47. Friend or Lover?

2.9K 188 3
                                    

"Ca, ayo lah ikut sweet seventeen nya Gloria."

Siapa yang tak kenal Gloria di sekolah Permata Bangsa? Semua anak pasti tahu dia, perempuan cantik dengan mata sipit yang khas. Ayah nya juga salah satu anggota DPR setempat, yang membuat gaya perempuan itu sangat mewah. Meskipun begitu, Gloria tetap menjadi pribadi yang baik.

"Ah ilah, males banget gue." Perempuan yang menggunakan kaos berwarna kuning itu menjawab malas, masih setia memangku laptop berwarna putih nya di atas kasur.

"Males kenapa sih? Seru tau," jawab Dara dari tepi kasur. Masih tidak mau menyerah untuk membujuk Grafisa. "Dari pada lo di rumah terus lagi liburan gini. Kan masuk sekolah juga seminggu lagi Ca, dikit lagi."

Grafisa mematikan laptop nya, menatap Dara tajam. "Gue gatau harus pake baju apa."

"YA ALLAH DAH!" Dara mengusap gemas wajah nya sendiri. "Masalah baju mah gampang! Gue punya banyak dress yang cocok sama lo. Ga terlalu kebuka, ga tangan kutung, atau terlalu ngetat."

"Gue gamau."

"Lo harus mau!"

"Gue gamau Ra, titik!"

"Lo HARUS MAU!"

"Masyaallah batu banget di bilangin gue gam---"

Perdebatan alot itu terhenti ketika wajah Sarah tiba-tiba nongol di ambang pintu. Wanita itu tersenyum kikuk, merasa telah mengintrupsi perang dunia ketiga yang sedang terjadi. "Dara, Ica, ayo keluar makan. Papa baru pulang bawa sate ayam satu ton."

""Buset, aku sebar di tol cipali juga ketutup semua tuh jalanan," celetuk Grafisa, yang langsung membuat Dara menatap nya lelah. Perempuan itu memang tidak memiliki selera humor rendah seperti Grafisa.

----

Pesta ini di adakan di halaman belakang kediaman Gloria yang megah nya seperti istana dalam cerita dongeng-dongeng. Halaman belakang nya juga tidak kalah mewah, ada kolam renanh berbentuk persegi panjang yang luas di tengah-tengah.

Di tambah meja yang terbalut kain berwarna ungu pastel di dekat kolam--tempat dimana kue ulang tahun di taruh. Dekorasi nya juga sangat cantik, bertema warna ungu. Tempat makanan dan minuman berada di sisi kanan kolam, sedangkan meja dj ada di sisi kiri. Penerangan yang ada di atur sedemikian rupa, sehingga tidak terlalu gelap.

Gloria berdiri di belakang meja tersebut, terbalut dengan dress cantik berwarna ungu pastel yang meng-ekspos sebagian tubuh belakang nya. Rambut gadis itu juga di tata dengan rapi, apalagi make up nya.

Setelah memberi ucapan selamat ulang tahun, Grafisa langsung ngacir ke bagian tempat minuman berada. Sedangkan Dara asik berbaur bersama teman-teman yang lain di dekat meja dj.

Perempuan yang memakai dress simpel selutut berwarna marun itu asik mencoba berbagai minuman yang tersedia. Pakaian nya yang anggun, dan rambut nya yang di biarkan tergurai, sangat tidak cocok dengan cara ia berbicara, apalagi tertawa.

"Buset dah, asem banget nih minuman kayak ketek sopir angkot," racau Grafisa, mata nya reflek tertutup lalu membuka kembali akibat rasa masam itu.

"Emang udah pernah cobain, Neng?" Tidak perlu menoleh untuk tahu siapa pemilik suara tersebut. Itu jelas suara Bian.

Bian tertawa, lalu mengambil minuman yang sama dengan Grafisa tadi. Laki-laki itu mengenakan kemeja putih dengan celana jeans berwarna cokelat. Rambut nya memakai gel agar terlihat lebih rapih. "Lo sendirian, Ca?"

"Engga, disini kan rame. Ada lo juga," jawab Grafisa bergurau.

Bian terkekeh kecil, menatap perempuan yang tinggi nya hanya sebatas dagu laki-laki itu. "Anak play group juga tau disini rame, bego."

NuncaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang