{24} IS HE LYING ?

2.4K 88 16
                                    

Happy reading...

Hari ini adalah hari minggu, hari dimana orang orang beristirahat untuk sejenak. Menghilangkan penat untuk sesaat. 6 hari yang berat harus diakhiri dengan hari minggu yang ceria. Sama hal nya dengan pasutri muda yang satu ini, siapa lagi kalau bukan adhit dan iren ?  Dan satu lagi si abang fahri.

Sebenarnya pagi ini mereka berencana untuk lari pagi. Mereka sudah menyiapkan diri dari jam 05.30 pagi. Tapi karena iren yang lelet, akibatnya jam 07.00 mereka belum juga berangkat.

"Lu si ah lama banget" ketus bang fahri kepada iren.

"Lu kayak gatau aja cewek ih"

"Kita kan mau lari na, bukan mau ke mall" ucap adhit.

"Iya iya"

"Ayo let's go kita lari" kata bang fahri.

Mereka pun berlari mengelilingi kompelek. Tapi sepertinya bang fahri lebih memilih berlari di lapangan saja.

Ditengah perjalanan, tiba tiba tali sepatu iren lepas. Namun iren terus saja berlari, hingga adhit yang berada di belakang iren menyadarinya dan menyuruh iren untuk berhenti dulu.

"Na berhenti, benerin dulu tali sepatunya" kata adhit sambil masih berlari. Iren hanya menggelengkan kepalanya berkata 'tidak usah'

"Berhenti na, kalau lu jatuh pan repot" kata adhit. Lagi lagi iren tak memperdulikannya dan terus berlari.

"Na, gua bilang berhenti dulu" tegur adhit yang sekarang sejajar dengan iren. Bisa saja adhit berlari lebih cepat dan meninggalkan iren, namun ia memilih di dekat iren.

"Gak usah gas, males" jawab iren.
Akhirnya adhit hanya bisa mengalah, entah apa yang membuat iren bandel seperti ini.

Mereka pun berlari beriringan mengelilingi komplek. Sesekali mereka menyapa tetangga yang juga sedang berlari. Mata mereka juga asik memperhatikan orang orang yang sedang menyapu, menyiram tanaman, hingga tukang sayur keliling yang dikerumuni ibu ibu :v

Sekarang adhit berlari lebih dulu dari iren, ia berada tepat di depan iren. Tiba tiba ada serawut benang yang iren injak dan akhirnya membelit sepatunya. Kaki iren berusaha untuk melepaskan benang tersebut, tapi ia malah menginjak tali sepatunya sendiri. Alhasil badan iren kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

"AAAWWW" Teriak iren. Adhit langsung berbalik badan dan menghampiri iren, dilihatnya iren yang meringis sembari memegang lutut.

"Na !"

"Sakit..." ringis iren. Adhit melihat serawut benang yang masih membelit sepatu iren. Ia mengangguk tanda mengerti kenapa iren bisa terjatuh seperti ini. Kemudian adhit melepaskan setiap lilitan benang tersebut.

"Ayo berdiri" kata adhit sembari menarik tangan iren agar iren berdiri. Adhit menuntunnya ke bangku taman disekitar mereka.

"Duduk" iren duduk berhati hati dengan masih memegangi lututnya.

"Lu tunggu disini" kata adhit yang diangguki oleh iren.

10 menit kemudian...

Adhit datang membawa dua botol air mineral dan beberapa hansaplas. Kemudian ia duduk di bawah, hingga wajahnya sejajar dengan lutut iren.

Ia mengangkat celana iren hingga ke lutut, dilihatnya terdapat luka yang cukup mengganggu iren, kulitnya terkelupas. Adhit hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian ia langsung membersihkan setip luka di lutut iren. Selanjutnya ia keringkan lukanya menggunakan tissue. Terakhir ia tempelkan dua hansaplas tepat di lukanya.

"Dah, bandel sih dibilangin. Kalau aja lu tadi nurut sama gua, gak akan gini kan. Lain kali dengerin gua kenapa, hah" tegur adhit sembari membetulkan tali sepatu iren. Oh ayolah, adhit benar benar suami yang baik bukan ?

ADHIT DAN IRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang