Bodoh!

357 36 1
                                    


***

"Irene aku tadi mendapat info dari guru kimia, beliau bilang tugas minggu kemarin dikumpulkan minggu depan. Tapi mengerjakannya secara berkelompok dan semua sudah kuberi tau, tinggal kau saja yang belum tau." Irene tersenyum bahagia karena untung bukan minggu ini tugas kimia itu dikumpulkan dan mengangguk-angguk tanda bahwa dia paham apa yang Joy jelaskan.

"Jadi setiap kelompok ada berapa anggota Joy? Eumm..dan siapa partnerku?" Wajah Irene penasaran menunggu jawaban dari Joy.

"Oh itu, satu kelompok seharusnya 3 orang. Tapi karena jumlah murid kelas kita ada 29 jadi sisanya ada 2 orang dalam 1 kelompok, dan beruntungnya kau satu kelompok dengan sahabatmu Oh Sehun."

Irene menaikkan sebelah alisnya dan langsung menengok ke kursi barisan kedua sejejer dengannya tempatnya duduk. Sehun yang memang sedari tadi memperhatikan Irene dan Joy sambil menopang dagunya pun hanya menatap datar dan menarik kedua sudut bibirnya kebawah.

Irene yang sukar melihat ekspresi sahabatnya itu membuang muka ke arah Joy.

"Hish benarkah aku sekelompok dengannya?mungkin kau salah info Joy."

"Tidak, ini serius Bae Irene. Aku sudah membacanya tiga kali sebelum memberi tau kalian."

Irene memanyunkan bibirnya dan membuat Joy terkekeh pelan sebelum akhirnya pergi duduk ke kursinya. Irene kembali menoleh ke arah Sehun yang masih setia dengan posisinya tadi dan Irene menatap datar balik sahabatnya itu.

Sehun pun mengangkat sebelah sudut bibirnya, ya itu disebut smirk. Ia menunjukkan sebuah kertas yang dari sudut manapun hanya Irene yang bisa melihatnya, kecuali jika orang itu cukup pintar dan mengambil posisi di samping Irene.

Irene pun memicingkan matanya dan dia melihat di kertas itu nampak sebuah tulisan 'kita langsung kerjakan tugasnya hari ini di tepi sungai han seperti biasa.'

Irene menggerakkan bibir cerrynya seolah berkata 'sekarang' disertai ekspresi bertanyanya kepada Sehun. Laki-laki itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Irene berdecak pelan dan bibirnya mencibir karena menurutnya Sehun itu selalu seenaknya saja.

'Ish menyebalkan, dia selalu seenaknya sendiri saja. Mengapa bisa aku punya sahabat semenyebalkan dia!' Umpat Irene dalam hati tapi bibirnya terus mencibir.

Sehun tersenyum samar karena melihat tingkah Irene.

"Semoga kerja kelompok kali ini menyenangkan." Guman Sehun pelan, sangat pelan.

Bel tanda pelajaran akan dimulai pun berbunyi. Semua siswa siswi buru-buru duduk rapi di tempatnya masing-masing sebelum guru pengajar masuk ke kelas mereka.

***

"Aish kemana si albino itu? Dia yang mengajak untuk kerja kelompok hari ini kenapa dia yang menghilang?" Irene bertanya pada dirinya sendiri sambil menoleh kanan kiri melihat sekeliling gedung sekolahan yang tiap ruangannya hampir kosong. Hanya ada beberapa anak yang sedang berjalan melewati koridor.

"Oh ayolah, aku benci sendirian. Cepatlah datang Sehun"

Ya, Bae Irene adalah seorang gadis yang takut ditinggalkan sendiri. Mungkin jika dia bukan seorang gadis yatim piatu ia akan biasa saja dengan suasana sendiri walaupun dalam waktu lama.

Kedua orang tua Irene sudah meninggal. Ibunya meninggal sesaat setelah melahirkan dan memberi nama padanya.

Sedangkan ayahnya yang seorang pengusaha meninggal karena kecelakaan mobil yang memakan banyak korban termasuk ayahnya, saat itu usia Irene masih 8 tahun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alone [hunrene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang