SEPUCUK SURAT UNTUK SAHABAT

354 2 0
                                    

Sepucuk surat untuk sahabatku

بسم الله الرحمن الرحيم

Sahabatku, ketakutan dan kekhawatiran sering kali menghantui hidup kita. Ketakutan dan kekhawatiran itu bak api yang jika engkau biarkan ia akan dengan mudah menyulut sekitarnya dan menghanguskan segala yang ada. Namun jika engkau mampu memanfaatkan api itu dengan baik, maka engkau dapat merebus air dan menyajikan secangkir kopi untukku pagi ini.

Terimakasih kopinya, manis sekali. Dan sekarang, biarkan aku kembali meneruskan ceritaku. Kau masih di sana kan? Cobalah dengarkan aku barang sejenak... tak lama. 10 menit cukup kan kawan... oke langsung saja...

Ketakutan dan kekhawatiran seringkali muncul tak beralasan... dan seringkali keduanya menghambat kita untuk maju. Keduanya tak jarang membuatmu ragu untuk melangkah, membuatmu terjebak dalam kubangan derita dan keterpurukan untuk selamanya.

Lawanlah ia, taklukkan ia, jadikan ia sebagai partner yang akan melecut semangatmu untuk terus bertindak, terus melangkah, menggapai harapan dan tujuan hidupmu.

Kawan, kau ingat wasiat tokoh besar dunia, Einstein?

Akal hanya akan membawamu berpindah dari A ke B, sementar imajinasi akan membawamu dari A kemanapun yang engkau mau. Banyak orang mengatakan jangan terlalu banyak berkhayal... karena kalau jatuh akan sakit. Kau akan merasa aneh mungkin, ketika aku justru menyuruhmu untuk banyak berkhayal dan berimajinasi. Percayalah kawan, ketika engkau banyak berkhayal, hidupmu akan semangat, karena ketika engkau mengalami kegagalan, imajinasimu sudah siap untuk melahirkan ide-ide baru. Karena ia sudah terlatih dengan sering berkhayal. Tidak ada salahnya kita berkhayal... toh itu gratiskan? bahkan dengan berkhayal seringkali membuat hati kita tersenyum. Ku tegaskan sekali lagi, berkhayallah selagi engkau mampu, berkhayallah selagi itu gratis, berkhayallah selagi itu membuatmu tersenyum bahagia, berkhayallah karena terkadang ia mampu meringankan beban kegagalanmu. Karena seringkali kita menemukan jalan keluar yang tak pernah terfikirkan oleh akal kita. Biarkan akalmu beristirahat barang sejenak. Gunakan imajinasimu dan dengarkan bisikan hatimu.

Seorang tokoh terkenal dunia, Albert Schweitzer pernah mengatakan orang yang optimis akan selalu melihat nyala lampu hijau. sedang orang yang pesimis akan selalu melihat nyala lampu merah. Sementara orang yang bijaksana akan seperti orang yang buta warna.

Orang yang optimis, orang yang selalu memandang hidup ini secara positif, ia tak pernah mengenal kata berhenti. Ia tak pernah mengenal kata istirahat. Yang ia tahu, ia selalu mengatakan, hari ini aku harus berusaha, besok baru beristirahat. Karena baginya waktu adalah sahabat terbaik. waktu akan selalu membimbingnya untuk meraih apa yang ia inginkan. Ia selalu mengatakan bahwa ada jalan yang menyertai setiap keinginan. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia. Selagi kita berusaha, disitu kita akan menuai hasil. Seorang yang optimis pantang sekali untuk mengatakan " aku tak sanggup, aku tak bisa", namun ia akan mengatakan " baiklah, akan saya coba. Mohon bimbingan dan doanya agar berhasil".

Sementara orang yang pesimis akan selalu mengatakan, hari ini istirahat dululah, besok mulai lagi. Baginya buat apa kita capek-capek berusaha, toh masih ada esok hari. Ia selalu beranggapan akan hidup 1000 tahun. bagaimana mungkin ia mampu bertahan selama itu? jika ia sendiri berusaha ala kadarnya, mau makan apa kamu selama seribu tahun? mau terus nebeng orang, ya kalau orang yang engkau gantungi itu juga hidup seribu tahun? kalau enggak... ah, mati sajalah kau... bikin sesak dunia aja. Oh, I'm sorry...

Tapi sahabatku, optimis saja tidaklah cukup... kita pun harus belajar bijaksana dalam mengepak keoptimisan kita sehingga kita tidak salah tempat dan mudah untuk mengeluarkannya setiap kali kita butuhkan, namun tidak juga mudah terjatuh, atau bahkan di copet oleh orang tidak bertanggung jawab.

SEPUCUK SURAT UNTUK SAHABATKUWhere stories live. Discover now