Populer

41 6 1
                                    

"Rawnie Jasmeen, itu namaku. Cantik? pintar? berbakat? sempurna? Tak bercelah? Oh ayolah, kata-kata itu sudah terasa hambar sekarang, hampir semua setiap orang menyebutku seperti itu. Kalian tidak perlu menambahkan nama kalian ke dalam daftar penggemarku, aku telah memilikinya tanpa ku minta. Terkadang semua pujian itu terasa memuakkan. Tapi yah, aku menyukainya. Kalian tau, pujian itu penting untuk menambah kepercayaan diri bukan? Tapi jangan salah sangka, aku bukanlah cewek populer yang hanya peduli pada hal-hal semacam itu lalu hidup menyendiri tanpa seorang teman, menyedihkan. Aku memiliki seseorang yang senantiasa berada di sampingku dan aku sangat mempercayainya. Walaupun... baiklah kita lupakan dulu tentang itu, intinya aku sangat bersyukur memiliki teman sepertinya. Sekarang apa lagi? Kalian bertanya apa aku cantik? Hei, bagaimana aku bisa sepopuler ini kalau aku butuk rupa?
Kekasih? Entahlah, aku kadang bingung untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Aku benci untuk mengakuinya tapi tenang aku akan menjawab, ya aku memilikinya satu. Kau puas?"

*****

"Princess datang tuh"

Seorang siswi tampak keluar dari sebuah mobil putih mewah dengan dibukakan pintu oleh supirnya. Sedangkan siswi lain tampak sedang mencibirnya. Ungkapan rasa iri oleh kesempurnaan hidup siswi yang saat ini tengah berjalan anggun di depan para siswi lainnya didampingi oleh seorang siswi yang tampak selalu mengekorinya.

"Terimakasih," terlihat siswa memberinya bunga secara bergantian.

"Dira, sudah berapa kali ku katakan jangan pernah berjalan berdampingan denganku,"

"Maaf Rawnie, jalanmu terlalu cepat jadi..."

"Lupakan, tetaplah di belakangku. Ini, bawakan untukku. Dan satu lagi berhenti memanggilku Rawnie,menjijikan," ucapnya memberikan tumpukan bunga ke siswi yang mengekor di belakangnya.

Rawnie Jasmeen, semua tentangnya selalu menuju kata sempurna. Cewek dengan nama panggilan dari lahir Rawnie tapi lebih memilih dipanggil Jasmeen ini selalu membuat semua orang melirik kepadanya. Dari pandangan mengagumi sampai pandangan tidak suka sudah sangat biasa baginya. Cewek sempurna dari segi fisik namun tak karuan dari segi sikap. Sombong, jauh dari kata menghargai, dua hal inilah yang selalu mendatangkan pandangan tak suka untuknya. Belum lagi sifatnya yang temperamen. Marah-marah tidak jelas kepada setiap orang yang tidak sengaja berbuat sesuatu yang menurutnya kesalahan yang tak pantas dimaafkan.
"Bukankah wajar bagi orang sepertiku bersikap seperti itu? Iri bilang saja, gak usah sok gengsi," kata-kata yang selalu menjadi jawaban atas keirian para cewek-cewek lain kepadanya.

Cantika Adira, biasa dipanggil Dira. Seseorang yang selalu ada di samping Rawnie tanpa memandang sikap mengerikan Rawnie, senantiasa menerima Rawnie apa adanya bagai kalimat tak lekang oleh waktu. Kalimat ini mungkin bisa menggambarkan betapa setianya Dira pada Rawnie. Walaupun yang diabdikan acuh tak acuh saja dan bersikap seakan-akan itu bukan apa-apa. Dira adalah satu-satunya manusia yang mampu bertahan berada di sisi Rawnie,mengikuti Rawnie kemana-mana bagai budak pelayan.

"Ah, maaf Jasmeen, sekarang kita ke kelas ya?" Tanya Dira mencoba sabar

"Tidak, aku ingin duduk di sana," Jasmeen menunjuk salah satu bangku di dekat lapangan basket yang tengah digunakan oleh anak-anak ekskul bermain basket. Mereka duduk di salah satu bangku dekat sana. Lebih tepatnya hanya Rawnie yang duduk sedangkan Dira dibiarkan berdiri sambil memegangi tas miliknya dan Rawnie, jangan lupakan setumpuk bunga tadi.

"Wah, lihat siapa ini? kau sengaja menemuiku disini ya?? Kenapa, kangen ya? Baru juga berapa jam," seorang siswa menghampiri mereka sambil cengengesan memegangi bola basket yang baru saja diambilnya di dekat tempat duduk yang kini di duduki Rawnie.

"Aku ing...," belum sempat Rawnie menyelesaikan kalimatnya. Dua temannya datang menghampiri. Gerald dan Riana.

"Jasmeen!!" Teriak mereka bersamaan.

You're (not) beautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang