sore itu dengan rasa gugup yang sangat hebat di dada Alia, ia bersiap membuka laman SNMPTN yang telah lama ia nanti hasilnya.
ia memsuki lama dan memasuka identitas dirinya.. rasa gugup tak mampu iya sembunyikan dari dirinya, tangannya gemetar
"DITERIMA!!!!" Alia berteriak tak percaya jika ia diterima di salah satu pergurua tinggi paling bergengsi di Jakarta..
ia mengatupkan tangannya ke mulutnya dan mulai meneteskan air mata bahagia ia berlari menuruni tangga dan memeluk ibunya dari belakang
"mah.. Alia diterima di UI" ucap Alia sambil menutupkan matanya
ibunya membalikan badan seolah tak percaya jika putri satu-satunya itu kini diterima di perguruan tinggi negeri ternama
"Anak mamah pinter, mamah bangga sama Alia" ucap ibu Alia sambil mencium kening anak perempuannya itu, kemudian Alia melepaskan pelukan dari ibunya
"tapi mah, itu berarti artinya Alia harus ke Jakarta?harus ngekost??sendirian??" tanya Alia dengan alisnya yang terangkat sebelah
"Iya dong,Alia kan udah gede masa harus selalu ditemenin mamah?" ibu Alia mengusap kening Alia "sabtu besok kita cari kost ke Jakarta ya mamah temenin,supaya kamu bisa langsung pindah dan gak ribet lagi" ujat ibu Alia yang disambut oleh anggukan dari Alia
Alia memasuki kamarnya dengan aroma khas jasmine yang menenangkan dilihatnya laptop yang masih menyala dan menandakan bahwa Ramalia Anggina diterima di Universitas indonesia jurusan hukum
apalagi yang kurang?namun Alia masih merasa kurang
'udah lengkap.. cita-cita gue buat kesana udah tercapai,tetapi masih ada yang kurang,masih ada yang kosong dari perasaan gue entah apa itu'
Alia mengambil ponselnya dan mulai mengetikan pesan kepada Vino
Rahmalia Anggina : Vin, aku diterima, kamu?
Alia merebahkan dirinya di kasur dan tak lama datang pesan balasan dari Vino
Rangga Alvino : selamat ya sayang :) aku di jakarta juga tapi beda kampus sama kamu..
Rahmalia Anggina : selamat yaaa wow happy!!
Alia menghempaskan ponselnya dengan malas dan perasaan yang datar, sudah satu tahun ia menjalin hubungan dengan Vino yang selama ini telah mencintainya dengan tulus dan tanpa syarat, bahkan firasatnya mengatakan jika Vino sengaja memilih kampus swasta untuk mengikutinya ke Jakarta. namun sejauh ini Alia terasa hambar, sangat hambar. terlebih banyak pesan dari Adit yang sudah lama sekali tak dibalas olehnya sejak Alia mengganti ponselnya untuk memiliki kehidupan tenang tanpa embel-embel masa lalunya
Alia masih tak mampu membohongi dirinya sendiri jika maksud ia kuliah ke Jakarta adalah untuk mencari kejelasan dan kebenaran tentang Dhika.. Namun hati kecilnya tak mampu berbohong, ketika saat seperti ini baru ia sadar bahwa ia juga tak ingin kehilangan Vino yang selama ini sudah mengorbankan banyak hal untuknya
--
Rangga Alvino is calling
Alia langsung menyambar ponselnya dan beribacara dengan vino
"Iya Vin?" Jawab Alia malas
"Al aku di depan bukain dong pintunya" ucap Vino
"ehhh iya tunggu" Alia langsung mematikan ponselnya dan berlari kebawah untuk membukakan pintu
"ya ampun kamu mendadak sih" ucap Alia sambil mengelus dadanya
"hehe maaf yaa, nih aku bawain buat cemil besok" Vino menyodorkan plastik belanjaan kepada Alia
"tau aja"
"berangkat besok kan?"
" iya" Alia duduk mengikuti Vino
"Al, sebenernya aku tuh tau apa tujuan kamu kuliah ke Jakarta itu, mungkin aku bodoh Al, tapi aku sayang kamu.. mungkin memang kamu harus bisa buktiin kebenaran tentang Dhika supaya kamu tenang,kita tenang"
Alia terkesima,ia tak menyangka jika Vino akan sebaik dan sepengertian ini terhadap dirinya
"Vino makasih banyak" Alia merasa tidak enak "
"Dan aku udah mutusin untuk selalu sama kamu Al" ucao vino meraih tangan Alia
"aku gak paham Vin, bukannya kita udah bersama ya?" tanya Alia
"aku bakal kuliah di Jakarta,ikut kamu,nemenin kamu" Vino berkata dengan mantap seolah pilihan di hidupnya hanya soal Alia. Sementara Alia bersikap seolah tak memperdulikan Vino, namun Vino tak pernah mempermasalahkan sikap Alia. Baginya urusannya hanya mencintai Alia sebagai mana mestinya.
"Vino jangan main-main sama masa depan kamu,hanya demi aku" Alia melepaskan tangannya dari genggaman vino. Hatinya tak bisa berkompromi dengan dirinya,Alia tak mampu merahasiakan rasa paniknya.
Ia ingin kuliah sendiri meskipun tujuannya untuk mencari Dhika,namun ia tak ingin di ganggu oleh siapapun termasuk Vino..
Alia sadar betul sikapnya yang sangat tidak menghargai Vino,tetapi Alia tak ingin menyembunyikannya karena baginya itu sama saja membohongi Vino dan mengulur rasa sakitnya"Kamu tenang aja Al,aku cuman mau jagain kamu aja gak lebih kok" Vino berujar sambil memakai jaket nya
"kalau kamu gak suka,aku bakal jaga jarak. Setahun ya Al,aku nunggu kamu untuk nerima aku sebagai pacar kamu, tapi sikap kamu selalu menolak aku.. Entahlah,aku gak tau apa lebihnya Dhika dibanding aku. Inget Al,jangan bersikap bodoh, masa lalu gak akan pernah kembali lagi"
Ujar Vino berlaluAlia dibiarkan mematung di ruang tamu rumahnya,ruangan ini sudah menjadi saksi bisu bagaimana Alia bersikap seolah ia tak menginginkan kedatangan Vino tiap kali datang kerumahnya..
Usahanya hanya untuk menemukan alasan dari masa lalu nya,terpaku pada kesalahan yang tak pernah ia lakukan. Dan bertanya2 mengapa ia begitu di campakan oleh cinta pertama yang hingga kini begitu melekat kuat di setiap sel sel tubuhnya sampai ia tak mampu menerima cinta tulus yang diberikan Vino untuknya.
Alia hanya ingin penjelasan..
Ingin tahu kebenaran
Dan ingin mampu menerima Vino sedikit demi sedikit"Kalau gue gak cinta sama Vino,gua gak akan selama ini sama dia Ra" ujar Alia sewaktu Rara membantunya untuk packing
"ya tapi sikap lo Al buruk banget" ucap Rara kesal
"gue sayang dia. Tapi gua takut disakitin takut di campakin lagi Ra"
"Gue kasih lo alamat Dhika sama Adit, lo cari dan secepatnya selesaiin urusan masa lalu lo yang bener2 ga berguna itu"
"gue janji gue bakal..."
"maaf gua kasar Al,tapi jujur gua udh kesel sama sikap lo yg hidup dan pikirannya hanya tentang Dhika yang belom tentu atau bahkan gak pernah mikirin lo" ucap Rara memotong ucapan Alia
Alia hanya mengangguk, hatinya membenarkan ucapan Rara, ia menjadikan kepergian nya ke jakarta sebagai lembar baru hidupnya dan hubungannya dengan Vino
"gue akan lebih terbuka tentang perasaan gue, gue gak bisa memilih tapi sekarang gue akan memilih"
Alia berucap sambil memasukan sepucuk surat ke dalam tas ranselnya.hati kecil Alia telah mantap memilih satu laki2,satu cinta yang telah ia simpan selama ini dan ia jaga baik2
Vote dan comment please yaaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan, ketika cinta memilih
Teen Fiction[berganti judul dari december love to alia] Alia baru saja kehilangan cinta pertamanya ketika ia beranjak remaja, Dhika kecelakaan dan menderita amnesia Vino, hanyalah teman masa kecil Alia yang mencintainya dan ingin membuat Alia bahagia Adit, ada...