cepat bangun dari tidurnya.
"Yok-yok"

Nathan meminta izin kepada Bu Asih untuk pergi ke toilet dan reno dengan alasan ingin menemaninya ke toilet.

Setelah terbebas dari pelajaran Bu Asih. Natahan memutuskan pergi ke atap sekolah.

Atap sekolah yang bersih dan nyaman berisikan tanaman hijau dan bunga-bunga. Terdapat vertical garden yang memberikan kesejukan.

Angin yang berhembus pun menerpa wajahnya. Nathan duduk dikursi yang memang sudah disediakan dan berhadapan langsung dengan jalanan perkotaan.

Nathan melihat ke arah langit.
Berwarna biru-ceran dan burung-burung yang berterbangan entah kemana arahnya.

"No?" tanya Nathan.
Reno yang dari tadi makan snack sambil bermain game diponselnya. Menoleh ke arah Nathan.
"Kenapa Nath?"
"Jessy lagi apa ya?" ujar Natahan sambil menatap langit. "Dia bahagia ga ya disana"
Mendengar sahabatnya berbicara tentang masa lalunya ia beranjak menghampiri Nathan "Jessy pasti bahagia, udah lu Move On bro, jangan sampe lu buat Jessy sedih ngeliar kayak gini"

Nathan menghumbuskan nafas nya dengan kasar. Nathan menyadari kalau ia selalu bersedih tentang masa lalunya pasti Jessy tidak ingin melihatnya seperti itu.

"Woy.. balik ke kelas ga lu" kalimat itu mengintrupsi mereka berdua dan segera menengok kebelakang.
"Ehh ada cewe cantik plus plus manis" goda Reno
"Ew.. balik ke kelas ga nanti gua laporin ke guru BK" ujar wanita itu mengancam.

Nathan pun mengampiri wanita itu
"Terserah gua mau ngapain aja, bukan urusan lu" ujar Nathan dengan tampang songongnya.
"Lu ya, gua-"

●●●●

Jangan lupa vote dan commentnya.
Biar kelangsungan hidup cerita ini lebih berarti. Jaaaah .
Dont forget to follow me

The Voice Within [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang