Awal

1 1 0
                                    

"Kita dipisahkan pada keadaan yang tidak pernah diduga, hingga akhirnya kita saling merindukan"

-Tertanda wanita yang kau tinggalkan


Daun yang indah -pikirku

Mengelantung pada dahan pohon yang sangat kuat dan kokoh, Memerhatikan itu, aku berpikir bisakah aku menjadi daun itu? Dan kau -maksudku Azka- yang menjadi pohonnya? Bisakah itu semua terjadi?

Namun ketika angin berhembus, daun itupun mengikuti arah kemana angin itu pergi. Jika daun itu saja pergi dengan hembusan angin yang menyejukkan kenapa aku merasa tidak menerima, aku rasa aku tau jawabannya.

Tadinya aku berharap daun itu sepertiku, lalu dahan pohonnya seperti Azka. Aku tidak terima itu semua, hembusan angin itu seperti Dia, kenapa ini seperti ada kaitannya dengan kisahku.

Aku duduk dibangku taman, dibawah langit yang biru dan cerah itu, Kupejamkan mata dan tertunduk, aku memikirkan Azka lagi, dan lagi.

"aku benci kamu Azka. Ak..aku benci. Benci Dia, benci kamu, dan aku benci diriku sendiri" teriakku dalam hati

"Aku capek seperti ini Ya Allah" doaku

Aku memandang ke atas langit berharap Allah mendengarkan jeritan hatiku, aku selalu seperti ini, disaat keadaanku terpuruk.

Berharap Azka tau kebencianku padanya.

"Sya, Sya hai" Teriak Airin padaku.

Aku memandangnya yang sedang berlari ke arahku dengan napasnya yang terengah-engah, dia mendekat dan langsung duduk di bangku sebelahku yang saat itu memang hanya aku yang menguasai bangku itu.

"Sya lo tau nga?" ucapnya penuh semangat, aku pikir anak ini memberi jeda untuk dirinya bernapas sedikit saja, namun pikiran aku salah

"nga tau lah" responku lebih semangat,

Airin meresponku dengan Diam.

Kulihat wajah Airin kesel dengan aku, dan kukira dia tidak mau lagi melanjutkan apa yang dia beritau ke aku

"yah kan gue belum ngomong kali, makanya lo deng.." Oh astaga aku kira dia bakal diam terus tapi dengan semangatnya itu, dia masih saja lanjutin

"iya ia, lo ngomong aja" akhirnya aku meresponnya dengan serius

"yah nga lo motong juga kali ucapan gue" okelah aku salah

"ia deh maafin gue" kata aku sambil memohon ampunnya

"gue maafin deh" Jedanya

"Oke sekarang gue mau lanjutin omongan gue" Lanjutnya,

aku cuman menatap wajahnya yang imut itu, lucu deh, rasanya aku ingin tertawa
Karna Airin lah satu-satunya sahabat aku yang selalu tau kapan aku butuh dia tanpa harus aku beritahu dan aku berpikir apakah aku bisa seperti Airin, di setiap susahnya aku akan ada. Karena aku akan menjadi sahabat yang terbaik buat Airin dengan apa yang selalu dia lakuin buat aku
Terima kasih Airin, kau selalu tau aku

"kan tadi itu, gue liat azka tuh ya sama ceweknya gitu, trus asal lo tau yah Sya. Dia tuh kek nga suka banget sma tuh ceweknya. Lagipula tuh cewek kek nga mau banget dah klau Azka merhatiin yang lain selain dia gitu loh Sya"

"Airin kenapa sih selalu merhatikan mereka, biarkan mereka hidup tenang tanpa aku" ucap ku hanya bisa mengatakannya dalam hati

Ku pejamkan mata berharap ada kekuatan yang ku dapat, dengan melalukan ini. Aku buka mataku dan itu berhasil.

Hal itu memang selalu berhasil bagiku.

"eh kok lo diam gitu aja Sya"

"Yah kan lo nga mau klau bicara lo gue motong" sergaku

sebenarnya aku ingin sekali mengatakan bahwa aku tidak mau mendengarkan cerita mereka Airin tapi, aku ingin menghargaimu sebagai sahabat aku yang mendengarkan ceritamu, biarpun itu bukan keluh kesahmu.

"Bener juga apa yang lo ucapin Sya, Hahaha"

"Eh lo kok ketawa sih Rin, ngawur banget dah" emang nga ada yang lucu kan, dasar Airin

"eh.." belum sempat dia ngucapin sepatah kata, aku langsung aja narik tangannya lalu berlalu dari bangku taman itu

"Yaelah daripada tambah ngawur aja lo, mending kita nyari makan yah" tawarku

"Ia. Makannya dekat sini aja, lagian aku lapar banget nunggui lo" sergaku sebelum akhirnya Airin menjawab

Maafkan aku Airin sayang, sebenarnya aku tidak mau mendengarkan cerita mereka lagi, bagiku mereka sudah mati, bersama dengan perasaanku yang sudah aku kubur dalam, begitu dalam, hingga akhirnya aku tidak dapat mengapainya lagi.

"ya udah, memang seharusnya lo makan"
Melepaskan genggaman tanganku, lalu mengapai pipiku dan mencubitnya gemes

"ih apaan sih Rin, sakit tau"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tolong Tinggalkan Vote dan Comment kalian yah Readers.

Karna saran dari para pembaca sangat bermanfaat bagi Author

Ps: FirtsStory Aku😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ending?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang