Author POV
Keadaan di sana terlihat ramai, terlihat para anak-anak usia dini sedang bermain dengan riangnya di taman panti asuhan tersebut. Mereka berlari mengejar satu sama lain, ada juga sedang bermain petak umpat juga bermain lompat tali dan masih banyak lainnya. Fio, gadis itu sedang melakukan tugasnya menjaga dan memperhatikan anak-anak tersebut, dia duduk di ayunan halaman panti sambil mengawasi. Sedangkan Evan, dewa itu sedang bersama pastor Robb untuk memperbaiki beberapa kerusakan yang ada pada bangunan panti tempat mereka bekerja tersebut.
Gadis itu hanya diam memandang kegiatan yang dilakukan anak-anak di sana, semua terlihat baik-baik saja. Dia sedikit mengayunkan kakinya agar ayunan yang sedang diduduki nya bergerak. Angin berhembus lembut di sekitar halaman itu membuat suasana sore itu semakin nyaman. Fio menunduk menatap gerakan kakinya, merenung kejadian tadi siang tentang gadis yang bernama Kenzie itu, mungkin dia harus menemui gadis tersebut dan menanyakan langsung mengapa dia bisa mengetahui kalau Fiorenza adalah 'the one' . Dia tidak menceritakan hal ini kepada Evan, entahlah dia hanya ingin memendam kejadian ini untuk dirinya seorang. Namun keadaan sore yang nyaman tersebut tidak berlangsung lama ketika...
"astaga! Apa yang sedang kau lakukan?!"terdengar bentakan dari seorang wanita paruh baya dari arah tidak jauh dari Fio. "mengapa kau duduk saja? Lihat anak itu sedang memanjat pohon di sana, bagaimana jika dia jatuh, hm? Kami memintamu di sini bekerja bukan untuk duduk-duduk saja nona manis"lanjut wanita itu panjang lebar dengan sindirannya
Mendengar ucapan wanita itu, Fio langsung berdiri menatap dengan ekspresi datar tidak takut. Wanita ini mengingatkannya dengan Madam Cersei di panti asuhannya dulu. Hanya dengan melihat tampilan serta tutur katanya yang penuh dengan bentakan dan sindiran. Setelah itu Fio langsung bergegas ke arah pohon yang berada di depan mereka untuk menyuruh anak itu turun dan masalah terselesaikan. Namun masih beberapa langkah gadis itu berjalan wanita tersebut langsung melanjutkan omelannya.
"hey nona! Bukannya malah menjawab langsung pergi. Tidak sopan sama sekali"ucap wanita itu, 'ayolah, apakah kita harus membahas tentang sopan santun sekarang' hardik Fio dalam hati
"maaf suster, tadi anda menyuruhku untuk segera melakukan tugasku sekarang setelah aku ingin mengerjakannya anda menyuruhku untuk berbicara sopan santun, apakah itu lebih penting dari nyawa anak disana?"balas Fio dengan memutarbalikan kata-kata wanita itu, mendengar balasan kata dari gadis tersebut wanita itu langsung bergegas berbalik memasuki panti dengan wajah kesal dan gumaman omelan sedangkan Fio langsung bergerak ke pohon yang berada di depannya
"hey kau yang di atas sana! Bisakah kau turun?"ungkap Fio dengan sedikit kuat ketika dirinya telah berada di bawah pohon tempat anak lelaki itu memanjat
"aku tidak bisa turun, aku takut"balas anak lelaki itu dengan takut ketika melihat ke bawah untuk melihat Fio
"yang benar saja"gumam gadis itu kepada dirinya sendiri. "lantas bagaimana kau bisa berada di atas sana anak muda?"ungkap Fio dengan sedikit menyindir
"aku tak tau, aku hanya terus bergerak naik dan ketika melihat ke arah bawah aku tak sadar jika sudah setinggi ini"ujar anak itu dengan terus memegang erat lengannya ke batang pohon tempat dia berada
"siapa namamu?"balas Fio
"aku Brandon"balas anak itu dengan nada suara getir ketakutan di atas sana
"baiklah bran, pegangan yang erat aku akan membawamu turun"ucap Fio dan langsung bergerak menaiki pohon itu. 'untung saja pohon ini besar dahannya dan tidak licin, sehingga mudah untuk di naiki' tutur gadis itu dalam hati seraya terus bergerak ke arah brandon berada.
Tak jauh dari arah mereka, terlihat Evan sedang berjalan dari arah belakang bangunan panti menuju halaman depan. Dewa itu melihat keadaan sekitar untuk mencari Fio, terlihat baju serta dahinya yang basah akibat keringat yang mengucur menandakan banyak sekali yang harus diperbaiki pada bangunan panti tersebut. Dia bertanya kepada salah satu anak apakah tau keberadaan Fio sekarang, anak perempuan itu menunjukkan tangannya ke arah pohon besar di depan panti tersebut. Evan membelai kepala gadis kecil itu kemudian langsung berjalan ke arah pohon yang ada disana. Sesampainya di pohon tersebut, dia melihat ke atas dan terlihat Fio sedang menuntun seorang anak lelaki untuk turun dari pohon tersebut, terlintas di pikiran Evan jika gadis itu telah mencoba berbuat kebaikan dan tersenyum kecil.
"hey Evan! Bisakah kau menangkap anak ini"pikirannya teralih dan kembali kedunia nyata ketika mendengar Fio meneriaki namanya
"ya, tentu saja. It's okay buddy, I'll catch you"balas Evan dengan mantap agar anak itu yakin kepada dirinya. Mendengar ucapan Evan anak itu melihat ke arah Fio meminta kepastian
"tidak apa Bran, jangan takut dia pasti akan menangkapmu. Percayalah"ungkap gadis itu meyakinkan kepada anak lelaki yang sudah gemetaran di sana. "aku akan memberi aba-aba, pada hitungan ke tiga lepaskan tanganmu dariku, okay"lanjut Fio memberi instruksi, namun pegangan tangan anak itu semakin kuat kepada Fio. "Bran percayalah padaku"tukas gadis itu meyakinkan, anak tersebut mengangguk setelah itu Fio memberi aba-aba dan pada hitungan ketiga dia melepaskan genggamannya dari Fio dan Evan pun langsung menangkap tubuh kecilnya dari bawah.
"tidak apa-apa, sekarang kau sudah aman"ungkap Evan kepada anak itu dan anak itupun membuka matanya serta bernafas lega
"terimakasih..."ucap anak itu sambil berdiri dan menatap asing ke arah Evan karena dia belum pernah melihat pemuda tersebut
"Evan, namaku Evan dan namamu siapa?"balas dewa itu mengerti dengan isyarat anak tersebut
"Namaku Brandon, terimakasih sudah menolongku"ungkap anak itu dengan tersenyum kecil. "dan juga untuk dia..."lanjutnya mengalihkan wajahnya ke arah pohon dan juga Evan mengikuti tatapan anak itu dimana Fio masih menurunkan dirinya dari pohon, namun gadis itu terlihat kehilangan keseimbangannya di atas sana dan membuat kakinya terpeleset dari dahan pohon tersebut
"astaga!"tukas Evan melihat keadaan itu dan langsung bergerak untuk menangkap tubuh Fio, untung saja dewa itu bergerak pada waktu yang tepat dan dapat menangkap tubuh gadis tersebut
Fio merasakan tubuhnya tidak terasa sakit melainkan ada tangan yang melingkar di tubuhnya, dia membuka matanya dan melihat Evan menatapnya dengan tatapan memastikan. Dia merasakan kejadian tersebut terjadi hanya dalam satu detik dan mungkin apabila tidak ada dewa itu mungkin sekarang dirinya sudah cedera, untuk kesekian kalinya dia menyelamatkan diriku bisik gadis itu dalam benaknya. Dia mendudukan tubuhnya dan kembali melihat ke arah atas pohon tersebut seperti mencari sesuatu.
"renz kau baik-baik saja?"ucap dewa itu namun Fio tetap fokus menatap ke arah pohon yang dia naiki tadi. Evan merasakan ada sesuatu yang aneh dengan Fio, "renz..."ucapnya kedua kali dan akhirnya gadis itu melihat kearahnya
"ah ya, aku tidak apa-apa. Thanks"balas Fio dengan cepat agar dewa itu tidak curiga, kemudian mata Fio menangkap Brandon anak kecil tadi terlihat khawatir ke arahnya, ia menatap anak kecil itu dan mencoba tersenyum agar tidak perlu khawatir dengan dirinya. Dia tidak tau apakah senyumannya itu terlihat menenangkan atau mengerikan...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
CURSE (Justin Bieber)
Misterio / SuspensoBorn with a curse and die with a curse too, nothing can change ...