Dianne terbangun dari tidurnya saat mendengar suara ribut-ribut dari luar rumahnya.
Ia melangkah perlahan keluar rumahnya untuk melihat apa yang terjadi.
David Johnson, ayah Dianne, sedang dipegangi oleh dua orang pria berbadan kekar dengan wajah babak belur.
Seorang pria menggunakan three piece suit mengamati sambil menyandarkan tubuhnya di mobil mewah berwarna hitam
Marcus melihat seorang gadis keluar dari rumah David. Ia mengamati gadis itu dengan seksama.
"Apa yang kalian lakukan terhadap ayahku?" tanya gadis itu dengan gemetar.
Tidak ada yang menggubris pertanyaannya.
"Dianne masuk ke dalam rumah! Masuk sekarang, cepat!" seru David panik.
Salah satu pria berbadan kekar yang memeganginya melayangkan tinjuan ke perut David.
David meringis merasakan nyeri di ulu hatinya akibat tinjuan itu.
Dianne membelalakan matanya melihat kejadian itu.
Marcus tersenyum miring melihat Dianne.
"Begini saja, Johnson. Aku akan melepaskanmu. Sebagai gantinya, berikan gadis mungil itu padaku." ujar Marcus.
David menggeleng. "Tidak akan kuberikan anakku padamu."
Jessie yang juga dipegangi oleh seorang pria berbadan kekar berseru. "Tolong lepaskan aku dam suamiku! Bawa saja gadis itu!"
David berseru, "Jangan sinting Jessie!"
Jessie tidak menggubris suaminya. "Bawa anak itu, bebaskan kami secepatnya."
Marcus menyeringai. Ia menyuruh anak buahnya yang melepaskan Jessie dan membawa Dianne kepadanya.
Anak buah Marcus menarik lengan Dianne dengan kasar lalu membawa gadis itu mendekat pada Marcus.Dianne menelan salivanya. "Kalau aku ikut dengan anda, anda berjanji akan membebaskan orangtuaku?"
Marcus mendekat pada Dianne, "semua tergantung padamu." bisik Marcus pelan sehingga hanya Dianne yang bisa mendengarnya.
Dianne menatap Marcus kebingungan. Sebelum Dianne sempat membuka mulut untuk menanyakan maksud Marcus, pria itu memberi kode pada pria yang memegangi Dianne untuk membawa Dianne masuk ke dalam mobil.
"Kau bebas Johnson. Terimakasih untuk gadis manisnya." ujar pria itu sambil menyeringai.
"Demi Tuhan, jangan sakiti dia Mr. Hawskey." ujar David penuh permohonan.
Marcus tertawa dingin. "Dia sudah menjadi milikku, apa yang hendak ku lakukan padanya bukan urusanmu lagi, Johnson."
David mengetatkan rahangnya penuh emosi. Namun, ia tidak dapat berbuat apa-apa pada lelaki di depannya.
********
Marcus duduk di sebelah Dianne. Ia memberi perintah pada supir untuk kembali ke kediamannya.
Dianne memilin jemarinya yang berada diatas pangkuannya.
Marcus mengamati gadis itu dari dekat dengan lebih seksama.
"kemana kita akan pergi?" tanya Dianne takut-takut.
"Tempatku." ujar Marcus seraya mendekati Dianne.
Dianne otomatis menarik mundur tubuhnya. Marcus menahan punggung Dianne dengan tangannya.
Ia mengamati wajah Dianne, ia mengamati mata besar berwarna biru keabu-abuan itu, rambut cokelat gelap bergelombang gadis itu, hidung mungilnya, lalu tatapan Marcus berhenti di bibir merah muda gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amentia (SLOW UPDATE)
RomanceLove comes from insanity.. Bagaimana rasanya ketika kamu bangun dan hidupmu berubah 180 derajat? Apa rasanya jika kamu harus menyerahkan hidupmu dalam genggaman orang asing demi menyelamatkan hidup orang yang kamu cintai? Itulah yang dirasakan Dian...