"Kejadian ini sungguh mengingatkanku akan sebuah legenda yang berasal dari Asia Tenggara, tepatnya di negara Indonesia."
"Jenius," lirikan beralih pada Clue. Senyum berkembang namun segera lenyap terhapus getir, "peristiwa ini memang jauh di luar nalar. Tetapi sebagai orang yang bertindak dalam tolak ukur manusia, tentu kita harus mengedepankan logika, bagaimanapun caranya."
"Jadi tugas kita adalah--"
"Pergi dan selidiki apa yang terjadi di sana, kalian tidak boleh pulang tanpa membuahkan hasil." Zamrud itu memicing tegas bersama otoritas yang bergumul pekat. Mencekik suasana dengan ketegangan yang mencekam.
"Sebab... Agen SSA tidak pernah gagal!"
Warning (!)
Tekan vote sebelum membaca! Hargai karya author dengan meninggalkan jejak! 👣
Terima Kasih 👍
Satu jam berlalu sejak briefing utama itu selesai. Kini mereka memilih ruang koordinasi sebagai tempat berkumpul, menyusun stategi yang hendak digunakan untuk misi tujuh hari kedepan. Sebuah meja exlusive dengan sepuluh kursi panas yang terletak di tengah ruang, menjadi saksi pertemuan mereka hari ini.
David duduk bersilah dengan kedua tangan bertumpu di atas meja, sedang jemarinya mengetuk pelan penopang kayu tersebut. Tampaknya kegusaran belum jua hilang semenjak briefing itu berlangsung. Entah mengapa ada bagian dari dirinya yang masih tak bisa menyetujui perintah Pak Kepala. Hal itu sunguh aneh, mengingat dirinya telah bertemu sapa dengan banyak kasus yang sulit dan mustahil. Tetapi kali ini firasatnya buruk, tak pernah David merasa sepesimis ini sebelumnya. Apalagi, ketika mereka di kejutkan oleh berita serangan aneh yang menimpa anggota polisi sebelumnya.
Tak jauh berbeda dengan para anggota yang menempati kursi sesuai nomor. Meski raut mereka beragam, namun tiada satupun yang menunjukkan gestur santai seperti biasa. Clue tetap datar dan hanyut dalam kebisuan tanpa terusik, Anne lebih sering menunduk sesekali menggigit bibir gelisah, Zero memandang ke luar jendela seolah tak peduli apapun, Finny menyeringai takut-takut, sementara Ken duduk tegang dalam posisi bersandar.
"Nah," keheningan akhirnya retak ketika Jack membuka suara untuk pertama kalinya. Senyum lembut terbit tepat ketika kornea matanya mengawasi satu persatu raut tegang rekan-rekannya. Jika di ibaratkan, suasana kali ini lebih mirip seperti kuburan dari pada ruang rapat. Bahkan Ken dan Finny----dua makhluk yang terkenal berisik itu----belum mengucap sepatah katapun sejak awal memasuki ruang tersebut.
Jack membagikan sebuah peta cetak pada masing-masing personel. Sebagai seorang yang menguasai teknik informatika, perannya cukup penting sebagai pemandu dalam misi kelewat penting kali ini.
"Sebelum kita membahas lebih lanjut, tolong perhatikan peta ini. Ini adalah peta lokasi untuk misi kita," ujar Jack memaparkan. Cengiran khas di bibirnya tertarik dan kian mengembang, mengundang atensi dari pemilik pasang mata yang semula hanyut dalam dunia masing-masing.
Clue mengangguk pelan. Iris kelamnya lekat, meniliti objek yang terselip di kedua jarinya. Lokasi itu berada tepat di tengah hutan yang terhimpit oleh aliran sungai, semak dan curam dimana-mana. Akses jalannya pun amat sempit, hanya berupa jalan setapak kecil nan terjal. Satu-satunya cara untuk menuju kesana hanyalah dengan berjalan kaki. Hal ini tentu akan membutuhkan waktu yang tidak singkat, mungkin sekitar setengah hari di perjalanan. Itupun jika tidak terjadi hal di luar rencana.
"Ini sepertinya ... Mengerikan," komentar Anne pelan terusik gentar. Ia mengamati peta di tanggannya dengan wajah yang mulai memucat. Keringat dingin luruh dari pelipis, bahkan getar-getar kecil samar tampak saat ia mengalihkan tatapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Labyrinth [ HIATUS ]
FantezieDC's STORY MOVIE 1 [ Fantasy, Action, Mysteri ] Lucious David, Clue Riddle, Ken Aoki, Clarissa Z. Brick, Finiash Morgan, Jack Turner, Anetta Mc. Tavish. Itulah sederet nama agen yang paling berpengaruh di SSA. Bagaimana jika mereka menerima sebuah...