Keduanya masih terdiam menyaksikan malam yang semakin larut. Sesekali Calvin melirik Sienna yang sibuk menatap indahnya lampu malam melalui jendela. Wanita itu hanya terus begitu sejak tadi. Bahkan tidak ada percakapan sejak mereka memutuskan untuk langsung pulang.
Calvin menghela napasnya, rasanya dia pun enggan untuk memulai percakapan. Dia hanya membiarkan Sienna larut dalam pikirannya sedari tadi.
"Kita sudah sampai," ucap Calvin menyadarkan Sienna.
Wanita itu terlihat bingung, lantas memutar kepalanya ke arah Calvin yang diam menatapnya.
"Kita sudah sampai?" Tanya Sienna mengulang pernyataan Calvin. Lelaki itu menjawabnya dengan sebuah anggukan.
Sienna memutar kepalanya, menatap pagar tinggi di luar sana. Dia mendesah. Benar, ini rumahnya. Kembali dia menatap Calvin, sedikit terihat menimbang sesuatu.
"Emm... Cal?"
Terdengar Sienna begitu meragu.
"Hem?" Gumam Calvin.
"Bolehkah aku menginap di rumahmu?" Ragu-ragu Sienna menyuarakan pemikirannya.
Calvin terdiam sejenak. Pasalnya dia yang merasa cukup ragu saat ini. Bukan karena dia tidak memperbolehkan. Hanya saja, dia takut jiwa mesum miliknya yang beberapa lama tertidur kembali terusik karena kehadiran wanita ini. Tentu saja kalian tahu, bagaimana obsesi Calvin untuk memiliki Sienna. Dan itu sangatlah tidak baik.
"Aku hanya butuh teman saat ini. Dan... seperti yang kau tahu, di rumahku tidak ada siapa-siapa. Semua orang begitu sibuk, bahkan hanya untuk pulang ke rumah. Jadi bolehkah aku menginap di rumahmu?"
Calvin masih tidak bereaksi. Namun, jauh di dalam batinnya. Dia benar-benar mengutuk setan mesum dalam dirinya. Melihat Sienna tengah memohon di depannya, membuat Calvin merasa ingin menerkamnya saat ini juga.
"Bolehkah?"
Astaga, cobaan apalagi ini. Calvin berusaha begitu keras untuk menahan nafsunya yang terasa meluap. Dia tidak boleh melakukannya.
Calvin menghela napasnya, menatap Sienna dalam. Lantas berucap, "Apa kau tidak takut denganku?"
Suara itu terdengar dalam dan serak, menghantarkan sebuah getaran di tubuh Sienna. Wanita itu berasa bergidik mendengar penuturan Calvin yang seperti sebuah peringatan jika bahaya akan segera datang.
"A-apa yang akan kau lakukan?" Tanyanya gugup.
Calvin menyeringai. Begitu khas seperti biasanya.
Sungguh bodoh, bagaimana mungkin Sienna menanyakan hal yang sudah dia tahu maksudnya.
Calvin mendekatkan kepalanya, membuat Sienna beringsut dari posisinya. Sejenak Calvin menatap Sienna, wajah mereka begitu dekat satu sama lain. Bahkan hembusan napas hangat terasa membelai wajah masing-masing.
"Kau tahu maksudku, Sienna," bisik Calvin tepat di telinga Sienna. Setelahnya satu kecupan singkat mendarat di leher wanita yang hanya diam membeku.
Calvin kembali pada posisinya, "Pulanglah. Jika kau menginap di rumahku, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan padamu. Kau sangat tahu bukan bagaimana obsesiku padamu?"
Sienna tampak masih diam. Perlahan tangan Calvin terulur, membelai lembut pipi Sienna. "Jika kau membutuhkan sesuatu, kau bisa menghubungiku. Aku pastikan, aku akan langsung datang."
Lagi, sebuah kecupan terbenam dengan begitu manis di kening Sienna. Membuat wanita itu semakin linglung.
Beberapa saat Sienna menenangkan dirinya. Hingga akhirnya dia menganggukan kepalanya. "Kalau begitu aku pulang dulu. Dan hati-hati di jalan," ucapnya yang di jawab senyuman oleh Calvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passion Of Love ✔
Romance[C O M P L E T E] Konten (18+) -------------------------------------------------- "Bijak-bijaklah dalam memilih bacaan, karena hal itu ikut andil dalam pembentukan karakter anda." ~Niu Aster~ Terimakasih untuk yang sudah menghargai karyaku. ?? ...