Mentari telah meninggalkan langit Bali, gelap datang menghampiri. Sudah hampir sejam aku duduk disini, dan masih sama Devi duduk di sampingku. Aku tak bicara sejak tadi. Aku sudah tak memiliki banyak tenaga untuk menyampaikan isi hati, semua yang telah aku bangun telah hancur dengan satu kalimat walau ada keinginan kecil untuk terus membangunnya hingga mencapai apa yang aku mau. Tapi. Apa ini hal yang salah, bila aku ingin terus selalu ada untuknya.
“Kamu kok ga jawab dari tadi? Emang aku lagi ngomong sama pasir?” Kata Devi
Sepertinya waktu-waktu yang hening terus berlalu, baiknya aku tak harus terus diam padanya. Aku melihat ke arahnya.Banyak yang tergambar di matanya, yang tak ingin ku baca sama sekali .
Aku tak ingin mendengarkannya, napasku semakin sesak setiap mendengar suaranya.Tolong jangan membuatku merasa kehilanganmu, karna nyatanya aku tak pernah memilikkimu.
“Kalau kamu mau berubah, aku bakal tetap sama.” Lanjutnya pelan.
Sebenarnya, memang lebih baik aku tahu dari dia sendiri daripada aku tahu dari orang lain karna itu mengurangi rasa sakitku.
“Aku ga benci kamu, Aku benci diri aku sendiri yang bisa-bisanya sayang sama kamu.” Jawabku pelan.
“Kalo kamu mau benci sama diri kamu sendiri biarin aku yang sayang sama kamu.”
Kalimatnya malah semakin aku tak mau lepas darinya, kepalaku terasa sangat panas karna menahan segala keresahanku. Aku jadi teringat omonganku pada Ilman banyak orang yang saling sayang tapi tak bisa bersama, dan ada yang saling bersama tapi tak saling sayang.
“Oi lu berdua dimari yaa, dicariin. Ayo balik ke hotel yang lain udah nungguin. Segala kabur lu bedua.” Kata Kak Angga yang datang berdua dengan Kak Aya.
“Mana dichat gak ada yang bales lagi.” Sambung Kak Aya.
Aku berdiri lalu mengulurkan tanganku untuk membantu Devi berdiri, tapi ia tidak melepas tanganku. Aku tak bisa menolak, malah aku malah memberikan senyumku, senyum yang ku harap membuatnya yakin kalau aku tak akan merubah perasaanku.
Tuhan, tolong hentikanlah waktu ketika ia memegang tanganku erat-erat.
Biarkan aku berada lebih lama dalam genggamannya.Selama di Bis, ia tetap bersandar padaku. Aku hanya selalu pasrah padanya. Sesuai dengan janjiku aku akan selalu membuatnya nyaman saat bersamaku. Aku mengangkat tanganku lalu merangkulnya dengan tangan kiriku menyentuh bahunya mendorongnya untuk lebih dekat padaku.
Aku tahu aku tidak bisa menggapai hatinya,
tapi tetaplah bersandarlah padaku untuk hari ini dan mungkin untuk terakhir kalinya.------------------------------------------------------
Pagi ini tak ada jadwal dari sekolah, kami dibebaskan hari ini karna nanti sore kami akan kembali ke Bogor. Aku tak tahu harus kemana lagi, sejak semalam aku mengurung diriku di kamar, aku belum bercerita lagi pada siapapun cukup aku dan hatiku yang tahu aku yang tersakiti.
Bahkan Ayah dan Ibuku menelpon tak ku angkat. Devi pun, ia menelponku tapi tak ku angkat. Aku berlindung dibalik selimutku, mencoba untuk tidur kembali berharap setelah bangun aku bisa melupakan semua yang Devi ucapkan padaku.Tapi semakin aku memejamkan mata, selalu nama Devi yang melintas dibenakku. Rasanya aku ingin mencuci otakku agar otakku bersih dari semua kenangan tentangnya. Aku tak membencinya, aku terus menyalahkan diriku sendiri, jatuh terlalu dalam hingga aku tenggelam dan bersusah payah untuk kembali ke daratan.
Aku memilih mundur, karna aku tahu siapapun tidak berhak merusak sepasang manusia yang saling memiliki. Walau aku menyesal bagiku ini adalah penyesalan yang indah, mengenalnya, menghabiskan waktu dengannya, menjaganya saat ia lelah, membuatnya tertawa, dan mengaguminya pun sudah menjadi sebuah cerita yang indah bagiku.
Doaku akan selalu menyertainya, berharap ia selalu bahagia. Aku akan selalu menjaganya dari jauh, dan mengaguminya semua tentangnya dari jauh karna cinta tak harus selalu menguasai.
Di Bandara aku sempat bertemu dengan Devi tapi aku sama sekali tak ingin untuk bicara lagi padanya. Aku hanya tersenyum. Meski sakit aku tersenyum, seolah tak ada yang terjadi seolah aku baik-baik saja.
Aku harus tersenyum, saat aku melihatnya ia masih sama masih tersenyum manis.Terimakasih Bali untuk satu cerita indah dengan banyak rasa, sampai bertemu lagi.
------------------------------------------------------
Kembali ke kehidupan sekolah, Athan dan Vio semakin bahagia tapi aku tak tahu apa mereka sudah jadian. Aku ikut senang karna akhirnya Athan berhasil untuk bangkit dari luka lamanya akupun berharap untuk bisa bangkit sepertinya, tapi lebih baik aku fokus pada basket karna sebentar lagi akan ada kompetisi penting.
Behan dan Kyla sudah berpacaran sejak di Bali, aku tak mau kasar tapi sebenarnya Behan adalah orang ketiga dalam hubungan Athan dan Kyla tapi ia berakhir bahagia tidak sepertiku.
Daffa juga terlihat semakin genit, entah sudah berapa banyak perempuan yang ia dekati dan berapa banyak lelaki yang ia tikung.
Ceritaku tentangnya mungkin berakhir, tapi setiap kisah dan pelajaran yang ku dapat akan selalu ku rekam dan ku simpan dengan baik dalam hatikku. Semoga kamu bahagia Dev dalam setiap langkah yang kamu pilih dari aku yang memilih untuk mengagumimu dari jauh.
TAMAT.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumimu Dari Jauh (Completed)
Teen FictionAku tak bisa mengungkapkan perasaanku, hembusan angin terasa sangat menyenangkan seperti lagu yang sedang ku dengarkan bersamanya. Dibawah langit yang cerah berawan aku mendapatkan tubuhmu yang hangat bersandar lemah padaku. Apa dia mendengarnya? J...