"Kita semua pernah mengucap kebohongan, untuk melindungi sesuatu, atau untuk menyembunyikan sesuatu. Kurasa, kebohongannya (Tae Woon) juga begitu."
Tae Woon keluar kelas dengan diiringi tatapan sinis anak-anak. Tae Woon jalan terus tanpa mempedulikan mereka dan Eun Ho membuntutinya. Dia baru mengkonfrontasi Tae Woon begitu mereka sudah tiba di luar dan jauh dari telinga semua orang.
Apa Tae Woon sudah gila menjatuhkan dirinya sendiri seperti itu, bagaimana kalau dia sampai ketangkap? Tae Woon santai mengklaim kalau dia melakukan itu biar tidak usah ikut kompetisi matematika. Eun Ho penasaran, apa yang sebenarnya terjadi.
Flashback,
Malam harinya, Tae Woon menempatkan kamera rahasia dibalik sofa ruang kepsek. Lalu keesokan harinya, dia membawakan hadiah untuk Kepsek yang dia klaim dari ayahnya. Diam-diam dia menyalakan kameranya lalu mulai membahas tentang kompetisi itu. Dia cuma perlu menghapal jawabannya, kan? Kepsek mengiyakannya dan meyakinkan Tae Woon kalau dia pasti akan jadi pemenangnya.
Flashback end.
Eun Ho mendengus geli mendengarnya. "Kau memang X. Tapi bagaimana kau akan menghadapi konsekuensinya? Anak-anak sangat marah."
"Eh, bodoh. Khawatirkan saja dirimu sendiri."
Guru sedang rapat darurat. Kepsek ngomel-ngomel kesal gara-gara si X yang bikin perkara itu. Guru Jung santai menyindirnya, bukan X yang bikin perkara, melainkan Kepsek sendiri yang sukanya membantu para murid yang kaya-kaya saja.
Guru Koo menyarankan Kepsek untuk jujur mengakui masalah ini pada Kementerian Pendidikan. Kang Myung menyarankan Kepsek untuk meminta maaf juga pada anak-anak. Tapi tentu saja Kepsek menolak keras, tidak akan.
Tapi kemudian ia dipanggil keluar karena orang-orang Kementerian Pendidikan datang. Kepsek, Pak Park dan Direktur Hyun pun langsung disidang. Karena banyaknya laporan buruk tentang sekolah mereka, pihak Kementerian Pendidikan menyatakan kalau mereka akan menyelidiki masalah ini lebih mendalam.
Tae Woon lalu dipanggil ke kantor Kepsek di mana dia melapor bahwa anak-anak sangat marah dengan masalah ini. Mendengar itu, Direktur Hyun memutuskan untuk menghukum Tae Woon untuk meredakan kemarahan anak-anak. Tae Woon setuju-setuju saja, toh dia memang salah.
"Lalu, apakah kompetisi matematikanya akan diadakan lagi?" Tanya Tae Woon.
Menurut Guru Koo, murid-murid akan bisa tenang, hanya jika kompetisi ini diadakan secara transparan. Direktur Hyun setuju. Tapi menurut Tae Woon, murid-murid tidak akan bisa tenang jika hanya dia yang dihukum.
Anak-anak sangat amat marah, mereka mungkin akan membawa orang tua mereka ke sekolah. Karena itulah, dia menyarankan agar salah satu guru juga harus bertanggung jawab.
Pak Park setuju dengan Tae Woon. Kalau begitu, siapa yang harus bertanggung jawab. Pak Park rasa, jika dirinya yang bertanggung jawab itu takkan cukup. Tidak mungkin Direktur Hyun. "Kalau begitu, siapa yang harus bertanggung jawab?" Katanya sambil melirik Kepsek. Semua orang pun sontak melirik Kepsek. Pfft!
Anak-anak heboh berkumpul membaca pengumuman yang menyatakan kalau Tae Woon dihukum. Mereka sungguh tak percaya kalau Tae Woon bakalan dihukum. Tapi sebagian dari mereka merasa kalau hukuman ini terlalu ringan, seharusnya X memberi pelajaran untuk Tae Woon.
Tapi mereka semua langsung diam saat Tae Woon muncul tak lama kemudian. Tae Woon pura-pura nyinyir membaca pengumuman itu.
Di tempat lain, beberapa siswa chatting dengan cemas. Mereka cemas kalau mereka akan jadi target si X berikutnya. Apalagi Bit Na bisa menang dalam kompetisi seninya juga berkat Kepsek. Mereka harus segera menangkap si X.
KAMU SEDANG MEMBACA
School 2017
FantasyRa Eun-Ho yang diperankan oleh Kim Se-Jeong merupakan siswa SMA yang berusia 18 tahun dengan nilai yang sangat buruk. Dia memiliki kepribadian yang cerah akan tetapi dia salah dituduh sebagai siswa yang buruk. Ra Eun-Ho bermimpi untuk memasuki sebua...