SATU
Jakarta
"salah ya gue kalo gue masih terjebak?"
"Enggak, lo bukan setia. Tapi lo berambisi menjadi seorang yang hebat dengan kesetiaan. Padahal itu hal yang bodoh!"
Arika Kielh Amberly, kerap dipanggil "Arik" wanita polos berumur 28 Tahun yang bekerja disuatu tempat "Cari jodoh" tinggal di apartemen kecil bersama temannya. Dengan sewa perbulan yang relatif murah. Dengan gajinya yang pas-pasan, ia mampu membiayai hidupnya dan membayar sewa apartement itu.
Terik panas mentari menyinari ibu kota Jakarta di jam makan siang, semua pekerja kantoran keluar untuk mencari makan. Ada yang makan di kafe, restoran, kantin kantor, bahkan warung pinggir jalan. Tak terkecuali Arik, ia keluar bersama temannya yang satu kantor dengannya "Nana". Nana adalah teman terdekat Arik, bisa dibilang mereka adalah saudara dari kecil, karena Arik dan Nana berteman sejak SD sampai sekarang.
"panas banget dah nih Jakarta" Arik mengibaskan selembar kertas yang ia bawa dari tadi.
"Ah elah, gimana gak panas? Lah macet kayak gitu dijalanan. oh ya rik, lo mau makan apa?" tanya Nana saat sampai di salah satu kafe disana.
"kalo panas kayak gini sih, yang pasti bukan yang pedes. Gue mau Americano sama apalah terserah lo" jawab Arik yang sudah duduk sambil bersandar memainkan hpnya.
"tunggu ya" Nana pergi untuk memesan makanan. Dan Arik menunggunya di tempat yang sudah mereka dapatkan.
Kafe itu dipenuhi pekerja kantoran, siswa SMA, dan mahasiswa. Ada yang sibuk mengobrol, menatap laptop, memainkan hp, bahkan cabe-cabe anak SMA terlihat cekikikan bersama. Sudah pasti topik mereka adalah "cowok".
"Udah?" tanya Arik pada Nana yang duduk didepannya
"Udah, eh rik. Kasus yang itu gimana?" Arik menghembuskan nafasnya dalam.
"ya gimana, gitu-gitu aja. Ini cowoknya yang kurang ajar sih, capek gue nyariin solusi masalah ini" jelas Arik dengan malasnya
"ini, gue mau bahas disini. Ada kasus lagi" Nana memberikan beberapa lembar kertas yang sudah di jepret.
"Ada lagi? Aduhhhh"
"permisi mbak.. selamat menikmati" pelayan di kafe itu datang membawa makanan yang sudah dipesan Nana.
"makasih mbak" sahut Nana
"nih, makan dulu. Jangan pikirin pekerjaan dulu." Kata Nana menyodorkan makanan Arik
Arik mengambil sendok garpu dan pisau untuk memotong dagingnya. Disisi lain matanya tertuju pada gadget miliknya.
"lo kenapa ngeliatin hp aja sih dari tadi? Gak ada yang chat juga!" ejek Nana yang sibuk memotong daging.
"iya tau udah anniv ke 3, jangan gitu juga kali." Arik mengkerutkan mulutnya. Lalu matanya tertuju pada daging yang ia potong.
"lo udah tau info itu gak rik?"
"yang mana? Yang call center dipecat gara-gara ngebentak customer padahal dia lagi PMS sama pacarnya itu?" lanjut Arik
"Ahh itu mah bukan info kali, itu kan topik terpanas minggu ini dikantor"
"terus apa?" tanya Arik
"itu, seminggu lagi si mbak Dhea ngadain razia." Nana membagi potongan dagingnya ke Arik yang tidak selesai memotong dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATRAPADO (Belum Direvisi)
Teen Fiction(vote+comment) Arik memerlukan uang! Dengan terpaksa dia menerima tawaran untuk menjadi pacar bayaran seorang homo yang ingin dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa oleh orang tuanya, karena ketahuan Homo. Tapi lambat laun Arik bukan lagi pacar bayaran. Apa...