Tiga: Hujan

1.2K 87 9
                                    

Keheningan malam menyelimuti Marsha, Hawa dingin juga mulai menusuk pori pori nya.
Dirinya kini berada di teras kamarnya.
Berharap ada seseorang yang memarahi nya karna masih berada di luar kamar, tapi harapannya takakan pernah terkabul.

Keheningan itu kini mulai membuat Marsha mengantuk.
Dengan sebuah susu, dan diary milik nya.
Tak lama dia benar benar tertidur di ayunan teras nya itu.

  Tangisan yang sebelumnya ia isakan kini berhenti, namun air mata nya masih tersisa di pipi nya.
Kehadiran sesosok orang tua yang Marsha inginkan saat ini, kasih sayang dan perhatian dari mereka.

Suara decitan pintu terdengar di kamar Marsha, Seorang wanita paruh baya berpakain rapih memasuki kamar Marsha.

Dia tidak melihat Marsha di ranjang nya. Ia pun mengalihkan pandangannya menuju pintu teras yang terbuka.

  Dan dugaannya benar Marsha kini tertidur di ayunan miliknya.
Dengan aga sedikit kesulitan wanita itu menggangkat Marsha menuju kamarnya.

Setelah membawa Marsha ke ranjangnya, Dia menyelimuti Marsha dan mengecup keningnya.

"Maafin mama ya, nak. Mama gak bisa jagain kamu kaya dulu"
Ucap wanita itu dan pergi berlalu.

***

  Devin Kini berdiri di Teras kamarnya, melihat bintang bintang yang meneranginya dalam gelap malam.

Di saat seperti ini biasanya dirinya selalu bernostalgia dengan kenangan masa lalunya yang terus menghantuinya.

Dia merindukan segala sesuatu yang bersifat tentangnya.

Angin kini Berbisik ke telinganya seolah olah ingin membisikan sesuatu. Apakah ini pesan darinya? Entahlah.

****

     Hujan kini membasahi bumi di pagi hari. Devin yang hendak berangkat sekolah agak sedikit kesulitan. Dia pun memiliki ide untuk mengenakan jas hujan, dan dia mengambilnya menuju gudang. Dan segera pergi ke sekolah memakai motornya.

    Tetesan hujan mebasahi jas hujan yang dipakai Devin. Tubuhnya agak sedikit kedinginan. Di perjalanan tak senggaja Devin melihat sesosok wanita beseragam SMA berdiri di pinggir jalan dengan payung. Devin pum memutar balik motornya menuju berdirinya wanita itu.

"Heh, lo mau gu,,,,,," ucapan devin tergantung ketika melihat secara jelas siapa yang ia tawari tumpangan.

"ELO!!!!!!!" Teriak Marsha kamu pada Devin.

"Urusam kita blom selesai!" Lanjut Marsha dengan mengepalkan tangan kirinya.

"Ah, males gue berurusan sama lo!" Devin pun menyalakan mesinnya dan pergi.

"Ehhhh Tunguuuu!!!!" Teriakan Marsha membuat Devin menghentikan laju motornya.

"Masa lo tega ninggalin cewe sih!" Ucap Marsha.

"Gue gak tega kalo cewenya bukan elo!"

"Nanti gue bayar dah. 50 rebu?  100 rebu?"

"Lu kira gue tukang ojek!"

"Ahhh, bodo" Marsha pun melipat payungnya dan masuk ke dalam jas hujan Motor Devin.

"JAFTY "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang