13

117 9 1
                                    

Indra’s pov.

Aku dan yang lain ~ selain Max dan Naia~ menyusuri jalan setapak sebuah perumahan yang keadaannya tak beda jauh dengan keadaan perumahan-perumahan lainnya.

Mobil-mobil terparkir sembarangan, kaca-kaca rumah yang pecah, banyak darah berceceran di jalanan.

“Uuukkhh…aku mau muntah” kata Riva.

“Yek… tolong jangan keluarkan isi perutmu di sini” Hisyam berkata sambil mengernyitkan hidungnya.

Kami masih belum menemukan kak Belona.

Cepat sekali ia berlari, padahal kakinya terluka lumayan parah. Mungkin kalau kakiku yang terluka seperti itu, aku bahkan akan kesulitan berjalan.

Entah sudah berapa lama kami menyusuri jalanan di perumahan ini. Tetap saja, batang hidung kak Belona tidak terlihat. Max juga belum kembali bersama Naia.

Kami semua sudah mulai lelah, pagi tadi kami semua tidak sempat sarapan. Bahkan kami tidak sempat mengganti pakaian kami, jadilah sekarang kami masih menggunakan pakaian masing-masing yang di kenakan untuk makan malam kemarin.

BRUKK!.

“Apa itu?” kataku.

Yang lain hanya diam, mereka sama bingungnya denganku.

Di samping sebuah mobil yang pintunya terbuka, aku melihat seorang manusia? Atau zombie, tergeletak bersimbah darah.

Aku perhatikan baik-baik rupa seseorang itu, tidak begitu jelas karena jaraknya yang lumayan jauh dari posisiku berdiri.
Tapi yang kulihat, seseorang itu berambut hitam legam, memakai celana jins, kaos putih,dan..sweater berwarna hijau tosca!

Mungkinkah dia itu?.

“Kak Belona!” seakan-akan mengerti apa yang kupikirkan, Kika berteriak menyebut nama orang tersebut.

Lantas kami langsung berlari mendekati kak Belona yang tergeletak diam.

Di pundak kirinya, ada sebuah luka menganga.

Bekas gigitan?.

Aku yang sedang berlari, perlahan-lahan memperlambat langkahku dan akhirnya berhenti, kemudian mataku berkeliaran mencari seekor makhluk buruk rupa yang merupakan dalang dalam penyerangan yang terjadi pada kak Belona.

Ku lihat ada banyak darah berceceran di sisi lain mobil tempat kak Belona tergeletak.

Lalu kulihat ada sesuatu yang bergerak di dalam mobil itu.

Sesuatu itu kecil.

Aku berusaha mencerna apa yang kulihat di dalam mobil itu.

Hewan?.

Batinku.

Darah di dekat mobil, sesuatu yang bergerak di dalam mobil, bekas gigitan di tangan kak Belona.

Mungkinkah itu….Oh tidak!

“Jangan mendekatinya!” seruku.

Riva dan yang lainnya sedang berlari mendekati kak Belona sontak berhenti.

“Graaaaahhh!!!!!” sesuatu yang kulihat di dalam mobil tadi menggeram kencang.

Kemudian, sesuatu yang terlihat seperti anjing itu merangkak keluar dari mobil.

Dugaanku salah, ternyata itu bukanlah seekor hewan , tetapi seorang anak kecil yang sudah terinfeksi.

Cara berjalannya yang merangkak saja sudah membuatku ngeri.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hola readers 👋
Maafkan kalau aku lama gk update 😅 kuota abis 😁
Hari ini aku bakal update 2 chapter baru ✌
Thanks buat yang udah baca dari awal 🙏
Jangan lupa vote 😉

3012Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang